Skip to main content

Nyepi ke-4 di Bali

Taken at 3am-ish Tahun ini adalah tahun ke-4 gw nyepi di Bali. Ketagihan banyak Nyepi di Bali. Tahun ini juga semua serangkaian Nyepi terasa kembali normal. Normal dalam artian, kegiatan yang berhubungan dengan Nyepi sudah mulai dilaksanakan secara utuh. Karena 2-3 tahun sebelumnya masih nggak 100%, kali ini jauh lebih meriah.  Upacara dimana-mana. Jalanan ditutup, diputar, dimana-mana. Melasti yang bisa aja kalau kalian nggak tau ya "kejebak" macet. Gw nggak suka keramaian, tapi prosesi-prosesi kejutan yang gw nggak sengaja liat di jalanan tuh menyenangkan sekali. Riuhnya kerasa buat gw.  Big offerings 2-3 tahun lalu, seingat gw ATM tuh tutupnya H-1 Nyepi tapi jam-jam sore. Tahun ini jam 10 pagi ATM udah mati semua. Tahun ini juga gw tiba-tiba perlu urus visa yang mepet Nyepi, dengan janji temu hari kamis. Hari kamis ini masih ngembak geni, kegiatan belum ada yang 100%. Kalaupun ada pasti bukanya di atas jam 10 atau jam 1 siang.  Gw perlu print beberapa dokumen terakhir yang

Hargai hak cipta

Dulu saat mengambil data dari internet, saya tidak pernah mencantumkan sumbernya. Tidak pernah saya kutip karena memang saya malas menuliskan kutipannya. Sampai pada akhirnya seorang guru terkesan dengan presentasi kelompok saya dan menanyakan “dapat dari mana kamu Pris ini?”, saya jawab dengan gampang, “Internet bu”. Ehh ibunya nyolot “Ya internet itu kan banyak, yg spesifik dong. Lain kali tulis sumbernya, kalau orang lain pengen cari kan gampang. Jadi bisa dapat sumber yg bagus juga”.

Nahh.. yang selanjutnya adalah menuliskan kutipan di skripsi. Menulis kutipan di skripsi itu benar-benar menyebalkan. Karena harus mecicili  sampai detail terkecil. Mengingat kampusku dulu adalah kampus yang super teliti dengan hak cipta, jadilah setiap kali dapat di internet tidak bisa serta merta asal ambil saja. harus ditelisik hingga akar-akarnya. Alhasil saya berbulan-bulan cuman melototi sumber referensi *lupa isi skripsi*.

Dan itupun terjadi ketika saya menulis blog ini. Dulunya saat saya mengambil tulisan orang lain, atau gambar orang lain, jarang saya cantumkan sumbernya. Tapi untung saja kebanyakan foto disini adalah sumber pribadi. Jadi nggak perlu mencicili lagi untuk mengedit tulisan lama.

Tapi sejak itu saya jadi terbiasa untuk mencantumkan sumber referensi. Karena referensi itu sangat menolong kita untuk membuktikan bahwa omongan kita bukan bualan semata. Dan orang tidak akan bisa membantah perkataan kita yang ada buktinya. Jadilah kita aman.

Selain itu, kita menghargai hak cipta orang lain. Saya juga pernah merasa “Gimana kalau tulisan kita yang diambil orang lain tanpa mencantumkan sumber aslinya?”. Agak sedih ya. Karena jika orang lain membaca karya kita yang ada di laman orang lain, dan dilain kesempatan pembaca tersebut menemukan tulisan kita, ujung-ujungnya mereka mikir “Ah ni orang jiplak tulisan orang itu”. Padahal tulisan kita yang original.

Oleh karena itu seyogyanya kita harus mencantumkan sumber asli jika kita memang merefer pada karya tersebut. Hargai hak cipta karya anak negeri. Dengan menghargai hak cipta orang lain, kita tidak akan kehilangan apapun kok. Jangan jadi maling lah ya yang suka ambil punya orang lain tanpa ijin. Malah kita menjadi orang yang spesial karena menghargai orang lain adalah sama dengan menghargai diri sendiri.

