Skip to main content

Pakai Debit Jenius di Luar Negeri

Amsterdam Central Station  Ini pertama kalinya pakai debit Jenius di luar negeri. Pemakaian ini menggunakan sumber dana EUR yang ada di aplikasi. Jadi uang yang keluar adalah uang EUR, bukan IDR.  Untuk buka rekening valas di Jenius, tinggal ditambahkan saja bagian buka akun valas lalu pilih kurs yang diinginkan. Di kasus ini gw punya rekening EUR di Jenius yang ditujukan untuk transaksi di Eropa.  Karena kemarin lagi di Belanda, akhirnya pengen coba pakai debit card Jenius karena EDC di Belanda belum tentu bisa untuk kartu kredit saja. Sebelum digunakan tentunya jangan lupa untuk menyambungkan kartu debit ke rekening mata uang asingnya biar sumber pengeluaran juga langsung dari tabungan valas itu. Tinggal klik klik aja kok. Tibalah saatnya menggunakan mata uang EUR yang sudah kubeli dari Jenius. Waktu itu gw pakainya di Schipol, di dua toko berbeda, dan keduanya nggak bisa tap langsung. Jadi harus insert kartu, tentu bukan masalah.  Karena terbiasa dengan transaksi...

[Piknik] Belajar Menenun di Sukarara

Setelah melihat pembuatan kerambah di Banyumulek, kita geser langkah kaki kita menuju Desa Sukarara. Waktu pertama kali ke Lombok, kita hanya sempat ke Desa Sade tanpa ke Sukarara. Katanya sih Sukarara motifnya lebih cerah gitu.



Disana, ada display beberapa ibu-ibu yang lagi nenun dan pake baju tradisional gitu. Kitapun disambut bapak pemandu yang secara otomatis manduin kita. Dan you know what, kita difoto sama salah satu pemandu disana buat koleksi pribadi dia sendiri dan seneng gitu katanya liat aku sama HJ. Lapo coba seneng iku?

 
Dijelaskanlah semua hal yang berhubungan dengan Desa Sukarara ini. Kalau Desa Sade mempertahankan desain rumah adat dan keadatannya, Sukarara lebih ke sentra tenunannya. Jadi semacem workshop tenunan Lombok.



Aku sempet nenun lho. Dengan harapan nggak merusak tenunan si ibu, akhirnya aku cobain nenun. Sambil nenun sambil mikir juga ini bikin motifnya gimana, kok bisa rapi begini. Benangnya dimasuk-masukin pokoknya sama si ibu terus 2 kali hentakan buat ratain benangnya biar nempel sama desain sebelumnya. Yes! I didnt screw it up!


mukaknya nggak ramah banget ya aku? hahaha




Trus kita berdua diajak kedalam workshop buat liat-liat kain yang udah jadi. Harga paling murah sih sekitar 250ribuan gitu, yang paling mahal ada kali 8-10 juta gitu deh. Kita cuman liat-liat aja sih didalemnya. Udah nggak pengen beli, udah banyak pengeluaran haha

Motif kainnya jauh lebih beragam dan cerah daripada yang ada di Desa Sade. Jadi lebih banyak pilihan aja kalau mau beli kain. Jujur bagus-bagus, tapi bawaan udah banyak jadi ogah mau bawa barang lagi. Bisa dimarahin HJ aku nanti 😄



Photos are taken by me and HJ  

Comments

  1. bagus ya motifnya kayak bentuk rumah. Nama motifnya apa ya mba ?

    Btw gimana rasanya nenun, pegel-pegel gak tuh mba. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gatau hahaha
      Oon ya nggak nanya, tp ada satu jenis yg itu bagus dan paling mahal. Namanya subhanellah. Tapi aku ga liat sihh

      Karena cm lima menit, ya ga pegel haha
      Tapi kayake pegel lho, punggungnya cm disanggah yg bawahnya aja. Kayak nyandar gt, tp kcil. Lima jam ya teler

      Delete
  2. Waaahhhh seru banget punya pengalaman belajar menenun gitu. motifnya bagus dan lucuuu.. pasti itu bikinnya sakit mata gegara detailnya agak njlimeett... hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sakit mata bangetttt. Padahal cm tinggal jedok jedokin aja, tp pas masukin motifnya, yg warna itu jg sempet salah

      Kamu di bali tinggal loncat kan ke lombok haha

      Delete
  3. duh duduk selonjoran gitu emang enak
    tp klo aku sambil ngemil kuaci aja xixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benerrrrr. Apalagi sambil liat dan dengerin philpop yak 😋

      Delete
  4. Wah, pengalamannya seru nih. Bikin kain tenun gitu sambil selonjoran. Btw, apa punggungnya gak capek ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo sejam ya capek hahaha
      Tapi seru lho, cobain deh kesana
      Mata capek lah dkit hahhaa

      Delete
  5. Aku juga gitu. Kalo ke work shop mung liat-liat tok. Meh tuku kok yo larang, hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...