Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Generasi Gawai

Membaca postingan mas Riza dan mas Bumi tentang anak kecil yang kecanduan gadget, saya jadi mikir. Saya punya adek kecil, sekarang umur 10taun. Saya sadar dia pasti dikategorikan generasi gadget. Sempet resah karena dia udah pegang hape dan tablet. Well.. sebenernya itu hape juga dipake mama sih. Tapi tablet dikondisikan untuknya.

Saya menolak dia difasilitasi gadget. Meskipun dia termasuk anak supel dan banyak temannya serta jarang pulang kerumah, tetap saja saya kawatir kan. Gadget tetep kayak setan. Apalagi di jam belajar.

Yang kemudian saya melihat dia bermain tabletnya dan menulis sesuatu. Penasaranlah, saya tanya ngapain. Eh ternyata dia lagi belajar dan materinya didapet dari gurunya. Materinya berupa soft file, dan dibuka di tablet. Widihh, keren pisan ini gurunya bisa provide materi tambahan begini.

Ini nih kuisnya, karena penasaran akhirnya saya coba main sejarah.

Kemudian, beberapa saat yang lalu, dia mengerjakan soal di aplikasi yang ada di tabletnya. Kirain sih mau nge-game, ternyata eh latihan ngerjain soal. Jadi semacam kuis begitu, kayak who wants to be a millionare gitu deh modelnya. Tapi materinya pelajaran SD

Dapet 85 lho sejarah, dan bahasa Inggris dapet 100 haha

Manfaat? Iya manfaat kalo begini.

Bagi saya, gadget bisa jadi tak terhindarkan untuk generasi seangkatan adek kecil ini. Kalo dibiarin pake gadget tanpa pengawasan, jadinya anak makin rusak. Rusak matanya, rusak kehidupan sosialnya, rusak cara mikirnya. Tapi kalau dikontrol dan dibatasi, bisa jadi manfaat juga kok. Asal bener-bener dibatasi dan dikontrol. Kaya adek kecil ini. Siapa juga yang berani ngelawan mama yang nyeremin? 😄

Dan setelah dia belajar tambahan materi dan belajar jawab soal di kuis itu, dia ada peningkatan hasil belajar lho. Unbelivable! Why? Karena dia itu paling mualesssssss kalo suruh belajar. Males semales malesnya deh. Cewe padahal. Dan dia akhir akhir ini sering nongol di best 10 yang mana itu juga bikin dia heran kok dia bisa best 10. Padahal dua mbaknya kalo diluar best 10 bisa nangis semaleman.


Punya anak kecil ato adek kecil yang difasilitasi gadget? Jangan lupa dikontrol ya. Kita mungkin bisa bijak dalam menggunakannya, tapi mereka masih belum bisa bijak menggunakan gawai.

Comments

  1. Ah iya ada aplikasi beginian. Gw pernah ngerjain soal sejarah, setelah dihitung dapet 30 ! Wkwkwkwk

    Kelalen semua saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. 30?????? 😂😂😂
      Bangsa yg besar adlaah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya, termasuk memahami sejarahnya 😝

      Delete
    2. La wong pertanyaane isine raja-raja di kerajaan jaman dulu. Emang jek kelingan mbak?

      Delete
    3. Inget dongggg!! Makanya dapet 85 tuh, adekku yg ngerjain aja dpt 60 hahaha

      Delete
  2. Apa ya nama aplikasinya? Jadi pengen ikutan download nih, soalnya keponakanku yang masih SD sering buka-buka Smartphone juga.
    Biasanya kalau bukan main game, ya buat nonton youtube doang :|
    Mending aplikasi begini kemana-mana, sekalian dia belajar kan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduhh bentar aku tanyain adekku dulu deh ya haha aku cm make aja mbak, dia jg dpet ya dari temennya. Jd nanti aku introgasi dulu deh hehe

      Ponakannya suruh manfaatin gadget buat beginian aja mbak, manfaat 😁

      Delete
  3. wah recomended tuh, dulu sebelum masuk pesantren, adeku sering banget maenin gadget. pas diintipin lagi liat profil fb cowok hidih alamaak masih bau kencur juga
    emang penting banget ya ngawasin anak2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak penting banget. Anak kecil jaman skrg ini rada serem mbak. Efek sinetron hohoho

      Delete
  4. pernah tak rekomin ke anak2
    dan beberapa waktu pas tak cek gimana maen soalnya di rumah
    yang ada pada ngkatamin COC
    #yasudah

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan jangan mereka kalo diuji dapet nilainya sama kyak adekku, 60 hahaha

      Padahal ini menarik lho buat dijdiin belajar skalian mainan. Aku aja seneng

      Delete
  5. perlu diawasi dan dibatasi untuk anak kecil,
    apalagi banyak banget aplikasi game yang ydk cocok buat anak2

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter