kotak sumbangan Beberapa hari lalu ada twit yang menyebutkan kalau semuanya sudah serba cashless dan banyak tempat yang nggak menerima uang tunai sebagai pembayaran. Twitnya rame. Hal ini sudah beberapa kali gw amati, pernah waktu makan di kafe dekat rumah niat hati pengen bayar pakai tunai eh harus pakai QRIS atau cashless. Bikin gw agak heran karena kok gw pengen bayar tunai tapi malah gak bisa. Iya memang gw sering banget cashless untuk sehari-hari. Tapi bukan berarti kita nggak boleh atau nggak bisa bayar pakai tunai juga kan? Kenapa ya kesannya sekarang kita udah perlahan menghilangkan uang tunai untuk pembayaran? Bukannya uang tunai adalah alat pembayaran yang sah juga ya? Iya tau, praktis banget kalau cashless tuh, terutama untuk pembayaran yang berjuta-juta. Tapi di sisi lain, uang tunai tuh masih sama berharganya. Gw nggak tahu dari sisi pebisnis yang hanya mau terima cashless aja. Coba bayangin, orang-orang tua yang nggak paham gimana cara bayar cashless, atau ada turis
Setelah minggu lalu menulis Catatan Kuliah (1) , sekarang saatnya menulis lanjutannya. Jadi balik lagi ya ini bukan sok tau tapi pengalaman aja. Kali aja pengalaman gw ini bisa bantu kalian yang sedang galau. Sebelum masuk kuliah, gw nggak segalau adek gw yang 3-4 tahun lalu masuk kuliah. Gw sebagai anak pertama yang informasinya kurang ketika sekolah SMA tentang perkampusan, ya ada informasi tentang kampus tapi kebanyakan adalah kampus yang swasta atau kampus yang memiliki ikatan dinas (STAN dan kawan-kawannya). Nah ITN (Institute Teknik Nasional), kampus swasta yang ada di Malang dulu sempet gw lirik karena gw bisa masuk tanpa ujian (LOL! Males banget ujian). Kurangnya informasi yang masuk untuk pelajar SMA amat sangat membuat kebanyakan siswa SALAH masuk jurusan. Bukan karena salah masuk sebenernya ya tapi karena kurang aja literasi dan kurang mampu mengenali bakatnya sendiri. Karena tidak semua siswa mendapat privilege untuk mendapatkan informasi dari sekolah maupun guru, j