Kantor Imigrasi Denpasar Sebagai penjamin visa (Visa kunjungan maupun KITAS nantinya), harus mendaftarkan diri ke website imigrasi. Hal-hal seperti data diri harus didaftarkan agar mendapatkan nomor ID sebagai penjamin. Nah, setelah 3 tahun sejak mendaftarkan diri sebagai penjamin, gw baru sadar kalau alamat rumah sudah berubah, KTP statusnya berubah, KK juga sudah berubah, tapi data masih yang lama sedangkan sudah harus mendaftarkan visa lagi. Gw cari tombol untuk update profil penjamin di website imigrasi. Nyari muter ternyata nggak ada. Setelah tanya admin imigrasi, ternyata cara mengubah profil tersebut harus dengan mengirimkan email ke kasubdit visa. heheeeee! Setelah gw kirim email dengan format seperti surat formal, eh dibalesnya "mohon sertakan surat permohonan yang bertandatangan di atas materai" wkwkwkwkwkwkwk kenapa nggak sekalian gitu ngomongnya kemaren. Gw pikir-pikir lagi, mepet nih kalau harus nunggu. Gw daftar ulang aja kali ya sebagai penjamin dg ID baru. E
Akhir-akhir ini sedang menyelesaikan bacaan Tetralogi Buru yang mana itu (menurut gw) merupakan buku wajib untuk dibaca orang Indonesia. Semacem buku sejarah tapi bentuknya nggak keliatan kalo lagi bahas sejarah. Bahkan kata Soesilo Toer aja bilang "Pram itu, bikin buku sejarah non fiksi tapi dibikin kayak fiksi. Nah yang fiksi dia bikin kayak non fiksi. Tau Minke kan? Dia itu nyata, tokoh asli, tapi Pram aja bikinnya kayak fiksi". Statement ini semakin menguatkanku mengidolakan Nyai Ontosoroh sepenuhnya. Diawal-awal emang krasa banget kebimbangan seperti "Ini buku kisahnya beneran nggak sih? Nyata nggak sih tokohnya?" Perlahan tapi pasti jadi mikir "Ah nggak lah kalo ini fiksi, semua cerita-cerita tentang negeri ini pernah gw baca dan datanya cocok kok". Penggunaan bahasanya pun cukup sekali, tidak terlalu tua tidak terlalu muda. Standar tapi tetap kerasa klasiknya. Terjemahan Bahasa Inggrisnya pun juga asik nggak kaku seperti buku-buku lawas. Ya m