kotak sumbangan Beberapa hari lalu ada twit yang menyebutkan kalau semuanya sudah serba cashless dan banyak tempat yang nggak menerima uang tunai sebagai pembayaran. Twitnya rame. Hal ini sudah beberapa kali gw amati, pernah waktu makan di kafe dekat rumah niat hati pengen bayar pakai tunai eh harus pakai QRIS atau cashless. Bikin gw agak heran karena kok gw pengen bayar tunai tapi malah gak bisa. Iya memang gw sering banget cashless untuk sehari-hari. Tapi bukan berarti kita nggak boleh atau nggak bisa bayar pakai tunai juga kan? Kenapa ya kesannya sekarang kita udah perlahan menghilangkan uang tunai untuk pembayaran? Bukannya uang tunai adalah alat pembayaran yang sah juga ya? Iya tau, praktis banget kalau cashless tuh, terutama untuk pembayaran yang berjuta-juta. Tapi di sisi lain, uang tunai tuh masih sama berharganya. Gw nggak tahu dari sisi pebisnis yang hanya mau terima cashless aja. Coba bayangin, orang-orang tua yang nggak paham gimana cara bayar cashless, atau ada turis
Gw tinggal di Bali udah hampir 2 tahun, jadi pengen bikin tulisan #BaliSeries. Bukan tentang Bali yang umum diketahui orang, tapi hidup di Bali sebagai orang biasa dengan biaya hidup yang masuk akal. Orang-orang taunya Bali mahal. Padahal nggak juga hey! Tiap kali ada yang tau gw tinggal di Bali, orang pasti bilang "Eh, hidup di Bali kan mahal banget!" Hmm... nggak juga sih. Jadi gw akan tulis harga-harga di Denpasar ya karena gw tinggal di Denpasar. Denpasar yang ibukota dan bukan tempat tujuan utama turis buat plesir. Gw sering keliling Bali tapi karena gw nggak tinggal di sana jadi gw nggak bisa bilang mahal murahnya. Tapi kalau untuk ukuran turis, harga di daerah utara dan timur bisa gw bilang lebih murah daripada Denpasar, Ubud, atau daerah pantai barat. Oke, tulisan pertama ini gw akan bahas hal yang gw demen. MAKANAN. Gw secara personal lebih suka makanan Jawa daripada makanan Bali. Makanan Bali cenderung penuh rempah, rasanya kuat. Yaa setelah hampir dua tahun sih g