Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar. 

Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa menawar harga becak. Karena dulu saya ditawari seharga 50ribu. Setelah ditawar akhirnya mendapat harga setengahnya. 

Yang kedua adalah menggunakan taksi. Jika titik keberangkatan dari sekitar Malioboro atau Jogja, menuju kesana taksi tidak akan menggunakan argo karena akan terjadi tawar menawar harga. Hati-hati dengan harga yang ditawarkan supir taksi. Bisa sangat mahal, tergantung bagaimana cara menawar kita. Karena saat itu saya dengan pasangan yang bule, sewaktu berangkat saya diberikan harga 150ribu dan dari Prambanan menuju bandara Adi Sutjipto diberikan harga 110ribu. Saya jadi mikir, yang berangkat tadi seharusnya bisa cuman dapet 100ribu nih. Tapi ya sudahlah, nggak ada protes dari si dia, jadi ya oke lah nggak banyak cingcong. Untuk kendaraan pribadi, tergantung bensinnya hehehe.. yang jelas dari arah Jogja menuju Prambanan menghabiskan waktu sekitar satu jam.

Tiket masuk weekend untuk turis lokal dibandrol dengan harga 30ribu rupiah. Sedangkan untuk turis mancanegara seharga hampir 300ribu rupiah. Tempat membeli tiketnya pun berbeda antara yang lokal dan mancanegara. Dan pengalaman membeli tiket dengan mas pacar di loket lokal, diliatin sama orang-orang dari ujung atas sampai bawah. Oh iya, untuk anda yang merupakan turis mancanegara, selain menggunakan tiket standar yang seharga hampir 300ribu, manfaatkan kartu pelajar anda untuk mendapat harga khusus. Pengalaman mas pacar yang masih memegang kartu alumni kampusnya, dia bisa mendapatkan harga spesial khusus pelajar dengan cara “I am a Amsterdam university student, give me a student ticket”. Nah lhooo… harganya cuman 126ribu rupiah. Lumayan kan… Manfaatkan kartu anda hehehe

Untuk anda yang membawa banyak barang-barang seperti backpacker, jangan khawatir. Ada tempat penitipan tas didekat loket lokal. Manfaatin aja daripada bawa barang piknik keliling candi. Lokasi candi nggak kecil yaaa, dijamin capek deh serius. Jadi lebih baik manfaatkan penitipan barang gratis yang harus diambil sebelum pukul 5 sore. Bawa aja dompet dan barang penting lainnya. saya cuman bawa dompet, tablet, hape, air sama payung (nggak cuman deh kalo ini), sedangkan dia membawa dompet, kamera, dan buku panduan wisata (yang terakhir ini nggak penting banget menurutku hehee).

Jangan lupa bawa payung. Bukan karena takut hujan, tapi kepanasan hehehe. Maklum aja lokasi candi yang sama sekali nggak ada tempat berteduhnya, kecuali deretan pohon dan hijau-hijauan sebelum masuk pelataran candi. Si dia yang awalnya hanya ingin melihat candi dari kejauhan dan duduk-duduk di gazebo sekitar 100meter dari candi akhirnya menyerah dan ingin melihat candi lebih dekat. 

Dengan berbekal payung, akhirnya saya memakai paying untuk menghindari terpapar sinar UV berlebih. Meskipun pada akhirnya payung sukses terbalik karena anginnya yang lumayan kencang sekali. But it help a lot lho.
Yang saya suka dari candi Prambanan adalah bentuknya. I mean dia banyak, dan menyebar. Tidak seperti candi Borobudur yang hanya satu ting ditengah-tengah. Beberapa Candi utama terlihat besar, dan ada banyak candi kecil-kecil disekitar pelataran Prambanan. Mungkin itu adalah candi Sewu. Tapi mereka semua sudah tidak berbentuk. Hanya berbentuk batuan kecil-kecil. Kemungkinan besar mereka rusak karena efek gempa tempo hari di Jogja. 

Hampir setiap candi utama terdapat arca di dalamnya. Dan bagi saya, ini adalah spot yang paling horror. Gimana mau nggak horror, lokasinya gelap, arcanya mistis. Saya yang merasa horror, tapi dia santai-santai aja. Dasar beda mindset ya hehehe.. Setelah menyusuri candi dari ujung sampai ujung, ada beberapa spot lain seperti museum, kantin, tempat oleh-oleh, bahkan tempat kijang dikandangkan. Bukan dikandangkan sih, tapi dipagari tempat mereka dan kita bisa memberikan mereka makan dengan cara membeli sayuran yang sudah terjual disekitar kijang-kijang tersebut.

Harga souvenir terbilang masuk akal, sekali lagi masuk akal untuk daerah wisata. Dan juga harga makanan di kantin yang juga standar. Sepiring pecel dihargai sepuluh ribu, es teh seharga 5ribu dan air mineral juga 5ribu. Masuk akal kan??
Pintu keluar dekat dengan deretan kantin-kantin. Jangan lupa untuk mengambil barang yang tadi dititipkan. Sediakan sunblock dan payung atau apapun untuk menghalau panasnya terpaan sinar matahari. Karena panasnya benar-benar menggosongkan untuk kulit sejenis kulit saya yang Indonesia banget. 

Lagi-lagi, yang didapat dari kunjungan ini hanya bersyukur dan bersyukur. Diberikan kelengkapan fisik untuk melihat indahnya Prambanan dan bersyukur berkesempatan melihatnya. Meskipun setiap kali berkunjung kesana masih nggak habis-habisnya berpikir cara mereka, manusia jaman dahulu membangun candi yang super kokoh tersebut. Cukup ngebayangin ngangkut batu seberat segede gaban gitu ke puncak candi dimana jaman itu belum ada buldoser ataupun lem super canggih untuk menempelkan satu batu dengan batu lainnya.



Prambanan dari kejauhan


Bongkahan batu yang hancur, dan makin hancur gegara gempa


Traveling kali ini, nggak ke Bromo yang dingin atau candi yang panas, dampaknya sama-sama sukses menggosongkan wajah.

Comments

  1. Penitipan barangnya aman ga kak ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo galuh.. aman kok, krn ini fasilitas dr pengelola candinya. Kalo mau nitip kamu bilang aja ke yg jual tiket. Letaknha sblh kiri tiket, nnti dikasih nmr. Sprti biasanya titip brg. Maaf ya baru bales hihi

      Delete
  2. Sampe sekarang masih ada kak tempat penitipan barangnya? Terima kasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ohh kece sekali. Emang perlu sih, krn banyak jg yg bawa banyak brg skalian cabut begitu

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini