Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Antara confirm dan unfriend

Semalam saya dibuat sibuk karena sesuatu. Karena si ayahnya dia yang tiba2 stalk facebook saya dan mengatakan ada sesuatu yang tidak beres, akhirnya saya mulai 'membersihkan' friend list saya.

Dulu waktu awal ada facebook, semua yang add memang langsung approve saja. Yang penting temen facebook banyak. Maklum aja, facebook ada pas jaman saya masih labil. Malah ada kakak tingkat SMA yang mengaku nggak punya facebook dan minta diajari, seminggu kemudian sms "ayooo banyak2an temen di fb". Jaman segitu mah masih labil.

Tapi beranjak dewasa, semakin luas pemikiran dan semakin ogah berhubungan dengan orang alai. Siapa yg masih punya teman seumuran dg nama facebook cinta kamyu celamanya campai nanti ? Atau rinduku padamu tiadahenti hai sayangku ? Atau kalau seumuran mungkin udah pada punya bebi jadi berubah nama menjadi akyu bundanya rinrin ?

Geli sumpah

Jujur, dulu memang nama fb saya sempat agak alai sih, tapi itupun masih pakai nama geng, Prisca Aditya Scalq. Masih nama sendiri lah ya. Tapi lama2 thank God ya ilham yang maha kuasa datang padaku sehingga aku memutuskan untuk berhenti jadi alai dan memakai namaku sendiri di fb.

Nah, karena begitu banyaknya teman fb yg sama sekali nggak kenal, jadilah friend list ku sekitar 1200an. Dulu sih udah sempat bersih2 jadi tinggal 800an. Tapi semalam berhasil reduce lagi jadi 500an. Nah 500 orang ini adalah yg benar-benar saya kenal. Kok banyak ya yg aku kenal?

Nah, what I am questioning is : kenapa foto fb pakai foto anak? Atau pakai nama anak? Atau pakai nama yg bukan nama sendiri lah, atau kalau nggak gitu fotonya yang cuma keliatan punggungnya aja?

Mengurangi 300 akun itu susah lho. Karena benar2 harus teliti. Jangan asal aja unfriend. Kalau namanya alai sih gampang, nggak usah masuk akunnya, tinggal unfriend aja langsung. Nah kalau namanya bener? Baru deh liat gambarnya. Banyak yg gambarnya cuman punggung aja. Kalau nggak gitu tangan aja, atau kaki aja. La ini punya akun gimana sih? Jangan salahin kalau tiba2 banyak yg unfriend gegara ngerasa nggak kenal sama si empunya akun.

Kebiasaan kebanyakan orang asal main add aja nggak mikir itu siapa, kenal apa nggak, yang penting add dan nambah temen. Parahnya, yg di add mau confirm biarpun nggak kenal *gue dulu begini, dulu tapi, sekarang udah tua*. Semenjak ilham itu turun kepadaku, akhirnya jadi malas kalau ada yg add dan nggak kenal masih ngeyel aja minta confirm. Helloooo siapa ya?? Temen kantor aja mau add fb minta ijin dulu kok, saking sopannya.

Prinsip saya, confirm jika kenal dan cocok. Nggak perlu kalau nggak kenal. Karena biasanya mereka modus, akhirnya masukin nama kita di grupnya tanpa ijin dan akun kita otomatis terinfeksi virus. Kebanyakan sih virus porno.

Kenapa pengen punya friend banyak di list? Biar beken? Ngetop dikira artis? Hmm standar diri kita bukan dilihat dari banyaknya teman di friend list facebook kita kok, tapi kualitas bergaul dilingkungan sosial. Bukan semena-mena social media.

Akun saya sering kena hack, tiba-tiba ada orang yang sama sekali nggak kenal ada di friend list.

Comments

Popular posts from this blog

Menjadi dotcom

Few days ago, I wrote what I want to do on early 2017. And one thing has been done today. What is that? Tarararaaaaaaa.... silverestrella.com As I promised myself, now this blog has been upgraded to dotcom. I found a domain hosting through Mas Adhi . He wrote that when I was looking for hosting for my blog. So thank you so much, you came on right time hahaha Dibilang alay ya udahlah nggak apa-apa, yang jelas seneng akhirnya bisa upgrade jadi dotcom yeyeyeyeee

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter