Skip to main content

Rough Guide to Bali

Penjor "Hey I am coming to Bali, can you recommend me things to do?" I got that question a lot. I get it, I live in Bali so people would think that I master everything about Bali. Well... 50:50. I happened to travel around Bali since 2017. So it wasn't wrong to assume me knowing Bali. But I am also a lazy traveler so I don't always do many things in one place.  That is why we will call this a rough guide to Bali.  First thing first, define your style of traveling. Because we all know that Bali is an island. Not a city. So it is quite big, you know. You can not explore all of it in two weeks. Well you might be able to do so, but probably not immersing enough of it.  So... what is your style of traveling? Bali offers you some cultures, quiet normal life, party hotspots, quiet beaches, busy beaches, temples, and so on.  Mt Batur West part of Bali (Canggu, Seminyak, Kuta) If you enjoy partying, you might want to spend your time more in the west part of Bali like Canggu, ...

Cara Memilih Bacaan

Pulang - Leila Chudori

Pengalaman gw mulai menyukai membaca karena bukunya yang bagus. Kata orang jangan judge buku dari sampulnya. Gw termasuk orang yang suka judge buku dari sampul. Tapi itu bukan hal yang utama dong tentunya. Itu hanya ekstra poin aja. 

Pertama kali gw baca buku dan tiba-tiba suka adalah saat papa yang waktu itu pulang, bawain gw buku ensiklopedia yang isinya sejarah dan astronomi. Itu yang bikin gw langsung suka baca, karena materinya bikin gw berbinar. Itu juga awal mula gw suka astronomi. 


Perjalanan sebagai pembaca tentu saja lama sekali. Beberapa genre gw coba baca, kadang suka, kadang nggak suka. Hingga akhirnya gw tau apa yang bikin gw akan baca buku itu. 

"Halaman pertama tulisannya"

Gaya menulis orang itu pasti selalu berbeda. Meskipun mirip dengan yang lain, pasti akan ada karakter pembedanya. Itu biasanya terlihat dari halaman pertama tulisannya. Bayangkan, meski materinya bagus tapi penyampainya nggak bagus juga nggak akan nyangkut di pembaca. Ibarat kata, kita harus nemuin spark-nya dalam membaca buku.

Gw nggak terpengaruh dengan bacaan orang. Kadang orang rekomendasikan bacaan bagus tapi gw nggak bisa dapet hook-nya dengan penulis buku tersebut. Tentu tidak akan gw baca. Kadang juga meski halaman pertama sudah bagus menarik banget, tapi di tengah jadi amburadul atau hilang arah. Saat itu pasti gw berhenti baca dan nggak selesaikan buku tersebut. 

Iya, nggak papa kok meski nggak menyelesaikan bacaan itu. Ada banyak bacaan lain yang akan membuatmu lebih semangat. 


Saat ini, cara gw liat apakah gw akan baca buku itu biasanya gw dateng ke toko buku dan gw buka halaman pertamanya. Kalau gw sudah tentukan untuk membeli ebook ya gw baca dulu previewnya. Gw dapet preview ini dari google play book biasanya. Jadi gw liat dulu sampelnya biar tau ini buku emang bikin gw suka apa nggak. 

Kalau dalam waktu 5 menit gw bisa menghabiskan beberapa halaman preview, nggak babibu pasti gw langsung beli itu buku. Ketika buku itu nyangkut banget di gw, sehari 300 halaman pun gw bisa selesaikan. Tapi kalau nggak ya bisa bertahun-tahun. Karena gw percaya buku tuh bakalan "manggil" kita. Buku tercepat yang pernah gw baca adalah Persepolis karya Marjane Satrapi dan Alchemist dari Paulo Coelho. Buku terlama yang gw inget baru gw selesaikan adalah Dunia Shopie dan Max Havelaar, selesai dalam waktu 5 tahun dari pertama kali gw buka bukunya. Ya meskipun pada akhirnya waktu gw ulang baca dari awal juga seminggu selesai. 

Ada banyak ilmu dari buku bacaan. Selalu akan ada pelajaran dari semua buku yang terbit. Jadi nggak perlu book shaming bacaan orang lain 😉 

Like what they said, "You'll know what kind of person he/she is from his/her bookshelves."

Jadi, masih inget nggak buku apa yang bikin kalian suka baca pertama kali?

Comments

Popular posts from this blog

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Jangan minta oleh-oleh!

    Taken from internet Pernah nggak kalau kita mau bepergian, trus orang-orang pada bilang 'Jangan lupa oleh-olehnya ya' ? Pasti pernah dong ya... Yang jelas saya nggak pernah ngerti kenapa orang sering meminta sesuatu ketika kita pergi somewhere. Dulu waktu kecil juga saya suka bilang begitu. Siapa yang pergi kemana pasti deh 'jangan lupa oleh-olehnya ya om, tante pakdhe, budhe, mas, mbak'. Tapi lama kelamaan saya mikir 'saya cuman ngomong aja tanpa niat minta oleh-oleh', kecuali kalo memang kita menitipkan hal itu karena memang hanya ada ditempat yang akan dikunjungi orang tersebut, misal buku. Pernah nitip beliin buku di Korea karena emang adanya disana. Jadi esensinya oleh-oleh itu apa? Saya juga kurang tau soalnya udah nggak pernah lagi minta dibawain oleh-oleh. HJ pulang ke Belanda sana saya cuma minta beliin buku. Itupun nggak dibeliin gara-gara bukunya nggak bagus kata dia. Oleh-oleh pun ada yang sekedar apa adanya karena emang adanya begitu...