Moscow Bukan jadi negara yang ada di daftar kunjungan impian, but I did it anyway. Jujur waktu pertama kali dapat info ke Rusia, agak deg-degan banget. Kayaknya gara-gara gw terlalu banyak nonton film yang ada hubungan Rusia-nya. Tapi ya dijalani aja karena ke sana buat ketemu suami. Perjalanan gw mulai dari apply e-visa yang gampang banget itu, tentunya juga dengan tiket yang sudah di tangan. Di konter check in bandara Bali, pertanyaan yang gw dapatkan sedikit agak panjang. Gw bisa lihat di muka mbaknya, "Ngapain ke Rusia lu?" Kira-kira begitu, tapi tentu saja pertanyaan formal yang gw dapetin ya semacam apakah visanya udah pernah dipakai apa belum, ngapain ke Rusia, trus visanya minta difoto (ini nggak pernah terjadi di gw), krosceknya agak lama dikit. Masuk ke custom check, kita nggak bisa pakai autogate karena di Rusia akan diminta stempel keluar negara kita. Jadi harus manual minta stempel. Seperti biasa, perjalanan interaksi gw dengan orang imigrasi di bandara selal
Sei sapi yang kucintai Yes, it's my biggest flex this year. Setelah vaksin pertama akhir Mei kemarin, akhirnya gw udah dapet suntikan kedua tanggal 21 Agustus 2021. Cantik kan tanggalnya? Masih di RS yang sama, Surya Husadha, kali ini gw berangkat pagi. Yaa... 15 menit lebih pagi daripada vaksin pertama 😬 Karena gw ketiduran, seperti biasa. Hari itu hari sabtu, memang sengaja milih akhir pekan waktu vaksin pertama. Kita nggak tau efeknya bakalan gimana kan. Vaksin pertama gw bisa bilang hampir ga ada efek apapun sih. Cuma ke UGD aja hari ketiga karena asam lambung naik banget. Setelah gw inget-inget, gw emang nggak banyak makan setelah vaksin malah gegoleran dan kata dokternya "Kalau abis vaksin tuh makan mbak yang banyak, protein yang banyak, jangan malah ga makan. Jadinya asam lambung naik kan?" Yasudah abis disuntik ranitidin, sejam juga gw udah mendingan. Jadi gw bertekad "Ok setelah vaksin kedua, gw harus makan yang banyak!!!" Setelah gw datang di RS,