Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Mayantara School #2



Anyway, setelah Kimchi (another kimchi is here) yang mendapat kunjungan terbanyak, ada satu tulisan lagi yang mendapat banyak viewer yaitu Mayantara School. Ntah mengapa, tapi beberapa murid saya juga mendaftar disana setelah membaca blog saya yang membahas sedikit tentang Mayantara School.

Hari ini saya mendapat email dari seseorang menanyakan tentang lembaga bahasa ini. Dia menanyakan tentang bagaimana cara menjadi pengajar disana. Yawes saya kasih link-nya saja ya biar dia bisa nanya sendiri ke mbak manager. 

Tempat ini benar-benar tempat istimewa. Disana saya belajar banyak sekali hal. Bisa dibilang, ditempat inilah saya memulai belajar hal-hal yang diluar kemampuan saya. Dimana lagi saya bisa bikin buku, menjadi penerjemah tertulis, menjadi tour guide (meskipun amatir), menjadi pengajar Bahasa Korea, menjadi pengajar Matematika (meskipun minimal mengambil kelas ini padahal saya jurusan matematika hahaha), menjadi teman akrab murid-murid saya, merasakan mempunyai kakak, menjadi baby sitter (gara-gara kedua anaknya suka rebutan saya), bahkan memiliki keluarga baru. 


karena keluarga bukan melulu soal pertalian darah (gambar pinjem sini)

Mayantara School selalu memberikan kesempatan bagi membernya untuk berkembang dan mengembangkan diri. Karena jika kemampuan pengajar berkembang, terutama kemampuan softskill nya, sudah barang tentu hal tersebut akan mempengaruhi kinerja dalam kegiatan belajar mengajarnya. Selama saya disana, pengalaman saya selalu baru, termasuk memahami kata-kata adek ajaib yang kala itu baru berumur 2tahunan. 


biar kata selalu rebutan gara-gara laptop, tapi saya berhasil mengalihkan dunia kedua bocah kakak beradik ini.  panggilan sayang mereka adalah .... "mbak piska yang cantik" 

 
si bocah ajaib yang juga mengalihkan duniaku

Mayantara School tidak hanya memfasilitasi siswa dalam belajar dan berkembang, tapi juga rutin mengadakan seminar. Seminar yang diadakan secara berkala tersebut memiliki banyak peminat.  Seminar yang diadakan juga bukan seminar ecek-ecek yang tidak memiliki pertimbangan yang matang. Karena melihat dari banyaknya peminat, yang terutama datang dari peminat kelas Bahasa Jerman, maka diputuskanlah untuk mengadakan seminar tentang Jerman (hal yang berhubungan dengan Jerman).


 persiapan sebelum seminar

Iya, saya juga diajak bekerja dalam satu tim untuk menyusun buku-buku persiapan ujian. Dengan kemampuan saya sebagai civitas akademika yang memegang sabuk vektor (jurusan matematika maksudnya), saya pun mengiyakan ajakan mbak manager. Jadilah kita berdua berkolaborasi menyusun buku, dan aja juga yang kolaborasi beberapa orang dalam satu tim besar. Eh eh eh buku pertama itu malah buku tentang Bahasa Korea. Modul maksudnya.

 ini adalah modul pertama saya dan bekerja sama dengan sahabat saya. nggak tidur beneran bikin materinya, yaa meskipun masih harus revisi sana sini, tapi ini buku udah punya ISBN lhooo

 


ini buku hasil kolaborasi dalam tim besar. Buku pertama yang nationally published
Mendapatkan murid bimbingan adalah satu hal yang agak gambling juga karena kita benar-benar dihadapkan dengan orang baru, dengan karakter yang kadang surprisingly amazing, bisa nyebelin bisa juga nyenengin tingkat dewa. Tapi untungnya murid bimbingan saya walaupun aneh-aneh dan penuh kejutan, mereka selalu menyenangkan

