Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

[Piknik] Welcome Gili Air



Congratulation! Fresh Oxygen Fresh Oxygen Fresh Oxygen

Iya, kita sedang berada di Gili Air yang absolutely no motorcycles, no cars and any other motorized vehicle! Congratulation!!!!


Ceritanya, sebelum kita memasok oksigen terbersih di dunia ini, kita harus nyebrang menuju Gili Air menggunakan kapal. Ya iyalah kapal, nggak mungkin juga kan pake pesawat ato kereta. Rencana awal kita mau nyebrang pake slow boat yang 15ribuan. Eh ternyata katanya ombaknya gede jadinya mereka nggak beroperasi. Terpaksa harus speed boat. Yayaya speed boat itu bisa diisi 10-12 orang gitu, tapi yang nganter kita maksa buat nyebrang privat aja. Baru pertama kali ya, akhirnya yaudah deh nurut. Ntah ini terlalu bego apa gimana tapi yawes lah udah terlanjur juga. 350ribu deh. Nyebrang juga cuman 15 menit tapi udah cukup bikin perut kemrucuk. Itu mah emang laper.

Akhirnya kita menjejakkan kaki di Gili Air. Pertama kali kaki menjejak disana saya langsung mikir ‘Ini masih di Indonesia kan? Kok berasa Hawai begini, bule semua, seting tempat juga hawaian banget’. Padahal nggak pernah ke hawai sih 😄

 first sight from resort

Jadi dari rangkaian 3 pulau itu, Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, Gili Air termasuk pulau yang kedua sepi. Maksudnya yang sepi banget itu Gili Meno, Gili Air, baru deh yang party party di GT. Kita nggak ke GT karena apa? Karena kita berdua nggak suka yang rame-rame heboh berisik gitu. yaudah Gili Air aja deh dulu.

Kita berdua nginep di resort pinggir pantai, Biba Beach Village. Kurang paham sih ini ‘village’ ini emang nama desanya apa cuman cara mereka kasih nama resort mereka aja karena kebanyakan resort ada village-nya. Menuju ke Biba Beach juga kita pake cidomo karena nggak paham lokasi hotelnya sejauh apa dari pelabuhan. Bisa mampus dong kalo sok tau bilangnya deket padal jauh. Dan sekali jalan cidomo ini 100ribu. Mahal? Ya MAHAL. Tapi ditempat wisata, yaudah lah mau gimana lagi ya
 



biba beach room

Satu hal yang saya tangkap dari penduduk disana, mereka itu ramah. Bener-bener ramah. Biasanya kan kalo daerah wisata itu ramahnya yang annoying ya. Kalo mereka bener-bener ramah banget dan helpful banget. Jadi nggak annoying. Kita beberapa hari disana, karena saking kecilnya pulaunya ya, kita jadi sering liat orang yang sama sampe apal deh. Padahal juga nggak kenal. Kayak se RT gitu kesannya haha

Yang saya suka dari sana apa? Udara yang bersih tentunya, tanpa ada motor-motor, dan orangnya yang ramah-ramah. Untuk liburan, so energizing. Tapi untuk tinggal disana, hmmm hmm hmmm asal nggak sendirian aja nggak apa-apa. Tapi resikonya, jadi makin legam 😁

Comments

  1. Wes pindah kono wae...

    Jadi nanti kalo aku kesitu ada yang bisa ditebengi, hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada mas, vila sejenis rumah pinggirpantai dijual USD 125ribu. Beliin dong! Nantik aku yg ninggalin disanaa gpp deh haha

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini