Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

[Piknik] Jejak sejarah di Malang

Beberapa bulan yang lalu ketika si mas ke Bromo, dengan waktu yang mepet banget, akhirnya kita niat jelajah singkat jejak sejarah di Kota Malang. Biasa lah ya, dia selalu bawa buku panduan. Selain nerd, dia juga nggak mau oon ketika dia berada di suatu tempat baru. Dia terlalu nggak percaya sama kemampuan sejarahku akan kota Malang, karena pasti kalo nanya sejarahnya yang aku tahu paling juga nggak jauh-jauh dari lapak baju buku murah. Sejarahnya, tanyain mbah mbah jaman dulu dah.

kantor balaikota Malang

Perjalanan kita mulai dari hotel Tugu. Kita mulai dari naik becak. Tadinya saya kira aja sampai seratus ribu ya nganter ke daerah pasar besar (alun-alun kotak), eh ternyata cuman 30ribu. Terheran-heran juga kok, ini muka bule nggak dimahalin?? Derita punya partner bule, harga dibedain.

 dari sampul sih nggak beda banyak, tapi begitu buka dalemnya...hmm kalah deh cetakan Indonesia sama cetakan luar negeri
buku ini bagus kok, ada peta-peta jelajahnya juga

Malang saat itu sedang sejuk sekali. Jadi di becak nggak begitu kepanasan. Tau kan becak atasnya itu dibuka. Mentang-mentang si mas suka 'berjemur', tapi kan aku nggak bapakkkk. Padahal si mas nggak suka panasnya disini, menyengat katanya. Ya beruntung sih pas sejuk, nggak banyak kendaraan lagi. Jadi biarpun dibuka atasnya juga nggak kepanasan, dan nggak jadi marah-marah ke bapaknya. Dan itu adalah pertama kalinya naik becak di Malang setelah 6 taun tinggal di Malang. Ohh begini tho rasanya naek becak di Malang.


ready to go....by becak

Malang lagi bersih sejuk dan nggak banyak kendaraan. begini tiap hari pasti seneng

jalan Kayu tangan ini termasuk distrik utama dari jaman dulu sampai sekarang. lil bit blurry

melewati gereja kristen ini

Karena rute yang panjang, akhirnya kita putuskan untuk mulai dari bismillah. Ehh maksudnya, mulai dari Klenteng Eng Ang Kiong. Rute kita bagi dua, dan kita baru menyelesaikan setengah rute saja. Di klenteng lagi banyak orang berdoa lho. Dan karena aku pake jilbab, penasaran aja boleh nggak masuk. Soalnya mereka berdoa di berbagai sudut, takutnya gangguin mereka berdoa. Ternyata boleh dan malah ditawarin makan bakmi disana, seraya bapaknya bilang 'kalau mbak sama masnya mau, bisa makan bakmi dibelakang mbak. Tenang aja mbak, halal kok'. Ahh suka deh kalo respect begini. Oh hey, itu juga pertama kali masuk klenteng.


pelataran klenteng dan si bapak yang saya tanyain yang ada di samping kiri








Abis muterin klenteng, nggak lama sih soalnya kita berdua bingung mau ngapain lagi hahaha. Kita jalan balik. Karena tadi dianter becak, sekarang kita jalan kaki menelusuri jalan sekitar pasar besar. Kebetulan, ada Matahari di pasar besar, dan baru aja kebakar. Jadi ya lagi direnovasi. Kita cuman jalan sekitar situ aja sampai akhirnya ending di alun-alun.Disini susah jelasinnya hahaha, tapi yang jelas masih ada beberapa bangunan ala kolonial yang direstorasi dan tetap digunakan sebagai kantor pemerintahan. Si mas liatnya? hepiiii banget, dan mulai nyeramahin aku yang katanya orang Indonesia nggak bisa menjaga kekayaan sejarahnya sendiri. Ya kali bilang gitu ke aku seolah aku yang nggak jagain aja. Tanyain pemerintah masss tanya kenapa. Ngasih tau tapi lebih kearah ngomel-ngomel gitu lah si mas satu ini pokoke.

 arsitektur lawas

Bank Mandiri depan alun-alun kotak di Malang. tepat di depan hotel pelangi


masjid favorit saya, ademmmm banget didalemnya. dan berjejer dengan gereja
rumput yang hijau ini kalau jumat dan lebaran berfungsi sebagai sajadah karena menghadap ke masjid

Dan saya biarkan dia puas memotret bangunan lawas, aku mah duduk aja sambil ngopi di alun-alun baru. Alun-alunnya baru dibangun, mungkin baru satu taun ini sih. Pokoknya pas akunya pergi dari Malang, alun-alunnya mulai di renovasi.



 Malang sekarang macet juga lho. macettttt mulai menjangkau kota Malang. diambil dari jembatan penyebrangan. oiya dipojokan bawahnya tulisan KFC itu ada semacem monumen kecil KNIP. Saking kecilnya dan ketutupan rimbunnya pohon sampai nggak keliatan dan nggak akan notice kalau itu monumen

ahem! yang lagi pacaran mau selfi. ehh nggak boleh berprasangka, bisa aja adek kakak, atau sahabat mulai dari bayi
 
 who wanna play chess?


Nah, ada cerita khusus tentang tempat sampah diatas. Aku berencana membuang gelas plastik dari kopi tadi. Berpikirlah diriku dengan cerdasnya, karena tempat sampah lima macem ini baru di alun-alun. Karena aku bukanlah boneka orang yang sembarangan terhadap sampah -bisa dicaci maki si mas kalo buang sampah sembarangan juga-, akhirnya mikir keras banget, sampah plastik harus masuk tong yang mana ya. Daur ulang apa guna ulang ya??? Mikir beberapa menit didepan sampah itu. Mungkin kalo orang lain liat, dikiranya lagi terkagum-kagum sama tempat sampah warna warni kali ya. Ehhhh lakok tiba-tiba ada mbak nggak cantik langsung slonong boyyyy buang plastik sisa sempolnya di tong ijo which is itu buat sampah organik. Lah elu kira plastik sempol itu organik mbak?? Oohh mungkin dikira masih ada sempolnya yang berbau organik kan, jadi perlu dimasukin kesitu hahaha

Jelasnya sih aku langsung aja melotot kaget. Ya syok sih, itu orang kok nggak ngeliat tulisan itu. Berasa percuma aja ada tempat sampah dipisah-pisah kalo toh pada akhirnya digunakan semena-mena oleh orang yang nggak 'berpendidikan'. Karena menurutku, orang yang membuang sampah pada tempatnya itu termasuk orang yang berpendidikan.

Kalau kata teman-teman sih, selain disediain tempat sampah terpisah, harus ada edukasi ke warga. Biar hasil pemisahan sampah tadi juga maksimal. Jadi nggak cuman tempat yang bikin cantik taman aja, tapi emang juga fungsional dan tepat sasaran. Wihh mulai kapan temen-temenku cerdas bisa mikir sejauh itu ya???? love you deh gaessss


note : half of pictures with watermark 'hjlohuis image' here are taken by my lovely man. I didn't ask his permision to upload his pictures but I put watermark in it. So I think this is already asking permission to him hihihihii. tapi nggak salah juga kok, wong dia share folder dia sama aku haha. love you lah pokoke mas 

note lagi : kok nggak bisa pake emoji ya? padahal udah seneng bakal ada emoji tuing-tuingnya, eh jadinya kotak-kotak. anyone could help ?

Comments

  1. Kalo ke malang selalu mampir ke toko 'oen'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nahh toko oen itu ada di peta jelajah part 2 yg belom kita lakuin hahaha

      Itu sepantaran sama zangrandi yak, es krimnya instagramable hahaha

      Delete
    2. Lebih enak lagi kalo masnya mau beliin aku hmm dijamin deh makin disayang sama eneng bekasi hihi

      Delete
  2. Hmm.. saya mah belum pernah ke malang..

    Foto-fotonya bagus, fress dan natural.. pake kamera apa motretnya mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk ke Malang *tapi udah sering macet*

      Fotonya cuma pake iphone 5c, Sony DSC H400 sama kamera pocket canon. skalian belajar gmn ambil foto yg asik hihi

      Delete
    2. Iphone 5c... pantess... Sony DSC H400 memang cukup solid apalagi kalau yang motret juga ngerti kamera, klop deh....

      Delete
    3. Masih belajar mang pake yg sony, kl lagi fokus hasilnya bagus, kl nggak fokus ya wes jadinya senewen endingnya pake hape aja deh 😁

      Delete
  3. saya liat jalanan kota malang cukup ramai juga yah, tak kalah ramai dengan kota jakarta...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duhh agak sebel skrg mang sama jalanan Malang. Rameeee bgt apalagi kalo mahasiswa pada ngumpul dan pas wisuda. Mending milih jalan kaki deh

      Delete
    2. Nah itu lebih sehat malah, daripada naik kendaraan tapi macet, gak sampe-sampe.... :)

      Delete
    3. Jaman saya dimalang sih rajin jalan kaki dan lebih suka jalan kaki. Seger kan ya. Skrg di surabaya ogah jalan kaki. Udah panas, rawan dipepet orang ga beres pula. Serem

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini