Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Snorkeling



‘Sayang, snorkeling yuk’

‘yuk!!!!’

Oh wait! I cant swim!

Sembari diketawain HJ, ‘you should learn how to swim since 5’

Duh aku butuh solusi!

Then somebody said ‘don’t worry, they have life jacket for you. You can do it although you can’t swim’
Yes! Cerah duniaku!

Ternyata, baru 2 tempat udah keok. Udah nggak kuat. Kaki udah kram, tangan udah pegel banget. Dan aku cenderung floating tapi ngadep langit. Ya apa apaan kalo endingnya ngambang tapi ngadep langit. Snorkeling kan ngadep bawah. 
 
gambarnya pinjem google

Pasalnya, pasalnya, itu kacamata snorklingnya itu bocor. Bukan bocor sih, tapi nggak water resistant. Duh apa sih namanya, semacem ngerembes gitu lho. Jadi kan udah nggak bisa renang ya, langsung dicemplungin laut, syok kaget trus napas pake idung. Dasar begoooo. La kan napas harus pake mulut ya. Duhh ini otak nggak singkron banget sih. Yang 2 lokasi pertama sih nggak seberapa bagus kata HJ dibandingin dengan 2 lokasi terakhir. Soalnya 2 lokasi terakhir itu liat kura-kura gede banget dan liat fish garden. Yang mana aku udah keok nggak berani nyemplung lagi. yaudah jadinya aku nunggu di boat ngobrol cantik sama mas-mas kapalnya. 

Btw, this was my first snorkeling. Dan dan dan…tetep jadi satu-satunya orang indonesia dikapal itu. Ini awak kapalnya jangan diitung lho ya. Itung penumpangnya aja, aku jadi yang paling eksotis sekapal. Read : yang bermuka paling kusem.


Promised him two things, to learn swim so we can dive later. Diving lho!!! Bayangkan! Diving!! Renang aja masih gaya batu dada, malah diving! Dia bilangnya ‘diving in shark point’. Sepuntene mas, budal o dewe. 

note: kita nggak bawa hape, kamera apapun sama sekali. jadi nggak ada sesi dokumentasi di part ini

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Cara Memilih Bacaan

Pulang - Leila Chudori Pengalaman gw mulai menyukai membaca karena bukunya yang bagus. Kata orang jangan judge buku dari sampulnya. Gw termasuk orang yang suka judge buku dari sampul. Tapi itu bukan hal yang utama dong tentunya. Itu hanya ekstra poin aja.  Pertama kali gw baca buku dan tiba-tiba suka adalah saat papa yang waktu itu pulang, bawain gw buku ensiklopedia yang isinya sejarah dan astronomi. Itu yang bikin gw langsung suka baca, karena materinya bikin gw berbinar. Itu juga awal mula gw suka astronomi.  Perjalanan sebagai pembaca tentu saja lama sekali. Beberapa genre gw coba baca, kadang suka, kadang nggak suka. Hingga akhirnya gw tau apa yang bikin gw akan baca buku itu.  "Halaman pertama tulisannya" Gaya menulis orang itu pasti selalu berbeda. Meskipun mirip dengan yang lain, pasti akan ada karakter pembedanya. Itu biasanya terlihat dari halaman pertama tulisannya. Bayangkan, meski materinya bagus tapi penyampainya nggak bagus juga nggak akan nyangkut di pemb...

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...