Skip to main content

Rough Guide to Bali

Penjor "Hey I am coming to Bali, can you recommend me things to do?" I got that question a lot. I get it, I live in Bali so people would think that I master everything about Bali. Well... 50:50. I happened to travel around Bali since 2017. So it wasn't wrong to assume me knowing Bali. But I am also a lazy traveler so I don't always do many things in one place.  That is why we will call this a rough guide to Bali.  First thing first, define your style of traveling. Because we all know that Bali is an island. Not a city. So it is quite big, you know. You can not explore all of it in two weeks. Well you might be able to do so, but probably not immersing enough of it.  So... what is your style of traveling? Bali offers you some cultures, quiet normal life, party hotspots, quiet beaches, busy beaches, temples, and so on.  Mt Batur West part of Bali (Canggu, Seminyak, Kuta) If you enjoy partying, you might want to spend your time more in the west part of Bali like Canggu, ...

[Piknik] Belajar Menenun di Sukarara

Setelah melihat pembuatan kerambah di Banyumulek, kita geser langkah kaki kita menuju Desa Sukarara. Waktu pertama kali ke Lombok, kita hanya sempat ke Desa Sade tanpa ke Sukarara. Katanya sih Sukarara motifnya lebih cerah gitu.



Disana, ada display beberapa ibu-ibu yang lagi nenun dan pake baju tradisional gitu. Kitapun disambut bapak pemandu yang secara otomatis manduin kita. Dan you know what, kita difoto sama salah satu pemandu disana buat koleksi pribadi dia sendiri dan seneng gitu katanya liat aku sama HJ. Lapo coba seneng iku?

 
Dijelaskanlah semua hal yang berhubungan dengan Desa Sukarara ini. Kalau Desa Sade mempertahankan desain rumah adat dan keadatannya, Sukarara lebih ke sentra tenunannya. Jadi semacem workshop tenunan Lombok.



Aku sempet nenun lho. Dengan harapan nggak merusak tenunan si ibu, akhirnya aku cobain nenun. Sambil nenun sambil mikir juga ini bikin motifnya gimana, kok bisa rapi begini. Benangnya dimasuk-masukin pokoknya sama si ibu terus 2 kali hentakan buat ratain benangnya biar nempel sama desain sebelumnya. Yes! I didnt screw it up!


mukaknya nggak ramah banget ya aku? hahaha




Trus kita berdua diajak kedalam workshop buat liat-liat kain yang udah jadi. Harga paling murah sih sekitar 250ribuan gitu, yang paling mahal ada kali 8-10 juta gitu deh. Kita cuman liat-liat aja sih didalemnya. Udah nggak pengen beli, udah banyak pengeluaran haha

Motif kainnya jauh lebih beragam dan cerah daripada yang ada di Desa Sade. Jadi lebih banyak pilihan aja kalau mau beli kain. Jujur bagus-bagus, tapi bawaan udah banyak jadi ogah mau bawa barang lagi. Bisa dimarahin HJ aku nanti 😄



Photos are taken by me and HJ  

Comments

  1. bagus ya motifnya kayak bentuk rumah. Nama motifnya apa ya mba ?

    Btw gimana rasanya nenun, pegel-pegel gak tuh mba. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gatau hahaha
      Oon ya nggak nanya, tp ada satu jenis yg itu bagus dan paling mahal. Namanya subhanellah. Tapi aku ga liat sihh

      Karena cm lima menit, ya ga pegel haha
      Tapi kayake pegel lho, punggungnya cm disanggah yg bawahnya aja. Kayak nyandar gt, tp kcil. Lima jam ya teler

      Delete
  2. Waaahhhh seru banget punya pengalaman belajar menenun gitu. motifnya bagus dan lucuuu.. pasti itu bikinnya sakit mata gegara detailnya agak njlimeett... hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sakit mata bangetttt. Padahal cm tinggal jedok jedokin aja, tp pas masukin motifnya, yg warna itu jg sempet salah

      Kamu di bali tinggal loncat kan ke lombok haha

      Delete
  3. duh duduk selonjoran gitu emang enak
    tp klo aku sambil ngemil kuaci aja xixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benerrrrr. Apalagi sambil liat dan dengerin philpop yak 😋

      Delete
  4. Wah, pengalamannya seru nih. Bikin kain tenun gitu sambil selonjoran. Btw, apa punggungnya gak capek ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo sejam ya capek hahaha
      Tapi seru lho, cobain deh kesana
      Mata capek lah dkit hahhaa

      Delete
  5. Aku juga gitu. Kalo ke work shop mung liat-liat tok. Meh tuku kok yo larang, hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Rough Guide to Bali

Penjor "Hey I am coming to Bali, can you recommend me things to do?" I got that question a lot. I get it, I live in Bali so people would think that I master everything about Bali. Well... 50:50. I happened to travel around Bali since 2017. So it wasn't wrong to assume me knowing Bali. But I am also a lazy traveler so I don't always do many things in one place.  That is why we will call this a rough guide to Bali.  First thing first, define your style of traveling. Because we all know that Bali is an island. Not a city. So it is quite big, you know. You can not explore all of it in two weeks. Well you might be able to do so, but probably not immersing enough of it.  So... what is your style of traveling? Bali offers you some cultures, quiet normal life, party hotspots, quiet beaches, busy beaches, temples, and so on.  Mt Batur West part of Bali (Canggu, Seminyak, Kuta) If you enjoy partying, you might want to spend your time more in the west part of Bali like Canggu, ...

Setelah Beberapa Minggu Tinggal di Moskow

red square Nggak ada yang bikin gw 100% kaget dengan perbedaan, cuma rada syiksyaksyok aja dikit.  Beberapa bulan lalu gw ke sini buat jalan-jalan. Ada kenalan suami bilang, "Gila ya, orang Moskow tuh wangi-wangi banget. Penasaran banget pake parfum apa." Waktu itu beneran nggak ngeh karena lebih banyak bau rokok daripada parfum sih menurut gw. Orang Moskow kalo ngerokok 11-12 kayak orang Indonesia di warkop.  Tapi otak udah terpapar ide tersebut, jadi waktu gw balik lagi ke sini, eh beneran dong mereka di jalan tuh wangi banget. Wanginya nggak nusuk, malah blend-in banget sama sekitar jadi nggak yang tiba-tiba puyeng makbrengg gitu baunya. Enak banget. Iya bener juga, gw jadi penasaran mereka pake parfum apa. Gw pengen beli.  Orang bilang kalau orang Rusia tuh jarang senyum, kaku, yang mana gw rasain pas awal dateng ke sini. Tapi setelah tinggal di sini, nggak juga kok. Mereka senyum kalau kita ngobrol sama mereka. Emang sih beberapa tetep ada yang pahit tapi nggak semua...

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa...