Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Klik itu penting

Memilih kos selalu gampang-gampang susah bagi saya. Kenapa? Karena harus benar-benar sreg dan pas di hati. Sebagus apapun kosnya tapi kalau tidak sreg ya nggak bakal saya ambil. Kos di Malang misalnya, mendapatkan rekomendasi dari seorang kakak kelas yang tinggal disana. Jika dilihat secara umum dari depan, kos ini bukanlah kos yang wah dan bagus. Hanya saja ketika saya masuk kedala rumah, hawa dingin menyeruak. Sepanas apapun diluar, rumah ini selalu terasa dingin. Dan pertama kali masuk, hati  langsung klik walaupun kamar tidak terlalu besar *dan menurut keluargaku sih kamar itu kurang layak*. Tapi karena hati sudah klik, jadinya ya seneng2 aja. Nyaman kok. Itu penting. Dan yang paling penting ibu kosnya buaekkkkk banget. Jarang marah sama saya hehehe. Dan terbukti, stay disana selama 6 tahun sampai akhirnya meninggalkan kota tercinta.

Pindah ke Surabaya, hal pertama yang bikin malas adalah mencari kos baru. Tidak ada rekomendasi dari manapun dan harus mempertimbangkan lokasi dekat kantor. Akhirnya ada rekomendasi yang datang dari seorang teman tetangga. Ketika di cek, baru pertama kali masuk sudah nggak ada rasa sreg. Dan ketika naik keatas, ada kecoak mati di salah satu anak tangganya. Ahh ini sudah jadi satu alasan batal ngekos disini.

Ketika masuk kedalam ruangan kos, kos itu terasa pengap seperti ruangan tak memiliki jendela dan ventilasi. Ok, sudah dapat 2 alasan yang menggagalkan. Begitu masuk melihat kamarnya, ukuran 2,5x2,5, ada kamar mandi dalam, meja belajar, lemari, tempat tidur single, dan kamar mandinya jorok. Tentunya super pengap. Seminggu disini nggak jamin deh bisa terhindar dari sakit asma. Yup, alasan ketiga yg menggagalkan. Berbicara dengan ibu kosnya, dia terkesan jahat dan jutek. Ok fine! Sudah lebih dari cukup saya mendapat alasan untuk menolak kos ini.

Papa mama sudah putus asa karena mencari kesana kemari tidak ada kos yang available yg cocok dengan hati. Ntah mengapa waktu itu saya mengatakan “Coba lewat jalan itu, lebih deket, kali aja ada kos”. Kedua orangtua tidak terlalu optimis. Tapi ntah mengapa saya sangat optimis. Dan berhentilah kita didepan warung karena mama turun dan menanyakan kos sekitar sana. Saya yang didalam mobil menoleh ke kanan dan melihat tulisan “Room for rent”. Happy bukan kepalang. Langsung lapor ke papa kalau ada kos dirumah itu. Mama kembali dan mengatakan hal yang sama.

Kami turun dan menemui empunya. Ternyata kos sedang terisi semuanya. Dan baru ada yg keluar tanggal 3, sedangkan saya harus masuk kos tanggal 31. Nahh akhirnya sampai merayu2 agar dipinjami ruangan dirumah utama sampai tanggal 3. Ada satu kamar kosong tapi katanya sudah di booking dihari yang sama saat saya harus pindah. Bapaknya berkata “kalau nanti tidak ada konfirmasi, Prisca bisa pakai kamar itu”.

Benar-benar merayu karena memang ketika gerbang dibuka, saya masuk dan klik dihati serta “ok, aku harus kos disini”. akhirnya setelah didiskusikan dengan si empunya, saya bisa masuk. Dan ternyata yg booking cancel, dan akhirnya saya bisa masuk ke kamar saya sendiri.

Rumahnya besar sekali. Pertama masuk sudah merasa masuk rumah lawasku yang dulu. Rumah ala-ala bangunan lama kolonial. Hati klik dari pertama kali masuk, padahal bellum melihat kamarnya. Halaman sangat luasssss sekali, ada bebek-bebeknya, ad ataman kecilnya, tempatnya nggak panas sama sekali karena masih ada angin segar yang masuk, yang paling penting nggak pengap.

Kamar ber-AC, ada kipas, tempat tidur springbed yang queen size, ada meja belajar, lemari besar, meja rias, hanya saja kamar mandi diluar pas disamping kamar. No problem. karena saya paling males bersih2 kamar mandi. Jadi lebih baik seperti itu. Dan yang penting lagi lainnya adalah yang punya baekkkkkkk banget. Senyumnya itu menenangkan. Terlebih lagi saya merasa terlindungi karena yang kos disana banyak bapak-bapak yang berasal dari Malang. serasa benar-benar dijodohkan dengan kos ini. Dan belakangan kusadari jika dari 8 kamar, hanya saya satu-satunya wanita. Yg wanita lainnya sudah bersuami dan tinggal dengan suami dikamar sebelah *berarti bukan satu2nya wanita ya.. sebut saja satu2nya perawan*.

Jadi kesimpulannya, pilihlah sesuatu dengan hati. Penalaran secara fisik memang penting, tapi jangan lupakan apa kata hati yang seringkali diabaikan. Seperti saya yang selalu menilai dari hati terlebih dahulu. Karena rasa klik dihati itu tidak bisa membohongi. Sama seperti memilih pendamping hidup, harus klik hehee... *helm aja harus bunyi klik biar aman, ya nggak??*

Saya dan kos saya saat ini merasa menyatu, ntah mengapa. Rasa klik itu penting bagi saya. Dan saya tidak berencana untuk mencari kos baru. Sepertinya ini akan menjadi kos yang agak lama seperti kos yang ada di Malang.

Dan baru kuketahui jika kakek buyut si empunya adalah seorang Belanda,sama seperti kakek buyut saya. Rupanya ini yang membuat saya feel homey di kos Surabaya ini.

Comments

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini