Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Gemes sampah

Saya udah mudik tapi H+1 ini. Udah nyampe rumah si mbah di Malang. Nah, karena udah setaun nda kesini, akhirnya baru tau hari ini kalo depan rumah ada retail, minimarket gitu lah ya. Minimarket ini, mungkin karena cuman satu2nya ya, jadinya rameeeeeee banget. Enak sih kalau beli cuman tinggal nyebrang aja, nda usah jauh2 kearah pasar dulu. Tapi ya sejam pertama dirumah mbah udah abis duit 100ribu disitu :(

Karena rame banget, alhasil banyak mobil yang parkir depan rumah. Karena ya salah satu penumpangnya beli disoni, daripada parkir sana rame ya, akhirnya cuman parkir depan rumah tho. Yang bikin gemes banget itu..... tangannya buka jendela mobil, trus syuuurrrrrr plassssss sampahnya dibuang keluar mobil. Enak banget gitu buangnya. Percaya ndak? Ndak ada rasa bersalah sedikit pun. Ya yes lah, kalo ada rasa bersalah ya mana mau buang sampah sembarangan.

Karena merasa ini lingkungan punya si mbah, gatel ya mulut kalo nda koar2. Akhirnya pas dia buang sampah, langsung saya teriak 'ehh enak banget ya buang sampah kaya gitu? Ngga punya tempat sampah ya? Enak banget tinggal buang kayak gitu, tau diri ngga sih'. You know what? Dia cuman liatin aja dan nggak ngerasa berdosa, padahaaalll ekek udah pelotitin lho. Dasar gatau diri ya.

Gemessss banget pengen gigit orang macem begitu. Bisa beli mobil tapi ga bisa beli tempat sampah. Dasar kere!

Buat yang mudik2 pake mobil, jangan buang sampah diluar mobil kaya gitu ya. Karena saya juga mudik pake mobil, dan kalo ada orang yang bilang 'bisa beli mobil tp gak bisa beli tempat sampah' itu saya sakit ati lho, karena saya selalu simpen sampah saya kalo nda nemuin tempat sampah.

Comments

  1. Mbak, besok kalo ada orang buang sampah lagi lempar sandal aja. Pengen jadi negara maju kok kelakuannya gak maju-maju, capee dehhh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buang sampaj itu soal kesadaran ya, orang yg berpndidikan pasti ga mau buang smbrgan. Bependidikan disini bkn serta merta sekolahnya tnggi jg lho ya, you know what I mean hohoho

      Biasanya sih kalo didepanku pas ya aku langsung lempar sendal, tp sendal tetangga hahaha

      Ayok mas jgn ragu juga buat ngelempar mreka sendal kalo masnya liat orang buang sampah smbrgan. Buang hajat aja nggak sembrangan kok hoho

      Delete
  2. Hahahaha

    Mbak,saya pernah nyolot ngomelin ibu-ibu yang buang sampah sembarangan di depan loket kebon binatang. Mungkin karna saya macak galak langsung itu ibu-ibu ambil lagi sampahnya terus buang ke tempat sampah. Memang budaya membuang sampah di tempatnya belom jadi kesadaran kebanyakan orang Indonesia. Jadi kita-kita yang aware harus mau ngasih tau lingkungan sekitar. Kalo embak gak bermental baja kayak saya jangan ditiru mbak, yang ada ntar gantian si ibu yang ngomelin, hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya sering mas diomelin balik, peduli amat yg pnting sampahnya ditempat sampah. Malah saking gemesnya, pernah dia buang saya yg ambil trus buang ke tempat sampah di depan dia hahah kalo orang normal sih pasti malu yaa

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini