Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2016

Setelah Schengen Visa Ditolak Jerman

Bentheim Gw tau Jerman tuh emang meticulous banget, tapi gw nggak sangka bakal se- meticulous itu. Kira-kira bulan Maret gw apply Schengen via Jerman. Kenapa via Jerman? Karena Belanda nggak ada slot heheheee. Rencana perginya bulan April kalau nggak salah waktu itu. Karena suami ada libur tapi cuma pendek banget, dan dia pengen banget pulang ke sana, yaudah lah coba aja. Dapet antrian, mana bayarnya 700ribu pula 😅 lalu pergilah gw submit semua dokumen gw.  Gw bukan yang pertama kali mengajukan Schengen, jadi gw udah "tau" harus submit apa aja. Karena sebagai orang yang menikah dengan warga EU, kami berhak untuk tidak menunjukkan buku tabungan (yg penting tabungan pasangan yang EU yg ditampilkan), dll. Dengan ina inu, eh ternyata diminta surat kerja lah, kalau freelancer harus kasih tau bukti kerjaan juga. Gw rasa ribet ya karena nggak formal kerjanya, jadi ya udah gw tulis ibu rumah tangga. Itu juga masih harus bikin surat pernyataan siapa yg membiayai biaya hidup gw kala

Menyusuri pantai-pantai selatan

Nah nah nah akhirnya nulis juga tentang ini. Udah lama banget dipending soalnya yaaa Here we go… Libur lebaran kemarin, seperti biasa ya harus kerumah mbah yang ada di Malang. Nah kebetulan rumah si mbah ini masuk daerah Malang Selatan. you know lah ya kalau Malang Selatan itu identik sama laut pantai air-airan gitu deh ya. Biasanya sih kita Cuma pergi ke Pantai Ngliyep, lagipula I am not a big fans of sea jadi ya kayak nothing lose   aja kalo nggak ke pantai. Tapi taun ini papa pingin nyobain jalan pulang yang beda. Ok diputuskan lewat jalur selatan sekalian mampir ke pantai-pantai itu. Berangkat sekitar jam 8-9 gitu deh ya, karena baru pertama kalinya, jadi papa juga bingung jalur antara ke Balekambang atau yang kea rah Goa China. Ternyata ke arah Goa China. Jalannya cenderung menyempit dan kecil banget. Cukup untuk 2 mobil dari arah berlawanan sih, cuman itu mepet banget. Lah bayangin aja di jalan sekecil itu lewat truk tangki minyak yang segede daban gitu.

Jahat

Suatu ketika dan seperti biasa, selalu lah si abang minta foto tiba-tiba. Him : Hun.. send me photos Me : Yea hun, I will send you later hun Him : No, I want it now. Send me now hun Me : in 10 mins I will hun. I am doing something now Him : Noooooo send me now hun Me : Ih sayang… a bit later ahh Him : now now now hunnyhun now!! 3 menit tanpa balasan, kemudian … Him : hunnyhun jahat Him : Jahat sayangku Him : Prisku jahat Him : Jahatku Pris Him : Prissy jahat Yaelah bocah…. Ngalah deh akhirnya, ngirim puluhan foto wes jadinya.

Nggak haram

Lin : Pris pris, ini lho cemilan, kuping gajah mini. Enak nih ada rasa-rasanya lho Pris : rasa apa bu? Rasa sayange? Lin : weh ngawur ini ah, yang ini rasa duren. Kemaren ada yang green tea Win : heh?? Rasa duren?? Enak nggak? Pris : Nah makanya ini tak coba dulu ah Bebarengan mengunyah kuping gajah mini dan seketika bilang enak, nah si mbak Winny iseng ngeliatin bungkusnya, dan tiba-tiba  Win : Eh pris, ga ada label halalnya lho? Mendengar itu ketika kunyahan terakhir dan si gajahnya kuping udah pas glek ketelen Pris : hah?? Iseng banget sih ngeliatinnya Win : lho iya beneran lho, nggak ada label halalnya. Kayak poki itu lho, kan nggak ada label halalnya Lin : waduh! Tapi pris itu nggak nyuri kok, jadi halal Pris : lagian mana ada tepung dari udel babi? Ada kah? Win : yawes pokoknya udah aku kasih tau lho yaaa Lima menit kemudian, Luqman menghampiri… Luq : wahhh,,, cemilan apa nih? (sambil tangannya yg aktif kreatif mengekse

Sudah Merdekakah Negeriku?

Kemarin, tanggal 17 Agustus. Orang Indonesia mana yang nggak tau hari apa itu setiap tanggal 17 Agustus?  Pertanyaannya satu, sudah merdekakah negeriku ini? Indonesia merdeka nggak beda jauh dari Korea Selatan, tapi kenapa hasilnya beda? Tapi saya juga ada satu jawaban yang mungkin bisa menjawabnya, Pendidikan! Oops, satu hal lagi, Moral! Jika pendidikan dan moral disatukan, Indonesia pasti merdeka sepenuhnya.  Merdeka dari kebodohan dan nafsu yang menyesatkan.  gambar pinjam sini Dirgahayu Negeriku, semoga kau segera merdeka sepenuhnya, segera! RI 71

[Book] Dunia Anna

Agaknya sih saya jadi agak mengagumi Jostein Gaarder. Setelah membaca buku Dunia Cecilia yang menyoal tentang esensi manusia dan tuhannya, baru aja selesai baca buku judulnya Dunia Anna. Dunia Anna ini bercerita tentang kita dengan alam semesta.Hmm ya kadang kita harus memberi makan otak kita dengan beberapa pemikiran filosofis. I know  tidak ada yang bisa mendeskripsikan apa benar dan salah itu, tapi tidak ada salahnya kita berpikir lebih bijak dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda. Ceritanya Anna ini adalah seorang yang mengkhawatirkan tentang masa depan. Bukan masa depannya tapi masa depan bumi dan semesta ini. Well, kalau saya ditanya, saya jujur juga mikir gitu gimana jadinya bumi ini kedepannya kalau semua hutan aja mulai digunduli, sampah aja dibuang sembarangan, pertambangan digasak habis-habisan sampai di suatu tempat di Bangka Belitung aja udah nggak bisa dikelolah lagi karena rusak akibat penambangan. Itu semua pemikiran saya pas saya lagi sehat jasmani rohani s

Esensi menikah

--- Karena sejatinya, esensi dari menikah bukanlah terletak pada seberapa mewah pestanya, tapi pada pertanggungjawaban atas perjanjian antara sepasang anak adam dihadapan Tuhannya ---

Terapi jiwa

Karena bagiku menulis adalah suatu bentuk terapi. Tak peduli seberapa tak pentingnya hal yang kutulis bagi orang lain. Karena aku hanya menulis untuk diriku sendiri. Ya, mungkin bagi orang lain ini sampah. Namun bagiku, menulis adalah terapi untuk mengisi kekosongan. Berkali-kali aku dicaci karena tulisanku seolah sampah baginya. Seolah tulisanku membosankan baginya. Tak masalah bagiku. Karena yang penting adalah mengisi kekosongan dan kehampaan diriku. Terapi jiwa. Menulis adalah terapi jiwa. Tak perlulah menulis seindah pujangga, karena bagiku menulis adalah menuangkan satu ide dikepala yang entah ide macam apa yang kutuliskan. Ntah ide gila, ide biasa, luar biasa, hingga ide yang tak berarti. Yang terpenting bagiku adalah menerapi jiwaku

Mikir sebelum nyinyir

Kemarin, ketika menghadiri pernikahan seorang teman, ada seseorang yang baru saja melahirkan baby girl -nya. Nah biasanya, acara kondangan kan identik dengan 'mini reuni' tho ya... Jadinya kita temen kuliah pada ngumpul mesra manja gitu. Kebetulan ada seseorang ini sebut saja si A yang berbeda kelas dengan kita tiba-tiba membaur dengan beberapa dari kita. Saya sih nggak seberapa deket sama dia. Jadi cukup salaman aja sama nanya kabarnya. gambar pinjem sini Nah, ada salah satu teman yang baru saja menikah, sebut saja si B, tiba-tiba didatangi si A. Ya maksud hati sih ingin ngobrol basa basi juga sih ya, tapi rupanya agak 'salah sasaran' yang mengakibatkan si B agak tersinggung. Si A dan B ini tidak terlalu dekat. Intinya sih kita emang nggak terlalu dekat dengan si A A : Hai B, apa kabar? B : Hai, baik kok A : gimana? udah isi belom? *pertanyaan agak nggak sopan sih menurutku* B : Belom (sambil tersenyum) A : Lho? Kenapa? Nunda? Ngapain nunda? Kamu udah

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala