Bentheim Gw tau Jerman tuh emang meticulous banget, tapi gw nggak sangka bakal se- meticulous itu. Kira-kira bulan Maret gw apply Schengen via Jerman. Kenapa via Jerman? Karena Belanda nggak ada slot heheheee. Rencana perginya bulan April kalau nggak salah waktu itu. Karena suami ada libur tapi cuma pendek banget, dan dia pengen banget pulang ke sana, yaudah lah coba aja. Dapet antrian, mana bayarnya 700ribu pula 😅 lalu pergilah gw submit semua dokumen gw. Gw bukan yang pertama kali mengajukan Schengen, jadi gw udah "tau" harus submit apa aja. Karena sebagai orang yang menikah dengan warga EU, kami berhak untuk tidak menunjukkan buku tabungan (yg penting tabungan pasangan yang EU yg ditampilkan), dll. Dengan ina inu, eh ternyata diminta surat kerja lah, kalau freelancer harus kasih tau bukti kerjaan juga. Gw rasa ribet ya karena nggak formal kerjanya, jadi ya udah gw tulis ibu rumah tangga. Itu juga masih harus bikin surat pernyataan siapa yg membiayai biaya hidup gw kala
8 March, I told my supervisor that I am going to resign 13 April was my last working day. I went to work and keep working like usual. I start to manage all work stuff so I can handover it to the successor. Agak kasian sama penerusnya, karena emang baru 2 minggu kerja eh langsung ditinggal. Yaudah deh pokoknya udah diajari poin-poinnya. Tinggal dia aja nerusin. Jam 5 kurang dikit, saya kirim email perpisahan ke semua user saya. Ke semua anak-anak saya yang ada di Thailand, India, Bangladesh. Terutama sih Thailand, itu bener-bener baru lair saya yang handle sampe hari kamis kemarin. Rasanya berat banget. But yeah... Dear Colleagues, This is my last day here. I would like to say billion of thanks for every chances, opportunity, supports, for every efforts while we are working together. It was so great to work with you all. Thank you for trusting me, thank you for the surprises (no days without surprises from you guys), thank you for every laugh, thank you for treat