Have a nice day :)

Comments

Popular posts from this blog

Nyepi ke-4 di Bali

Taken at 3am-ish Tahun ini adalah tahun ke-4 gw nyepi di Bali. Ketagihan banyak Nyepi di Bali. Tahun ini juga semua serangkaian Nyepi terasa kembali normal. Normal dalam artian, kegiatan yang berhubungan dengan Nyepi sudah mulai dilaksanakan secara utuh. Karena 2-3 tahun sebelumnya masih nggak 100%, kali ini jauh lebih meriah.  Upacara dimana-mana. Jalanan ditutup, diputar, dimana-mana. Melasti yang bisa aja kalau kalian nggak tau ya "kejebak" macet. Gw nggak suka keramaian, tapi prosesi-prosesi kejutan yang gw nggak sengaja liat di jalanan tuh menyenangkan sekali. Riuhnya kerasa buat gw.  Big offerings 2-3 tahun lalu, seingat gw ATM tuh tutupnya H-1 Nyepi tapi jam-jam sore. Tahun ini jam 10 pagi ATM udah mati semua. Tahun ini juga gw tiba-tiba perlu urus visa yang mepet Nyepi, dengan janji temu hari kamis. Hari kamis ini masih ngembak geni, kegiatan belum ada yang 100%. Kalaupun ada pasti bukanya di atas jam 10 atau jam 1 siang.  Gw perlu print beberapa dokumen terakhir yang

Life recently #2

Ternyata seminggu nggak nulis ya.. udah ngelewatin jumat ceria juga 😁 Gara-garanya apa hayo???? Year-end schedule di kantor. Ini jadwal serem banget deh tiap tahunnya. 3 affiliates ini pada borongan ngasih kerjaan seabrek kepadaku yang lemah tak berdaya. Pulang juga sering jam 7 malem, mentok jam 8 tapi sih haha. Ogah bener 12 jam lebih kerja. Gara-gara kerjaan yang tak kunjung usai dan bakalan berlanjut hingga pertengahan desember, fokusku jadi kurang dong. Mana sibuk ngurus prenup juga.  When you feel depressed and stressed, you need something cold called ice cream. This one is Zangrandi ice cream Kemarin, waktu arrange janji sama notaris, karena males kelamaan via email akhirnya coba telpon lah ya, begini jadinya : Aku : halo… Dia : iya halooo… *dengan suara bantal* Lah kok suaranya begini sih Aku : dengan bapak x? dia : Bukan mbak *masih dengan suara bantal* Aku : hah? Bukan? Ini bukan notaries? dia : ini toko bangunan mbak Zingggggg…. Buru

Drama Jogjakarta #1

Ceritanya, apes sih, kan aku udah ngeyel banget buat tes bahasa Korea di Jogja. Udah set up the date deh, eh lakok jadwalnya sama pas dia dateng. Yaudah terpaksa kan akhirnya harus ikut dia ke Jogja. Ada dramanya? Ada dong jelas.    Jadi seperti rencana, yang mau tes itu saya sama sahabat saya. Kita sepakat berangkat dari Surabaya naek kereta. Oke fix kita berangkat dari Gubeng naek kereta Sancaka Pagi yang notabene bisnis (apa eksekutif ya?? Lupa ding). Karena hanya 5 jam perjalanan, ok saya bisa terima. Dan ini kereta bisnis, agak mendingan la ya daripada yang ekonomi. At least si mas bilang ‘I like it’. Lega deh.   Sancaka pagi Nah saya itu nggak pernah tau kalo Gubeng itu ada dua. Yang lama sama baru. Nah kita naek taksi kan bilang aja gubeng naek sancaka pagi, bapaknya udah tau sendiri dong. Belom check ini, jadi harus satu jam sebelum berangkat kalo nggak gitu nggak bisa keluar tiketnya. Kereta berangkat jam 7.30 pagi dan saya jam 6 sudah disana. Check in dan be