Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gorengan --> monster yang enak

Gorengan. Mendengar namanya saja sudah bisa dipastikan ngiler. Kecuali bagi orang yang terpaksa menghindari gegara kolesterolnya yang super jahat.

Orang Indonesia demen banget sama yg namanya gorengan. Mulai dari buah2an yang digoreng sampai yang tidak pernah kelewatan absen dari sebagian besar meja orang Indonesia, tahu tempe. Kenapa orang Indonesia doyan gorengan? Ya nggak tau, karena dari bayi juga kita dikasih makan gorengan. Gorengan di Indonesia juga macem-macem banyaknya. Ada weci, ote-ote, tempe goreng krispi, tahu krispi, tahu isi, sukun goreng, sampai yang karena kebangetannya demen gorengan, es krim aja juga digoreng. Namanya es krim goreng.

Jujur sih belum pernah cobain yang namanya es krim goreng. Karena nggak nyampe gitu otaknya mikir, kok es digoreng sih?? Doyan gorengan sampai yg bener2 gak nyata buat digoreng aja bisa lho. Ajaib. Ya tentunya es krim dibalut dg tepung roti dulu agar tidak meleleh ketika digoreng.

Gorengan yang sebagian besar harganya 500rupiah, paling banter juga 2000rupiah ini slalu menempati tempat khusus dihati Indonesian. Bahkan tiap pagi nih, selalu ada gorengan yang muncul dimeja kantor yang bayarnya seminggu sekali *love you Bu Muji*. Bukan apa2 sih, hanya saja gorengan itu slalu hadir untuk mengobati rasa pilu yang menggigit ketika jam menunjukkan pukul 10 pagi atau 3 sore. Jam kritis perut saya

Tentunya gorengan tadi meskipun cantik dan menggoda, mereka mengandung banyaaaaaaaaakkkkkk sekali hal buruk. Contoh paling gampang, kolesterol. Minyaknya itu yg hmmm aduhai menggoda dan membunuh. Sakit apa yg ditimbulkan selain kolesterol? Banyak lah, salah satunya radang tenggorokan. Dan itu saya pernah disuruh puasa gorengan sebulan. Iya sih cuman sebulan doang gara2 tenggorokan rasanya ganjel banget. Percaya deh itu gara2 gorengan dan minyaknya yg seperti setan. FYI ya, mereka nggak 100% pakai minyak baru. Ada yang pakai minyak jelantah yg super hitam itu. Ahh yang penting nyampek ke kitanya cantik, iya kan?

Karena percayalah, sesungguhnya makanan yang enak itu cenderung tidak sehat.

 

Comments

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Cerita Karantina di Hotel

Cerita karantina selanjutnya 2 kali di hotel. Kali ini, semuanya berjalan lebih terkoordinir. List hotel karantina bisa dilihat di sini . Jadi nggak ada lagi drama nggak diladenin karena ina inu. Tinggal pilih hotel, hubungi hotel via WA atau email, kirim dokumen yang diperlukan, lalu kita dapat QR code yang nantinya ditunjukkan ke pihak bandara.  Karantina pertama kali di hotel gw bulan September kalau nggak Oktober 2021 dan bulan Januari 2022. Gw pesen di dua hotel berbeda. Karantina di hotel pertama dapet rejeki cuma 3 hari, jadi biaya yang dikeluarkan juga nggak sebanyak kemaren yang 7 hari.  dipakein gelang rumah sakit, dilepas pas check out. Nah, alurnya secara detail ada yang berubah sedikit tapi secara garis besar masih sama. Begitu datang, urus dokumen ini itu, lalu kita di PCR di lokasi. PCR ini hasilnya didapat dalam waktu 1 dan 2 jam karena ada dua lab yang berbeda. Waktu pertama kali gw karantina, gw harus nunggu hasil di bandara sebelum diangkut ke hotel. Tapi karantina k

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini