Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Sebut saja gloomy day

Hal favorit yg sering dilakukan kebanyakan orang Indonesia adalah menghambat orang lain. Kenapa saya bilang menghambat orang lain? Karena birokrasi. Let say.. belibet lah ya.

Jadi kemaren rencananya bikin rekening bank di salah satu vendor yg lumayan apik daripada vendor bank ku saat ini. Karena menawarkan kemudahan2 dan tidak banyak mengeluarkan biaya tambahan. Iya meamng lebih mahal, tp mahal toh cuma sekali, bukan murah tp setiap kali transaksi harus membayar lebih lagi. Bangkrut lah sekiranya kalo gitu.

Kan rencana bikin disitu ya, ehh ternyata karena domisili bukan asli Surabaya akhirnya sudah saya siapkan beberapa hal yg diperlukan. Kata seorang teman yg bekerja di bank tersebut menyebutkan hanya perlu syrat ini dan ini aja. Okelah berangkat ke salah satu mall di Surabaya. Ternyata nyampe sana yg antri buanyakkkk dan setelah tanya ke satpam, beliau bilang"Ohh maaf mbak, kalau bikin rekening harus weekday, ga bisa weekend". Dalam hati cuman jawab "shit!". Artinya apa? Artinya udah jauh2 ke mall sini tapi nihil dan gue harus pulang. FYI ya, ini bukan pertama kalinya nyobain bikin rekening bank tp ditolak mentah2 haha.

Akhirnya, daripada dongkol ya, pergilah ke coffee shop. Bukan favorit sih, tp vendor ini masih belum terlalu memberikan nilai negatif aja sih. Karena bank ada dilantai bawah, jadinya harus naik dulu. Oiyaa, pengen ke toko buku dulu deh ya. Liat2 buku hasil kerja timku juga sih. Ceritanya lewat eskalator nih, tiba2 inget si dia yg pernah berada dibelakangku karena tdk mau bersebelahan denganku in case ada orang yg buru2 jadinya gak terhalang sama kita yg sante bade gini. Nah pikiran yg begitu tuh jarang ada disini. Bisa2 malah gak peduli orang lain. Yasudahlah ya

Setelah dari toko buku itu, kudengar si satpam menyapa semua orang yg masuk kesana *kecuali aku*. Keluarpun mereka juga diberi salam oleh satpam tersebut, but me. Saya jadi mikir, ada yg salah sama penampilanku?? Memang sih waktu itu hanya mengenakan ransel gede ala backpaker, kaos, joger pants dan sepatu flat super lusuh. Mungkin dia kira saya ga bakalan beli kali ya *emang gue ga beli sih, kemaren uda beli buku yg ga ada disitu sih*. Keluarpun tidak diberikan salam. Okelah fine, gue juga ga gila hormat kok. Smakin menambah gloomy hidupku.

Mampirlah ke warung kopi situ dan pesen coffee latte awalnya. Tapi sayang, mulut mbaknya yg manis mampu menjeratku dg iming2 roti yg udah saya incar dari jauh. Alhasil bayarnya juga lebih. Super sekali. Menunggu pesanan jadi, kemudian dipanggil namaku. Ketika mengambil pesanan, ehh kok ya masnya itu ngagetin banget dari balik tembok, "MBAK PRISCA SELAMAT MENIKMATI! INI KOPINYA DAN SANDWICHNYA!". Sumpah semangat banget. Untung aja nggak aku siram kopi deh itu.

Menikmati es kopi dan sandwich hasil rayuan maut tadi serta blogging dan mengamati tingkah orang2 lalu lalang juga membuat hati cukup gembira kok. At least, menghibur diri sendiri setelah ditolak bank, gak dikasih salam sama satpam, dan dijerat rayuan maut mbak warkop. Akhirnya, makanan dan kopilah yg membuat hariku agak berwarna saat itu.

Moral valuenya apa?
1. Cek syarat2 kelengkapan jika memang kalian ingin membuat sesuatu di vendor2 indonesia. Karena terkadang yg sudah lengkappun masih aja salah dan ditolak *like me*. Jangan lupa bismillah juga
2. Jangan dandan lusuh apalagi pake sepatu flat yg hampir sakaratul maut jika ingin masuk mall dan disapa sama satpamnya
3. Jangan tergoda hasutan maut mbak2 mas2 yg ngurusin pesenan di warkop. Otherwise, anda akan membayar lebih mahal
Yg terakhir, se gloomy apapun hidup anda, nikmatilah dg secangkir kopi panas atau segelas es kopi. Jika mampu, ditemani sandwhich hasil rayuan mbak2 warkop.

Have a good day :)

Comments

Popular posts from this blog

Menjadi dotcom

Few days ago, I wrote what I want to do on early 2017. And one thing has been done today. What is that? Tarararaaaaaaa.... silverestrella.com As I promised myself, now this blog has been upgraded to dotcom. I found a domain hosting through Mas Adhi . He wrote that when I was looking for hosting for my blog. So thank you so much, you came on right time hahaha Dibilang alay ya udahlah nggak apa-apa, yang jelas seneng akhirnya bisa upgrade jadi dotcom yeyeyeyeee

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter