Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Sekolah menengah atau Sarjana

Kadangkala, atau mungkin bisa dibilang sering, kita para lulusan sarjana merasa belum memiliki asset apapun hingga beberapa tahun setelah lulus kuliah. Dan kemudian berucap “Ah, dia lulusan SMA/SMK aja udah punya mobil, punya rumah, aku kapan ya? Aku iri deh”. Nah, iri dalam hal apa? Pengumpulan asset kah? Jika iya, mari ditelisik satu-satu. Lulusan SMA, terutama SMK adalah lulusan yang deprogram kerja setelah selesai kuliah. Apa program yang ditujukan untuk mereka? Mencari uang dan uang. Meskipun banyak dari mereka yang masih ingin sekolah, namun dituntut bekerja demi tuntutan. Otak mereka, kebanyakan tidak banyak berkomentar. Maaf, bukan maksud hati merendahkan, tapi kebanyakan atasan yang ditentang oleh karyawannya yang lulusan SMA akan beranggapan bahwa mereka para lulusan SMA “nggak punya hak” untuk mengungkapkan ide mereka. Syukur-syukur kalau kerja ditempat yang bisa mengembangkan daya pikir dan imajinasi mereka. Tapi kalau bekerja di tempat yang justru semakin membodohkan mere

Bayar kantong plastik

Yeay... finally... kebijakan plastik berbayar akhirnya terealisasi juga. Fyi, Indonesia adalah penyumbang sampah terbesar di lautan nomor 2 setelah China. Jadi sudah saatnya merubah kebijakan dengan cara melabeli kantong plastik belanjaan sebesar 200 rupiah. Iya, hanya 200 rupiah saja. Untuk beli permen pun masih kurang uangnya.  Kenapa saya senang sekali dengan kebijakan itu? Karena saya sudah amat sangat sebal dengan sampah plastik yang serba dimana-mana. Buang sampah juga sembarangan, akhirnya plastik dimana-mana. Semua pasti sudah mengerti lah kalau plastik itu proses terurainya 500-1000 tahun. Lamaaaá banget. Itu satu plastik. Dan nggak mungkin kan hanya ada satu? Saya memang sudah terbiasa membeli tanpa meminta plastik belanjaan, selama barangnya memang bisa masuk tas. Beberapa kali belanja sama si pacar juga begitu. Dia selalu ngomel-ngomel kalau sudah mulai ngeliat sampah tercecer sembarangan. Dia sering bilang kalau Indonesia itu bagus, kenapa sih malah orang-orang Indonesi

[Movie review] Copy of my mind

Akhir bulan tiba-tiba keinget kalau punya janji nonton bareng si kembaran. Ada satu film Indonesia yg udah dapet 3 penghargaan diluar negeri. Jadi yaa oke lah, coba deh nonton ini. Copy of my mind. Diperankan Chico Jericho dan Tara Basro. Durasinya lama menurutku sih, karena nonton selama 2 jam dari jam 14.25 sampai jam 16.25. A film by Joko Anwar menceritakan tentang si Alek pembuat subtitle film bajakan dan si Sari yg kerja di salon. Karena si Sari yg doyan banget nonton film, jadilah dia suka beli film bajakan yg akhirnya ngebuat mereka berdua terlibat seklumit kisah ranjang. Menurut sinopsis, film ini nyeritain tentang mereka berdua yg kemudian nemuin video anggota dewan atau apalah itu namanya sama mafia hukum diskusi tentang suap menyuap untuk sesuatu. Videonya ditemuin Sari di sel tahanan si Ibu Mirna, mafia hukum ini. Yg bikin saya heran nih, di sel tahanan khusus itu Ibu Mirna punya ruangan lebih mirip seperti kos-kos an daripada penjara pada umumnya. Ruang kamar yg memiliki

Write your heart

Writing is all about heart. Nobody can force you to write, unless your proffesor who always force you to write your thesis and make it done on time. Really, nobody can force you, even when you feel you dont want to write, then you cant write. Writing is a process. Process of thinking and the realization of that process. That process never be that simple. I realise that my writings isnt as good as others. But I also realise one thing that I love to write and show people. Like I write here that this blog may be ordinary for others but extraordinary for me. What that means? My writings might be a rubbish for others, but this is a part of my life. Part of my life that seems like a rubbish for others is something precious for me. Yes of course this is better if you have theme for your blog. Maybe concern about politics, education or else, but mine is gado-gado. You know what gado-gado is??? That means I can write what I want. This is mine and I have fully my own right to make it as I wa

Antara confirm dan unfriend

Semalam saya dibuat sibuk karena sesuatu. Karena si ayahnya dia yang tiba2 stalk facebook saya dan mengatakan ada sesuatu yang tidak beres, akhirnya saya mulai 'membersihkan' friend list saya. Dulu waktu awal ada facebook, semua yang add memang langsung approve saja. Yang penting temen facebook banyak. Maklum aja, facebook ada pas jaman saya masih labil. Malah ada kakak tingkat SMA yang mengaku nggak punya facebook dan minta diajari, seminggu kemudian sms "ayooo banyak2an temen di fb". Jaman segitu mah masih labil. Tapi beranjak dewasa, semakin luas pemikiran dan semakin ogah berhubungan dengan orang alai. Siapa yg masih punya teman seumuran dg nama facebook cinta kamyu celamanya campai nanti ? Atau rinduku padamu tiadahenti hai sayangku ? Atau kalau seumuran mungkin udah pada punya bebi jadi berubah nama menjadi akyu bundanya rinrin ? Geli sumpah Jujur, dulu memang nama fb saya sempat agak alai sih, tapi itupun masih pakai nama geng, Prisca Aditya Scalq. Masih

Biggest achievement

One of my friend in whatsapp group (frontsummer group) want to apply for a job. She have to answer a question about achievement. “Please describe one of your biggest achievement and how does it shapes you?” She shared it with us and got some responds from us. One of my friend who studying in Liverpool now said that her biggest achievement was graduated on time (4 years in under graduated program). She told the LPDP interviewers like that. Maybe because of this she passed the interview and studying in England now. Then I said, my biggest achievement now is my mum bless us to go further in this relationship *which is mean she let us to make a further plan. She wasn’t let us before. But since we insist and try to convince her that we both serious sooo something changed and she let us now*. This is one of my biggest achievement. Another friend said, “My best achievement is working in Jakarta”. He is working in Surabaya anyway. Then I said, “Hey.. that is your dream, you never work in

Serba serbi pernikahan

Tiba-tiba ingin menuliskan sesuatu tentang pernikahan di Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Yang mana ketika menikah, mereka akan menikah secara agama dan mencatatkan pernikahan mereka secara sipil. Untuk orang Islam, biasanya dilakukan ijab Kabul (untuk umat yang lainnya tentunya mereka memiliki cara tersendiri untuk menikah secara agama) kemudian lanjut dengan resepsi pernikahan. Untuk ijab Kabul, bisa dilakukan di KUA atau di rumah atau di masjid tergantung keinginan si empunya hajat.  Kalau saya sih ingin dirumah . Nah  setelah acara prosesi nikah secara agama ini selesai, barulah mereka mengadakan resepsi yang biasanya mengundang ribuan orang *beken amat nih orang punya ribuan kenalan*. Resepsi di Indonesia biasanya si pengantin baru duduk (sebut saja berdiri) dipelaminan, senyum sampai giginya kering, cipika cipiki sama undangan yang ngasih ucapan selamat, berfoto begitu seterusnya hingga acara selesai. Kalau di gedung sih biasanya maksima

Gorengan --> monster yang enak

Gorengan. Mendengar namanya saja sudah bisa dipastikan ngiler.  Kecuali bagi orang yang terpaksa menghindari gegara kolesterolnya yang super jahat . Orang Indonesia demen banget sama yg namanya gorengan. Mulai dari buah2an yang digoreng sampai yang tidak pernah kelewatan absen dari sebagian besar meja orang Indonesia, tahu tempe. Kenapa orang Indonesia doyan gorengan? Ya nggak tau, karena dari bayi juga kita dikasih makan gorengan. Gorengan di Indonesia juga macem-macem banyaknya. Ada weci, ote-ote, tempe goreng krispi, tahu krispi, tahu isi, sukun goreng, sampai yang karena kebangetannya demen gorengan, es krim aja juga digoreng. Namanya es krim goreng. Jujur sih belum pernah cobain yang namanya es krim goreng. Karena nggak nyampe gitu otaknya mikir, kok es digoreng sih?? Doyan gorengan sampai yg bener2 gak nyata buat digoreng aja bisa lho. Ajaib. Ya tentunya es krim dibalut dg tepung roti dulu agar tidak meleleh ketika digoreng. Gorengan yang sebagian besar harganya 500rupiah, pal

Memanusiakan manusia

Seringkali kebiasaan masyarakat yang ada disini merasa menjadi raja ketika status atau jabatan naik menjadi bos. Dengan seenaknya menghina kaum yang ada dibawahnya. Bertindak seolah dia memiliki kekuasaan penuh atas bawahannya. Bawahannya yang juga sama-sama manusianya. Iya, sama manusianya kok. Tapi kenapa dia memperlakukan seperti itu? Bisa jadi karena dia menganggap dirinya berpendidikan tinggi dan bisa menindas kaum rendahan. Eh jangan salah lho, orang yang berpendidikan tinggi malah memperlakukan orang dengan baik lah. Menganggap berlaku kepada sesama manusia. Lalu apa? Bisa jadi karena dulunya dia memiliki dendam masa lalu sehingga dia bersumpah jika menjadi bos maka akan memperlakukan bawahannya semena-mena. Duhhh itu pikiran macam apa sih.  Nggak nyampek otak inces buat mikir kesana. Ada juga user Hongkong saya yang berkali-kali membuat kesalahan. Nggak fatal sih, tapi memang sering dan sebenarnya agak menyebalkan kalau terlalu banyak salah. Tapi dia baik sekali dan berkali-

Teliti sebelum belanja online

Hey.. ini bukan mengiklankan Bukalapak ya. Tapi ini adalah ungkapan hati tentang aplikasi ini. Menurut saya ini aplikasi cerdas, sama seperti aplikasi jual beli online lainnya. Tapi karena sifat saya yang nggak gampang percaya beli online (apalagi di Indonesia), jadilah saya teliti banget dalam memilih lapak yang akan saya beli. Ada vendor lain yang katanya internasional, tapi harganya agak mahal dan pengirimannya lama. Pengalaman beberapa teman menggunakan vendor ini, barang yang dipesan belum juga sampai setelah 2 bulan. Jadilah saya tidak tertarik untuk menggunakan vendor ini. Meskipun kadang masih saya buka sih untuk review bandingan harga. Ada juga yang katanya aman, salah satu teman pernah mencoba, membeli di vendor tersebut, tapi benar-benar harus teliti *ini mah emang harus gitu kalau mau beli apapun dimanapun*. Menurut saya tampilan websitenya kurang menarik. Dalam artian masih terlalu ribet versi saya. Nah karena saat itu saya perlu tas sejenis sling bag yang murah dan si

Gojek bintang lima

Bagi anda yang sering menggunakan applikasi gojek, tentunya anda mengetahui apa yang harus anda lakukan setelah menerima jasa gojek tersebut. Iya, memberikan rate bintang dari 1 sampai 5. Rate tersebut diberikan suka-suka kita. Rate 1 menandakan yang paling jelek dan rate 5 menandakan yang paling bagus. Ketika menggunakan jasa gojek pun seringkali saya diajak ngobrol kesana sini, ini itu, jadi biar terkesan nggak boring gitu lah ya. Nah biasanya saya kasih rate 4 kalau yang driver begini. Ada juga driver yang dari awal menjemput hanya melempar senyum tanpa sepatah katapun, dan mengucap terima kasih ketika kita sampai dan melempar senyum lagi. Tipe driver yang seperti ini biasanya saya kasih bintang 3. Nah ada lagi yang driver super cerewet, tapi nggak sampai annoying sih. Yang lucunya, endingnya dia bilang “mbak, tolong di rate bintang 5 ya mbak ya”. Kalau buat saya sih no problem memberikan rate 5 untuk driver macam ini. Kenapa? Saya puas dengan pelayanannya, nggak aneh-aneh, nyamp

Jangan libatkan masa lalu!

Setiap orang tentunya memiliki masa lalu yang baik dan buruk. Setiap masa lalu pasti membawa satu pelajaran tersendiri bagi pemilik masa lalu tersebut. Namun tidak seyogyanya kita masih terkungkung dengan masa lalu yang akan menghambat kehidupan yang kita jalani saat ini dan rencana masa depan yang akan kita bangun. Masa lalu sedikit banyak berpengaruh bagi kita. Jika masa lalu baik, maka akan mempengaruhi diri kita yang juga baik. Apa yang terjadi jika sebaliknya? Tentunya tidak akan bisa  move on . Ambil contoh masa lalu dengan mantan kekasih. Masa lalu dengan mantan kekasih tak selalu yang baik-baik saja, namun ada juga yang buruk. Tapi ketika kita sudah memutuskan hubungan dengan mantan kekasih, sebaiknya hubungan itu tidak dilanjutkan ketika kita memiliki satu hubungan baru. Bukan berniat memutuskan tali sirahturahmi, tapi suatu saat hal itu bisa menjadi boomerang untuk hubungan baru yang sedang kita jalani. Dalam suatu hubungan baru, tak masalah jika kita ingin menceritakan se

Kadang

Sometimes when you enjoy your whole day so much, but almost in the end of day something/someone from the past pop up and ruin your day. Ohh well.. thats a part of life I have to accept. Lets just consider it as an unpredictable surprise on this good day.

Salah nomor

Cerita gojek sore ini adalah soal nomor telepon. Why why?? Karena seorang teman ada wawancara kerja, dia memutuskan untuk bermalam di kos karena lokasi dekat dengan tempat tes. Dengan kepadatan lalin surabaya, pilihan transportasi yg sesuai adalah gojek. Akhirnya saya setting app gojek saya menggunakan nomor dia agar nantinya driver gojek bisa langsung menghubungi dia. Sore harinya, niat hati membeli nasi goreng depan kos. Namun apa daya hujan dan warung tutup membuatku bingung harus beli makan dimana. Okelah akhirnya go-food lah pilihannya. Setelah pesan dan menunggu 15menit saya pun berpikir kenapa kok nggak ditelpon ya, biasanya langsung telpon dan nggak lama pesenan datang. Setelah koar2 di grup, si teman menghubungiku dan menanyakan pesanan bebek sinjay via go-food. Oh meeeennnn ternyata saya lupa mengganti nomor telpon di app gojek menjadi nomor telepon saya. Pantes aja nunggu 15menit kok nggak ada konfirmasi. Akhirnya setelah kuganti, drivernya konfirmasi dan saya meminta maaf

Hargai hak cipta

Dulu saat mengambil data dari internet, saya tidak pernah mencantumkan sumbernya. Tidak pernah saya kutip karena memang saya malas menuliskan kutipannya. Sampai pada akhirnya seorang guru terkesan dengan presentasi kelompok saya dan menanyakan “dapat dari mana kamu Pris ini?”, saya jawab dengan gampang, “Internet bu”. Ehh ibunya nyolot “Ya internet itu kan banyak, yg spesifik dong. Lain kali tulis sumbernya, kalau orang lain pengen cari kan gampang. Jadi bisa dapat sumber yg bagus juga”. Nahh.. yang selanjutnya adalah menuliskan kutipan di skripsi. Menulis kutipan di skripsi itu benar-benar menyebalkan. Karena harus mecicili   sampai detail terkecil. Mengingat kampusku dulu adalah kampus yang super teliti dengan hak cipta, jadilah setiap kali dapat di internet tidak bisa serta merta asal ambil saja. harus ditelisik hingga akar-akarnya. Alhasil saya berbulan-bulan cuman melototi sumber referensi *lupa isi skripsi*. Dan itupun terjadi ketika saya menulis blog ini. Dulunya saat saya men

Stigma masyarakat untuk wanita single berumur

Apa yang terjadi jika anda adalah seorang wanita usia pertengahan 20an dan sedang dalam status single? Ya pasti jadi bahan omongan tetangga lah. Karena wanita Indonesia pun kebanyakan menikah karena sudah diobrak-obrak suruh nikah. Yang dibilang usia 25 belum nikah itu nggak etis lah, kepala hampir 3 kok belum punya gandengan lah, dibilang ini itu dan lain-lain. Yang akhirnya menciptakan satu mindset jika wanita belum menikah hingga usia hampir kepala 3 maka dia adalah wanita pemilih *atau belum laku, atau nggak ada yang mau, dan atau atau yang lainnya*. Ya jelaslah pemilih, mana mau wanita menikah dengan orang jobless tidak bertanggung jawab dan suka mabok? Masa kita suruh nikah sama orang seperti itu gara-gara takut tidak ada yang menikahi. Efeknya apa jika menikah agar dipandang orang baik? Banyak yang belum siap menikah tapi terpaksa harus menikah karena pandangan-pandangan tersebut. Ada lagi yang menikah karena “dianggap” sudah waktunya menikah. Lebih parah lagi kalau ada kasus

Klik itu penting

Memilih kos selalu gampang-gampang susah bagi saya. Kenapa? Karena harus benar-benar sreg dan pas di hati. Sebagus apapun kosnya tapi kalau tidak sreg ya nggak bakal saya ambil. Kos di Malang misalnya, mendapatkan rekomendasi dari seorang kakak kelas yang tinggal disana. Jika dilihat secara umum dari depan, kos ini bukanlah kos yang wah dan bagus. Hanya saja ketika saya masuk kedala rumah, hawa dingin menyeruak. Sepanas apapun diluar, rumah ini selalu terasa dingin. Dan pertama kali masuk, hati  langsung klik walaupun kamar tidak terlalu besar *dan menurut keluargaku sih kamar itu kurang layak*. Tapi karena hati sudah klik, jadinya ya seneng2 aja. Nyaman kok. Itu penting. Dan yang paling penting ibu kosnya buaekkkkk banget. Jarang marah sama saya hehehe. Dan terbukti, stay disana selama 6 tahun sampai akhirnya meninggalkan kota tercinta. Pindah ke Surabaya, hal pertama yang bikin malas adalah mencari kos baru. Tidak ada rekomendasi dari manapun dan harus mempertimbangkan lokasi dekat

Ala kadarnya, rasa juara

Surabaya, orang selalu bilang Surabaya surganya makanan enak. Ah masa sih? Nggak percaya sih dulunya. Tapi setelah tinggal di Surabaya, barulah mengerti apa maksudnya. Di Surabaya memang kota yang tidak pernah tidur. Semalam sepagi apapun selalu ada makanan yang tersedia di jalanan. Dan hampir setiap makanan di Surabaya itu rasanya enak dengan harga yang murah. Kadang penampilan mereka kurang meyakinkan. Penampilan warung yang kurang menjamin rasa, eh tapi jangan salah. Setelah mencoba bisa langsung jatuh cinta dengan rasanya. Karena banyak sekali penampilan depan sangat kurang meyakinkan, tapi setelah mencoba makanannya langsung berujar “heran ya, tampilan kayak gini tapi kok rasanya juara banget”. Jadi banyak warung yang awalnya nggak yakin mau beli, tapi temen bilang enak yaudah akhirnya beli dan memang eatable banget rasanya. Di dekat kos saja misal, ada lalapan yang sambelnya pedes banget dan itu penampilan warungnya seperti orang yang nggak niat jualan. Tapi rasanya juara kok.

Antara kepala aman atau ditilang polisi

Pagi yg cerah dikota Surabaya dengan rintik hujan mesranya membuat kami berdua terlena untuk mengobrol sepanjang jalan menuju kantor *sebut saja duo Prisca*. Memasuki kawasan industry, tiba2 teman saya mengerem mendadak karena didepan ada seorang ibu2 yg menyetir motor jatuh karena tersenggol kendaraan didepannya dan mobil disamping kanannya. Ntah kejadiannya seperti apa kenyataannya, yg jelas saya melihat dg jelas bahwa kepala ibu itu berada tepat beberapa senti saja didepan ban mobil. Iya.. hanya beberapa senti didepan mobil, dan parahnya lagi ada didepan mata saya. Bukan masalah apa ya, ngeliat orang jatuh dari kendaraan dan tepat didepan mata itu bikin perut langsung laper lagi *FYI, sebelum ngantor pagi ini sudah makan sebungkus nasi jumbo*. Sontak kamu berdua kaget dan tiba2 mengerem mendadak sambal teriak dan nyebut2.  untung  aja ibu itu tadi pakai helm dan sudah berbunyi klik. Karena kepala ibu itu benar2 ada didepan ban mobil beberapa senti saja. Andai saja mobil telat meng

Anak memegang senapan angin

Hari ini didepan kantor, sepulang kerja, ada 2 anak kecil usia kira2 10-13tahun membawa senapan angin. Ohh maaf, bukan membawa, tapi memfungsikan senapan tersebut. Iya.. saat pulang kerja saya kaget dg suara tembakan yg ternyata berasal dari depan saya. Saya bukan kaget dg suara tembakan senapan angin tersebut, yg mengagetkan saya ternyata yang mengoperasikan senapan tersebut adalah anak dibawah umur. Selama ini saya hanya melihat papa dan om yg menggunakan senapan tersebut. Dan ketika melihat anak kecil memegang senapan, satu hal yg otomatis terucap adalah "Siapa orangtuanya?". Dia dengan wajah serius menembaki sesuatu yg ada di sungai depan kantor. Sungai yg lebarnya sekitar 3 meter tersebut memang mengandung aura untuk mendekat. Tidak hanya sekali dia menembakkan senjatanya, namun berkali2 dan di sepanjang jalan. Apa yg dilakukan orang sekitar dia? Nothing *termasuk saya sih* Karena menurut saya, itu sangat amat berbahaya. Bayangkan saja jika senapan yg sudah dikokang

Hati-hati predator anak

Menguak kejahatan kepada anak2 yg makin marak terjadi. Banyak kasus kekerasan yg terjadi kepada anak2 mulai dari penculikan, kekerasan seksual hingga pembunuhan. Mengapa hal itu sering terjadi? Ah manusia jaman sekarang banyak yg mengalami 'gangguan jiwa'. Berbagai macam motif melatarbelakangi hal tersebut, sebut saja yg paling gampang meminta tebusan uang. Lagi2 faktor ekonomi. Jika pihak korban tidak bisa memberikan uang tebusan, pelaku tak segan membunuh korbannya. Ada lagi yg menculik karena motif kelainan seksual, biasanya kasus pedofilia. Yg diinginkan hanya merasakan nikmatnya duniawi dg anak2 yg tak mengerti apa2. Ada lagi yg menculik demi menjual bagian tubuh si anak. Bayangkan, satu buah ginjal berapa ratus juta harganya? Well... sebenarnya hal itu tidak terjadi baru2 ini saja, karena sebenarnya hal itu terjadi sejak saya masih kecil pula. Tapi saat itu motifnya lebih ke pencurian perhiasan yg dikenakan. Sejak kasus penculikan terjadi, semua perhiasan saya dilepas m

Dont put on too much make up

When a girl in love, she must be look different right? Look different because she will smile all day all night and spend much money on buying cosmetics *its not me really, I spent too much always on treatmen*. At least, when she go on dating, she will put on lipstick, a bit eyeliner or mascara. Thats the simplest make up ever. But when the one that she dates seeing her put on lipstick, he just said "Hun.. why are you putting on too much lipstick?". She replied, "its not much, its normal". And he said "its not normal, you put on too much. Dont do that hun. You are perfect without it". Nahh siapa yg nggak melting? When I try to look beautiful and different, he just tell us to stop put on make up too much. For me, its not too much. I mean thats the normal simple make up for me. But for him, he thinks that I have too much make up on me. He dont like it. He said I am better without *boong ya?* Pure face with no make up will look so much better and maybe inn

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini

Gatelnya tangan kalian

Kenapa dibilang gatel? Karena emang kalau ngeliat tembok bersih baru dicat pasti ingin rasa tangan bereaksi menggerakkan jari jemari dg dilapisi beragam warna dannnnn jadilah gambar2 unik, lucu, unyu bahkan kadang gambar porno. Well.. untuk kesenian rural *kalau nggak salah namanya* masih bisa dimaklumi. Tapi kadang tangan yg tak berseni sekalipun ingin sekali menggoreskan warna ditembok bersih tak bernoda. Ngaku ngaku yg suka coret2 dimana2 sembarangan hayo?? Karena mungkin kita semua terlahir penuh dengan jiwa seni tinggi *sebut saja nyanyil *. Karena saking tinginya, mana ada bangku sekolah yg bersih dari coretan pena dan tipe-x andalan jaman SD. Iya nggak? Saya sih jujur dulu doyan banget coret2 alay di meja sekolah, ntah pena ataupun tipe-x nya itu. Lucu kali, dulu ngerasa karena kita sekolah nulisnya pakai pensil, jd kalau salah otomatis hapusnya pakai penghapus pensil dong, bukan tipe x. Punya tipex tapi nggak dipakai juga rugi. Akhirnya pakailah tipex tersebut untuk berkreasi

Jauh kaki melangkah, rumahlah tempat kembali

Bukan bermaksud rasis, hanya saja ingin menuliskan ras yg sering hadir ditengah2 satu ras lainnya. Bukaann bukan ras cina, bukan! Tapi ras luar Jawa yg sering kita sebut orang timur. Orang timur disini maksudnya adalah orang yg berasal dari daerah Flores, Nusa Tenggara dll. Sekali lagi bukan bermaksud rasis ya, tapi mereka juga hadir dibeberapa tempat dalam satu koloni besar. Maksudnya ketika mereka hadir disuatu habitat biasanya mereka tidak datang sendirian tp berkelompok. bahkan kadang ada perlakuan khusus dari  instansi. Contohnya kelas Aru yg selalu ada di beberapa fakultas di kampus tercinta, UM. ada kelas Aru di fakultas MIPA dan Sastra. Mereka diberikan kelas khusus konon katanya dananya jg khusus. Nah kenapa dipisah? Saya kurang jelas alasannya. Daripada jadi fitnah mending nggak ditulis hehe. Ada juga kampus yg lebih banyak masyarakat Aru-nya daripada mahasiswa asli daerah itu, contohnya di kampus tetangga, Unmer. Tidak ketinggalan bahkan didekat rumah juga ada institusi kes

Terbiasa Manja

Orang Indonesia manja?? Kata siapa?? *kata saya barusan hehe* Selama hampir 25 tahun menjadi orang Indonesia, bisa saya katakan iya. Orang indonesia itu terbilang manja. Gimana mau nggak manja, apa2 maunya instan. Sampe jadi PNS aja maunya instan *oops rasis! Nggak semua kok, tap banyak emang*. Kenapa saya bilang orang Indonesia itu manja? Karena yaa jarak yg bisa ditempuh 10menit berjalan kaki aja naik motor. Alasannya satu, panas! *alesan gue tuh*. Indonesia kan panas ya saudara saudari. Nah ada lagi, kalau mau laundry pakaian maunya dijemput trus ntar dianter *aku banget*. Enak kan... baju kotor udah ada yg ambil, ntar kalau bersih juga dianter, kita tinggal bayar. Murah lagi. Gimana mau nggak manja? Orang Indonesia juga kaya2 lho. Banyak dari mereka yg memiliki asisten rumah tangga. Semua pekerjaan rumah tangga bukan kita yg menangani melainkan asisten yg kebanyakan dibayar dibawah UMR bahkan ada yg kurang beruntung akan diberikan bonus siksaan majikan. Nah kan. Manja banget ya

Aneka rupa rekan kerja

Sudah hampir 6 bulan bermukim di Surabaya jadi orang kantoran. Pertama sih aneh ya rasanya karena setiap hari udah pasti tau mau ngapain seharian itu. Tapi disini kali ini bukan mau membahas hal itu tapi membahas sifat dan karakter rekan kerja. Ada yg diam2 menghanyutkan, ternyata jago sikut sana sini. Ada yg cuek banget. Ada juga yg ceplas ceplos dan bebas berekspresi. Ada yg hobi kasih saya makanan. Ada yg kayak orang oon. Ada yg nggak pernah senyum. Ada juga yg suka bersin. ada juga yg kalau udah ngomong iku keras banget suaranya. Dan sifat2 lainnya. Kadang disela2 kebosanan kerja jadi cukup terhibur dg beberapa sifat unik rekan kerja. Ada aja obrolan ringan yg dibahas macam siapa pelaku pembunuh Mirna *itu berat sih*, kalau nggak gitu obrolan berat soal makanan apa yg bakal dibawa besok *sumpah ini keputusan yg susah tiap harinya*. Eh ada juga lho OB yg suka ngegosipin saya sama Prisca temenku yg di lain departemen. Karena katanya dari gosip yg menyebar itu saya sama dia digosip

Eh tata krama dong

Kalau soal makanan, asal kamu minta baik2 aja, pasti saya kasih. Nggak perlu lah malu kalau emang pengen makan makanan yg saya makan. Saya nggak bakal pelit kok sama makanan. Beneran deh. Saya memang doyan banget makan, tapi saya nggak pelit kok. Tenang aja. Cuma kalau lagi makan trus diinterupsi itu aja sih yg jadi agak gak mood jadinya. Nah, ada orang baru, baru kenal 2 hari kalau nggak salah ya, tiba2 aja nyomot permen yg ada didepanku. Seketika jadi mikir saya "tadi gue tawarin ga ya?". Ah yasudahlah mungkin saya lupa. Eh diulangi lagi ternyata. Nah disitu saya jadi mikir, "nih anak kok asal ambil ga bilang2 ya?". Hmm mungkin salah duga. Nah beberapa saat kemudian, hal itu terulang. Ada makanan dari temen kantor dimejaku, dia kemudian nyindir2 biar dibagi makanan itu. Bukan minta dg baik, tp lebih ke arah'narget'. Susah mah. Tapi saya abaikan hahaha.. Beberapa waktu lalu, eh terulang lagi. Ada snack di mejaku, sengaja nggak bagi2 temen biar ntar kalau

Wedding exibition

Last month, me and another Prisca were so stress because of job. And we decided to go to mall to eat pentol gila *spicy meetball*. We both talked about many things, this and that, also ate our pentol gila. Done with pentol gila, we didnt know what to do, just walk around then looked at something downstair. There were wedding exibition and what we did?? Screaming and said "LETS GO THERE! LOOK AT WEDDING DRESS AND STUFF!!!! LETS GO!". People who wants to get married always react like that, for sure. Well the exibition offered wedding dress like kebaya. Mostly kebaya, but I didnt see something good. I found something interest like price of photo booth, catering and wedding ring. We stopped for a long time in wedding ring booth. Looking for a nice simple wedding ring. Asked the owner and I want to have Palladium one for my wedding ring because a man couldnt wear the gold one. But then she recomended to get the gold one for me, and palladium for husband. The price is the same b

Sebut saja gloomy day

Hal favorit yg sering dilakukan kebanyakan orang Indonesia adalah menghambat orang lain. Kenapa saya bilang menghambat orang lain? Karena birokrasi. Let say.. belibet lah ya. Jadi kemaren rencananya bikin rekening bank di salah satu vendor yg lumayan apik daripada vendor bank ku saat ini. Karena menawarkan kemudahan2 dan tidak banyak mengeluarkan biaya tambahan. Iya meamng lebih mahal, tp mahal toh cuma sekali, bukan murah tp setiap kali transaksi harus membayar lebih lagi. Bangkrut lah sekiranya kalo gitu. Kan rencana bikin disitu ya, ehh ternyata karena domisili bukan asli Surabaya akhirnya sudah saya siapkan beberapa hal yg diperlukan. Kata seorang teman yg bekerja di bank tersebut menyebutkan hanya perlu syrat ini dan ini aja. Okelah berangkat ke salah satu mall di Surabaya. Ternyata nyampe sana yg antri buanyakkkk dan setelah tanya ke satpam, beliau bilang"Ohh maaf mbak, kalau bikin rekening harus weekday, ga bisa weekend". Dalam hati cuman jawab "shit!". Ar

Darurat teror

Indonesia merupakan sasaran empuk serangkaian teror. Banyak kejadian teror yg terjadi di Indonesia dalam kurun waktu yg singkat. Teror terakhir yg terjadi adalah teror di Sarinah. Teror tersebut menewaskan beberapa orang termasuk peneror yg bersangkutan. Teror yg menjadi kejadian runtutnya kejadian teroris adalah bom Bali 1 yg terjadi di awal tahun 2000an. Semenjak saat itu banyak kejadian teror yg terjadi. Dan tentunya mereka membawa nama Islam. Ah lagi2 kedok agama yg digunakan. Namun apakah sejatinya mereka adakah muslim? Atau hanyakah kedok belaka? yg mengetahui adalah mereka dan Allah semata. Sedangkan kita? Hanya bisa berkata2, berspekulasi, serta biasanya saling tuduh sana sini, bela sana sini, dan menyalahkan satu sama lain. Nahh.. itu, salah satu tujuan pelaku teror sudah terlaksana dg baik, yaitu memecah belah dan menakuti manusia yg tidak bersalah. Mengapa Indonesia? Bisa jadi karena kemiskinan dan pemahaman yg salah tentang agama. Menyoal agama, agama mana sih yg nyuruh o

He call me Prissy

Yes, Prissy isnt my name. You all know my name. But this name is my new nickname. First time I heard it, it feel like "Eh Prissy?? Sounds so girlish huh??". Maybe he wants to make me more girlish by calling me Prissy *my original name already girlish anyway*. It shorter than my name. Before, he called me Priss but by the time he make it Prissy. And when I asked him the reason he just told me that Prissy is a cute name *hehhhh elu kira, seenaknya aja ganti nama orang*. But yeah, it feels like I have a lot of nicknames already. Depend on the situation. And yes, its still like my own name, it just for me Prissy sounds so girlish. But when he call me Prissy, it always make my heart beat faster and faster. Knowing that part of mine calling me Prissy :)

Tablet PC

Apalah fungsi tablet PC yg ramai beredar saat ini? Mulai dari tablet dg merk ala kadarnya hingga merk buah digigit itu, dengan harga dari yg paling murah sampai harga yg sebesar satu sepeda motor. Apa sebenarnya esensi kepemilikan tablet? Tablet sebenarnya adalah alat yg berada ditengah2 diantara hp dan laptop. Jika digunakan dg tepat, tablet bisa jd barang yg sangat bermanfaat dan penting bagi orang tersebut *sebut saja saya, untuk skype hehe*. Tapi si tablet udah kebeli pas saya masih ngajar kok. Jadi dia berfungsi sebagai alat bantu ngajar. Tadinya mikir, tablet buat para eksekutif *terutama yg muda, yg tua mah biasanya gaptek hehe* itu fungsi banget, tapi setelah kerja dikantoran juga si tablet tak kunjung berfungsi. Ehhh berfungsi sih jadi alat buat cek email kantor *rajin kan, pake ngecek email kantor aja diluar*. Alasan orang membeli tablet bermacam2. Ada yg untuk kerja *seperti alasanku*, untuk akses skype lebih mudah *alasanku juga nih, gegara hp biar kata smart tp udah deke

App cerdas : Gojek

Gojek adalah salah satu app favoritku. Menurutku ini adalah aplikasi cerdas untuk memecah kemacetan *ehh masih aja macet, tapi paling nggak kan nggak selama taksi gitu*. Karena tinggal di Surabaya, jauh dari mana2, gojek adalah pilihan ketika harus pergi sendirian. Harganya jelas lebih mahal daripada angkot tarif tetap, dan lebih murah daripada taksi. Jelasnya lebih praktis. Udah berkali2 dapetin abang2 gojek yg unik2. Mulai dari yg cerewet, ganteng, banyak omong, pendiem, banyak nanya hal2 yg ajaib, gak tau alamat dan harus aku yg nunjukin arah berdasarkan GPS, sampe driver yg suka curhat. Semuanya unik. Selalu dapet cerita baru dari tiap abang gojek yg approve pesenanku. Sisi lain, kita jadi belajar hal baru juga dari cara pandang manusia lain. Yg paling banyak sihhh driver yg gatau alamat kosku. Rumahnya sih mudah ditemukan, tapi alamatnya itu yg fenomenal. Karena saking gataunya, banyak driver yg berspekulasi menurut pandangan dan opini yg beredar. pernah juga kebagian driver yg