---
'mbak saya besok mau ke Korea, mau nitip oleh-oleh apa??'
'wuahh nitip buku ya pak'
 'hah? nggak salah nih nitip buku?'
'nggak lah pak, soalnya nggak dijual disini, jadi tolong yaa pak buku aja nanti saya ganti'
'oke deh. tapi serius nggak mau nitip lainnya? make up kek? kimchi kek?'
'ndak pak, buku aja'
beberapa minggu kemudian

'mbak ini ya, as requested'
'woahh makasih ya pak, berapa nih pak? kalau di kurs-in bisa 600ribu'
'ahh saya itu dapet gratis kok, jadi ya gratis buat mbaknya'
'lho? jangan gratis pak, kan nitip berbayar'
'no no no saya dapet duit dadakan jadi itu gratis, anggap hadiah ulangtaun deh'
'duuhh bapak baek dehhh, makasih banyak pak'
'semoga bermanfaat ya bu guru'  
--- 


temen sesama pengajar ngiri bukan main hahhahah.. ada juga yang ngasih saya hadiah album artis Korea favorit saya. apa ya ndak bikin temen saya jingkrak-jingkrak pengen dikasih juga
---
'sonsengnim, ini dari Milda, buat sarapan katanya'
'lho? Milda ngapain ngasih ini?'
'ya gapapa, buat sarapan sonsengnim... kan kita kelasnya pagi bener nih, dia takut sonsengnim belom makan' 
'Milda so sweet banget deh'
--- 
Milda adalah salah satu murid saya yang cerdas. dia hanya beda usia satu tahun tapi sangat respect dan perhatian ke saya. kangen Milda dehhh jadinya...


---
'kelasnya siapa bentar lagi?'
'AADC'
'hah?? ada apa dengan cinta?'
'kelasnya Dian sama Nikolas'
'ooohhh. btw Nikolas abis ambrukin moto gedenya kemaren depan pager, katanya sih gara-gara keberatan motor dan dia laper'
'hainggggg'
--- 


 kelas favorit saya. ini kelas super konyol. nama juga seolah destiny begitu




                                                          nyampe sini juga karena tuntutan Mayantara School untuk improve ourself better


---
I am Prisca Aditya Putri. My manager name is Ratih Putri and her husband name is Yudista Aditya. First time I came there they said :
 'you're a combination of us. You have Aditya and Putri in your name'
'huh? ahhhh hahahaha yeah, so I am the fist daughter in your family, so later I can own this Mayantara School right?'
'hehhhhhh nyesel deh ngomong gitu. udah balik kerja sana'



 she might be my manager at profesional life, but she is my sister. I am the first daughter but I can feel how to own an older sister like her.



Jadi kangen Mayantara School and crew dehhh

For anyone who wants to know something about Mayantara School, you can contact her directly or visit the homepage mayantara.sch.id. So glad become a part of Mayantara School.


 

Comments

  1. Wuihhh hebattt, pernah bikin buku. Pengen deh.

    Wuihh hebattt, pernah ngajar di sekolah internasional. Saya mah gak sabaran kalo sama anak-anak. Kalo ketemu anak nakal pengen jitak kepala mereka mulu, hahaha. Emang gak bakat jadi guru.

    Mbak, deket rumah saya noh ada sekolah internasional, gak daftar sekalian mbak? Sapa tau ntar jadi tetangga saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belom buku pribadi bang, masih buku tim sejauh ini. Masih cita2 pngn nerbitin bku pribadi nehhh

      Jangan asal jitak bang, ntr dilaporin polisi hahaha

      Motifnya apaan neh jd ttga segala? Suruh nemenin neng bekasi ye?? Ahhaha
      Btw sekolah apaan ya namanya? Kangen ngajar lagi

      Delete
    2. Palmkids apa gitu, lupa namanya. Udah jarang lewat sih. Pokoknya yang sekolah disitu mobilnya minimal Fortuner

      Delete
    3. Hmm minimal fortuner... Fortuner mobil gede, brati ntr kl aku disitu boleh lah bawa truk ya. Kalo bs gandeng. Lmyn buat ngangkut orang bnyak juga bisa

      Delete
    4. Sekalian kereta aja mbak-__-'

      Yang ganggu ntar tinggal tabrak aja, hahaha

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter