Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

[Piknik] Jejak sejarah di Malang

Beberapa bulan yang lalu ketika si mas ke Bromo, dengan waktu yang mepet banget, akhirnya kita niat jelajah singkat jejak sejarah di Kota Malang. Biasa lah ya, dia selalu bawa buku panduan. Selain nerd, dia juga nggak mau oon ketika dia berada di suatu tempat baru. Dia terlalu nggak percaya sama kemampuan sejarahku akan kota Malang, karena pasti kalo nanya sejarahnya yang aku tahu paling juga nggak jauh-jauh dari lapak baju buku murah. Sejarahnya, tanyain mbah mbah jaman dulu dah.

kantor balaikota Malang

Perjalanan kita mulai dari hotel Tugu. Kita mulai dari naik becak. Tadinya saya kira aja sampai seratus ribu ya nganter ke daerah pasar besar (alun-alun kotak), eh ternyata cuman 30ribu. Terheran-heran juga kok, ini muka bule nggak dimahalin?? Derita punya partner bule, harga dibedain.

 dari sampul sih nggak beda banyak, tapi begitu buka dalemnya...hmm kalah deh cetakan Indonesia sama cetakan luar negeri
buku ini bagus kok, ada peta-peta jelajahnya juga

Malang saat itu sedang sejuk sekali. Jadi di becak nggak begitu kepanasan. Tau kan becak atasnya itu dibuka. Mentang-mentang si mas suka 'berjemur', tapi kan aku nggak bapakkkk. Padahal si mas nggak suka panasnya disini, menyengat katanya. Ya beruntung sih pas sejuk, nggak banyak kendaraan lagi. Jadi biarpun dibuka atasnya juga nggak kepanasan, dan nggak jadi marah-marah ke bapaknya. Dan itu adalah pertama kalinya naik becak di Malang setelah 6 taun tinggal di Malang. Ohh begini tho rasanya naek becak di Malang.


ready to go....by becak

Malang lagi bersih sejuk dan nggak banyak kendaraan. begini tiap hari pasti seneng

jalan Kayu tangan ini termasuk distrik utama dari jaman dulu sampai sekarang. lil bit blurry

melewati gereja kristen ini

Karena rute yang panjang, akhirnya kita putuskan untuk mulai dari bismillah. Ehh maksudnya, mulai dari Klenteng Eng Ang Kiong. Rute kita bagi dua, dan kita baru menyelesaikan setengah rute saja. Di klenteng lagi banyak orang berdoa lho. Dan karena aku pake jilbab, penasaran aja boleh nggak masuk. Soalnya mereka berdoa di berbagai sudut, takutnya gangguin mereka berdoa. Ternyata boleh dan malah ditawarin makan bakmi disana, seraya bapaknya bilang 'kalau mbak sama masnya mau, bisa makan bakmi dibelakang mbak. Tenang aja mbak, halal kok'. Ahh suka deh kalo respect begini. Oh hey, itu juga pertama kali masuk klenteng.


pelataran klenteng dan si bapak yang saya tanyain yang ada di samping kiri








Abis muterin klenteng, nggak lama sih soalnya kita berdua bingung mau ngapain lagi hahaha. Kita jalan balik. Karena tadi dianter becak, sekarang kita jalan kaki menelusuri jalan sekitar pasar besar. Kebetulan, ada Matahari di pasar besar, dan baru aja kebakar. Jadi ya lagi direnovasi. Kita cuman jalan sekitar situ aja sampai akhirnya ending di alun-alun.Disini susah jelasinnya hahaha, tapi yang jelas masih ada beberapa bangunan ala kolonial yang direstorasi dan tetap digunakan sebagai kantor pemerintahan. Si mas liatnya? hepiiii banget, dan mulai nyeramahin aku yang katanya orang Indonesia nggak bisa menjaga kekayaan sejarahnya sendiri. Ya kali bilang gitu ke aku seolah aku yang nggak jagain aja. Tanyain pemerintah masss tanya kenapa. Ngasih tau tapi lebih kearah ngomel-ngomel gitu lah si mas satu ini pokoke.

 arsitektur lawas

Bank Mandiri depan alun-alun kotak di Malang. tepat di depan hotel pelangi


masjid favorit saya, ademmmm banget didalemnya. dan berjejer dengan gereja
rumput yang hijau ini kalau jumat dan lebaran berfungsi sebagai sajadah karena menghadap ke masjid

Dan saya biarkan dia puas memotret bangunan lawas, aku mah duduk aja sambil ngopi di alun-alun baru. Alun-alunnya baru dibangun, mungkin baru satu taun ini sih. Pokoknya pas akunya pergi dari Malang, alun-alunnya mulai di renovasi.



 Malang sekarang macet juga lho. macettttt mulai menjangkau kota Malang. diambil dari jembatan penyebrangan. oiya dipojokan bawahnya tulisan KFC itu ada semacem monumen kecil KNIP. Saking kecilnya dan ketutupan rimbunnya pohon sampai nggak keliatan dan nggak akan notice kalau itu monumen

ahem! yang lagi pacaran mau selfi. ehh nggak boleh berprasangka, bisa aja adek kakak, atau sahabat mulai dari bayi
 
 who wanna play chess?


Nah, ada cerita khusus tentang tempat sampah diatas. Aku berencana membuang gelas plastik dari kopi tadi. Berpikirlah diriku dengan cerdasnya, karena tempat sampah lima macem ini baru di alun-alun. Karena aku bukanlah boneka orang yang sembarangan terhadap sampah -bisa dicaci maki si mas kalo buang sampah sembarangan juga-, akhirnya mikir keras banget, sampah plastik harus masuk tong yang mana ya. Daur ulang apa guna ulang ya??? Mikir beberapa menit didepan sampah itu. Mungkin kalo orang lain liat, dikiranya lagi terkagum-kagum sama tempat sampah warna warni kali ya. Ehhhh lakok tiba-tiba ada mbak nggak cantik langsung slonong boyyyy buang plastik sisa sempolnya di tong ijo which is itu buat sampah organik. Lah elu kira plastik sempol itu organik mbak?? Oohh mungkin dikira masih ada sempolnya yang berbau organik kan, jadi perlu dimasukin kesitu hahaha

Jelasnya sih aku langsung aja melotot kaget. Ya syok sih, itu orang kok nggak ngeliat tulisan itu. Berasa percuma aja ada tempat sampah dipisah-pisah kalo toh pada akhirnya digunakan semena-mena oleh orang yang nggak 'berpendidikan'. Karena menurutku, orang yang membuang sampah pada tempatnya itu termasuk orang yang berpendidikan.

Kalau kata teman-teman sih, selain disediain tempat sampah terpisah, harus ada edukasi ke warga. Biar hasil pemisahan sampah tadi juga maksimal. Jadi nggak cuman tempat yang bikin cantik taman aja, tapi emang juga fungsional dan tepat sasaran. Wihh mulai kapan temen-temenku cerdas bisa mikir sejauh itu ya???? love you deh gaessss


note : half of pictures with watermark 'hjlohuis image' here are taken by my lovely man. I didn't ask his permision to upload his pictures but I put watermark in it. So I think this is already asking permission to him hihihihii. tapi nggak salah juga kok, wong dia share folder dia sama aku haha. love you lah pokoke mas 

note lagi : kok nggak bisa pake emoji ya? padahal udah seneng bakal ada emoji tuing-tuingnya, eh jadinya kotak-kotak. anyone could help ?

Comments

  1. Kalo ke malang selalu mampir ke toko 'oen'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nahh toko oen itu ada di peta jelajah part 2 yg belom kita lakuin hahaha

      Itu sepantaran sama zangrandi yak, es krimnya instagramable hahaha

      Delete
    2. Lebih enak lagi kalo masnya mau beliin aku hmm dijamin deh makin disayang sama eneng bekasi hihi

      Delete
  2. Hmm.. saya mah belum pernah ke malang..

    Foto-fotonya bagus, fress dan natural.. pake kamera apa motretnya mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk ke Malang *tapi udah sering macet*

      Fotonya cuma pake iphone 5c, Sony DSC H400 sama kamera pocket canon. skalian belajar gmn ambil foto yg asik hihi

      Delete
    2. Iphone 5c... pantess... Sony DSC H400 memang cukup solid apalagi kalau yang motret juga ngerti kamera, klop deh....

      Delete
    3. Masih belajar mang pake yg sony, kl lagi fokus hasilnya bagus, kl nggak fokus ya wes jadinya senewen endingnya pake hape aja deh 😁

      Delete
  3. saya liat jalanan kota malang cukup ramai juga yah, tak kalah ramai dengan kota jakarta...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duhh agak sebel skrg mang sama jalanan Malang. Rameeee bgt apalagi kalo mahasiswa pada ngumpul dan pas wisuda. Mending milih jalan kaki deh

      Delete
    2. Nah itu lebih sehat malah, daripada naik kendaraan tapi macet, gak sampe-sampe.... :)

      Delete
    3. Jaman saya dimalang sih rajin jalan kaki dan lebih suka jalan kaki. Seger kan ya. Skrg di surabaya ogah jalan kaki. Udah panas, rawan dipepet orang ga beres pula. Serem

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter