Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek bintang lima


Bagi anda yang sering menggunakan applikasi gojek, tentunya anda mengetahui apa yang harus anda lakukan setelah menerima jasa gojek tersebut. Iya, memberikan rate bintang dari 1 sampai 5. Rate tersebut diberikan suka-suka kita. Rate 1 menandakan yang paling jelek dan rate 5 menandakan yang paling bagus.

Ketika menggunakan jasa gojek pun seringkali saya diajak ngobrol kesana sini, ini itu, jadi biar terkesan nggak boring gitu lah ya. Nah biasanya saya kasih rate 4 kalau yang driver begini. Ada juga driver yang dari awal menjemput hanya melempar senyum tanpa sepatah katapun, dan mengucap terima kasih ketika kita sampai dan melempar senyum lagi. Tipe driver yang seperti ini biasanya saya kasih bintang 3.

Nah ada lagi yang driver super cerewet, tapi nggak sampai annoying sih. Yang lucunya, endingnya dia bilang “mbak, tolong di rate bintang 5 ya mbak ya”. Kalau buat saya sih no problem memberikan rate 5 untuk driver macam ini. Kenapa? Saya puas dengan pelayanannya, nggak aneh-aneh, nyampai juga selamat ditempat, terlebih dia minta rate 5. Saya bukan orang pelit kok, saya juga bukan guru killer. Saya suka memberi. Apa salahnya sih ngasih bintang lima buat mereka yang juga bekerja dijalanan demi rejeki yang halal kan? *kebiasaan jaman dulu kalau kasih nilai ke murid selalu murah nilai*.

Bisa saja kan dari bintang 5 tersebut, si driver bisa mendapat tunjangan dari perusahaannya atau poinnya semakin baik karena pelayanannya. Jadi kana anda juga minimal berperan untuk kesejahteraan orang kan??? Lagian juga kita nggak modal apapun buat ngasih bintang 5, cuman modal jari doing. Tentunya jika servis tidak sesuai dan tidak bagus tapi masih ngeyel minta bintang lima, ya anda juga berhak menolak lah. Namun jika sebanding, ya apa salahnya memberikan bintang lima. Nggak sulit kok menyenangkan orang itu.

*saya nggak pernah kasih rate dibawah 3*

Comments

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini