Skip to main content

Sustainable Way to "Dump" our Waste

Sticker from eco-bali recycling October is funny month. We have this crisis of burning landfield in Bali, and they haven't pick up my trash for 2 months. Probably over two months now. We're like "Okay it's time to swap to the sustainable options" Yea we've been thinking about composting, but I do not know where to start. Because, you know, when you did it wrong it can be stinky and worm-y and not working out well. Turns out, they have composting company that provide the bin, the pickup, and even got the compost back monthly or per 6 months. I did not know that but of course my husband found it and planned to sign up for it.  The week where we had that plan on mind, suddenly in the morning there was a guy from this company came to our house delivering the composting bin. "No we did not order this, yet" Apparently the neighbor ordered their service but they got the address wrong. The next day, the same guy came again, brought his empty composting bin f

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss



I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS).

Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget). 

Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂

"Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya"
"HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???"
"Suaminya masih WN Belanda kan mbak?"
"Iya"
"Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja"
"Mulai kapan mbak?"
"Udah lama mbak, emang gitu ada kelonggaran untuk yang memiliki pasangan orang Eropa"

Mbaknya nggak ngomong jenis visanya sih, gw sendiri yang cari akhirnya.

Jadi, suami gw yang WN Belanda menjadi salah satu perks gw bisa dapet gratis Schengen visa dan hanya membayar biaya administrasinya aja sebesar 200-300k rupiah aja. Ternyata hal ini sudah tertera di website VFS dengan Schengen visa type C yang menyebutkan: 

You are eligible if you can prove objectively that all of the following requirements are met:
  1. You are a family member of an EU/EEA/Swiss national. (this includes a spouse, registered partner, child who is under 21 or a depending family member); and
  2. you are accompanying the EU/EEA/Swiss national or planning to join him/her; and
  3. this EU/EEA/Swiss national is traveling to or is residing in another member state than that of which he/she is a national.
Tapi.. TAPI TAPI... hal ini tidak berlaku jika: This procedure does not apply to family members of Dutch nationals travelling to or living in the Netherlands, unless they have recently worked/lived in another EU/EER country or Switzerland.


Geneve, Nov 2019

Jadi kalo gw pulang kampung, gw tetep harus bayar visanya. Pulang ke Belanda. Gw cerita suami gw, dia bilang "No wonder!" LOL gw nggak paham juga. Tapi ya gw seneng aja dong dapet gratis juga. 

Prosesnya singkat, hari ini submit data, besok udah rilis visanya, lusanya paspor dikirim, besoknya paspor udah ditangan. Gw pake kurir bayar 150 ribu karena Bali masuk area 2. Gw dapet visanya sesuai tanggal masuk dan keluar Eropanya. Tapi, VFS Swiss cuma ada di Jakarta, di Bali nggak ada jadi mau nggak mau gw harus ke Jakarta. Tiket ke Jakarta lebih mahal daripada harga visa gw dududuu.

Yang apply via Swiss bisa dibilang nggak sebanyak Belanda. Kemarin gw sendirian aja sampai 10 menit kemudian baru ada orang kedua. Proses ambil biometriknya juga singkat sih. Masuk jam 9 kurang 10 menitan, jam 9 lebih 5 udah selesai. Appointment gw jam 9 pagi tapi karena nggak ada yang antri ya dibolehin masuk juga. 

Sesingkat dan semudah itu sih.

Comments

  1. Replies
    1. lho ya gapapa, emang aku sengaja bikin iri wekkkk :P

      telat wisan sampean mas, wes kawin wissssssss gaiso golek bule maneh hahahahahahha

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala