Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

[How we met] Me and Shoffi

Ketemunya tahun 2009 pas ospek dan mau berangkat bakti sosial ke somewhere (lupa kemana). Tadinya, ngeliat ini anak pertama kali, dari jauh, dia cuma bawa tas selempang kecil lebih mirip sling bag buat kondangan. Mulai lah aku mikir 'ini anak gila apa ya, mau bakti sosial ke daerah dingin eh dia malah nggak bawa selimut. Masa iya dia juga bawa baju tuh. Kayaknya sih nggak'. Agak sinis gitu deh, sampai akhirnya dia mendatangi kita dan mengenalkan dirii, kebetulan teman yang ditunggunya itu kenal sama aku.

'Halo, Shoffi'
'Hai, Prisca. Tas kamu mana?'
'Ini', sambil menunjukkan mini sling bag nya
'Hah? Cuman bawa tas sekecil itu? Kamu nggak bawa baju, selimut?'
'Selimutnya nebeng hehe, baju bawa satu, yang penting bawa sikat gigi aja'

kita pernah sekecil ini. lebih tepatnya aku sihhh, pernah sekurus ini

kita pernah alai (pada masanya). maluuuu

Wow. Sedangkan aku bawa tas gede persis kayak orang mudik semingguan. Tapi emang dasarnya Shoffi, dia kemana-mana emang nggak suka bawa tas gede. Kalopun bawaannya banyak, pasti dia perkosa tasnya biar muat banyak barang. Dan ternyata emang iya, aku rempong gara-gara banyak barang, eh dia baksos 3 hari cuman ganti sekali, dalemannya sih ganti. Yang penting sikat gigi, sabun sampo dia minta bahkan mending ga mandi gara-gara emang fasilitas mandinya terbatas. Trus selimut? NEBENG sodara sodara. Yaelah bisa bener nih anak. Tasnya emang gendut dan muat semua barangnya dia. Ajaib. 

ini mau jalan-jalan gara-gara nggak ada dosen. duh kangen masa kuliah

 testing smartphone pertamanya Fachrul. foto pertamanya foto kita berdua

Waktu berjalan, aku dan dia jadi semakin dekat. Semakin merasa makin lama kita makin mirip. Mirip bukan mukanya lho, mirip sifatnya, cara mikirnya, cuman beda sifatnya aja. Aku nggak peka banget, sedangkan dia peka banget. Yaaaaaa sampe akhirnya dia yang pelototin aku pas seminar proposal skripsi gara-gara aku nggak peka kalo dosennya mulai tegangan tinggi.

ini nunggu jam kuliah pemrograman web sore hari sembari berharap dosennya nggak masuk 

Kita kebetulan sihhh, kebetulan banget kita itu telat lulusnya 😁 . Alesanku sih karena emang ada beberapa kuliah yang harus diulang sembari nunggu data, kalo dia karena double degree. Jadinya kita seminar proposal semester 7, lulusnya duluan aku sih meskipun molor hahaha

ini kayaknya sih pas bikin proposal deh

Karena kita sama-sama molornya, akhirnya kita berdua merasa agak secure gara-gara ada temennya molor. Biar nggak parah-parah dimarahin nyak babe,

'kamu nggak lulus-lulus sih?'
'Shoffi aja belom lulus ma, banyak yg molor kok'

disisi lain...

'nduk, kok belum selese? susah ta kuliahnya?'
'enggeh buk, susah. Prisca ya belum lulus kok'


Nah... win win solution kan? 😏

Meskipun aku yang duluan lulus, tapi yang duluan nikah dia. Malah nikahnya sebelum lulus dengan harapan dosennya bakal kasian karena harus lulus cepet sebelum lairan hahaha

cantik kan? sayangnya aku nggak bisa dateng pas hari H, kebentur ujian. dan aku dateng besoknya

Karena kita kemana-mana bareng, akhirnya orang kalo liat cuman satu dari kita, pasti langsung nyariin yang lainnya deh. Selera baju aja samaan, style juga sama, selera akan sesuatu juga sama (kecuali dia yang suka blingbling), hampir kembar deh pokoknya. Si mas juga bilang kalo kita miripan. Kita berdua sering pake baju kembaran tanpa sengaja. Jadi repot, pas kapan hari mau pake pink ke kampus harus mikir dulu dia pake itu apa nggak. Pikir lama banget dengan perkiraan dia ga bakal pake itu, ehhhhhhh lakok malah samaan. Yawes lah emang warna baju kita juga banyak kembar kok meskipun nggak beli bareng. Saking malesnya kalo bajunya samaan, akhirnya sms duluan kalo mau kuliah 'Aku pengen pake baju ini warna ini, kamu jangan pake yang sama ya' 😁

aku kebetulan wisuda duluan daripada dua cewek ini


Nah pernah suatu ketika kita mulai sibuk skripsi, aku minta temenin dia ngambil data di pabrik gula. Dia oke in aja, dan pas dia penelitian dan praktek ngajar sekaligus ambil data di sekolah, aku juga ikutan bantuin dia. Seneng banget, soalnya dapet kesempatan gratis ngajar anak SMP yang lucu bener. Plus ada satu yang gantenggggg banget hihihi. Can be read here

Pas dia hamil kan nggak doyan makan ya, eh pas aku ajak makan, nyobain makan nasi, kok ya pas mau dan abis banyak banget. Saking deketnya, sampe pas dia hamil aku bisa mimpi muka anaknya. Itu pas lahir kan pembuktian ya, eh mirip banget persis di mimpi. Mana anaknya emeshh banget deh. Dia ini agak nganggep aku kayak dukun sih, jadinya pas hamil anak pertama dia nanya menurutku anaknya bakal cewek apa cowok. Spontan aja jawabnya 'cewek'. Dia nanya kenapa, ya aku jawab aja 'kamu ga percaya sama dukun?'

 meet up pertama setelah dia berbadan dua

beberapa bulan kemudian dia wisuda dengan kondisi hamil

ketemuan kemaren tanpa direncanakan sampe warna baju aja samaan lagi kan

nah kan mungkin si bayi merasa senyumku rada aneh apa gimana ya, cara liatnya si bayi sebegitu banget 

dan si bayi udah mulai ngenalin aku, kemaren aku kasih tanganku eh dia langsung minta gendong

Karena udah terbilang lama temenannya, kita semacem saling melengkapi ya. Dia tau apa yang aku pikirin dan aku tau gimana cara mikirnya dia. Sampe semacem kita berdua bisa jadi lisensi ke orangtua kita masing-masing. Lisensi ijin untuk melakukan sesuatu.


Sampe kata aba-nya dia, beliau seneng banget liat anaknya punya temen deket (kita berempat kok sebenernya), karena katanya anaknya itu nggak pernah punya temen sedeket itu gara-gara masa persahabatan dia sama teman sekolah sebelum kuliah itu penuh drama dan putus gara-gara laki-laki. Drama banget kan.

Yawes, harapanku sih kita bakal terus bareng-bareng as a best friend, she is one of my best friend and hopefully our business (now and in future) will goes smooth😊😊

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini