Skip to main content

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

Bicara tentang kontrasepsi



Kontrasepsi apa yang cocok buat saya? Ya yang alami aja lah ya

Saya belum menikah sih. Tapi sudah dipaksa mikir sampai sejauh ini. Yaaaaaaaaaa itu karena ini penting juga buat sex life. Penting! Penting! Jadilah saya terpaksa nyari-nyari informasi yang berkaitan dengan kontrasepsi.

Menyoal kontrasepsi, hmmm ini sebenernya udah jadi concern saya sejak saya mengenalnya untuk pertama kali. Waktu SMA maksudnya. Sejak pertama belajar dan mengenal alat kontrasepsi, saya seketika itu berpikir ‘No way, there is no safe contraceptive’, meskipun kondom aman tapi kata penggunanya itu ‘nggak enak’. You got what I mean?

 bapak-bapak jangan teledor ya kalo nyimpen hehee 
(cartoonstock.com)

Jadi bukan karena saya islam dan menolak menggunakan kontrasepsi karena saya tidak ingin menolak rejeki. Eyyy no!!! bukan begitu. Saya memang ingin memiliki anak 2 atau 3 tapi kan bukan berarti nolak rejeki jadinya nggak mau pakai alat kontrasepsi. Hemmmmmmmmm ini sih kata beberapa orang kalo orang yang agamanya dalem banget katanya nolak kontrasepsi. Kurang tau juga sih, tapi yang jelas alasan saya menolak kontrasepsi ya murni karena health reason.

Pertama kali mengenal alat kontrasepsi, saya seketika mengatakan ‘No pills’. Iya, efeknya terlalu menyeramkan. Saya mengenal bagaimana reaksi badan saya, itulah kenapa saya keukeh nggak mau pil. Seorang teman mengeluhkan sakit pinggang yang luar biasa, migren yang selalu rajin menghampiri, mood swings ini udah jelas, dan yang bener-bener amazing banget itu gara-gara sakit pinggang dia selalu pakai koyo. Dan itu sehari bisa habis satu pak. Itu pinggang ato apa sih. Padahal yang dipakai koyo cabe. Panasnya banget kan. Setelah itu dia konsultasi dokter, dokternya bilang ‘Mbak, tolong hentikan pil KB ini mbak. Otherwise you will get a heart attack. You are close to it now’. jederrrrrrr kaget lah dia. Nggak keren kan kena serangan jantung gara-gara pil KB. Nah berhentilah dia dari konsumsi pil KB. Yang menyebabkan budget beli koyo juga berhenti total. Dia sembuh total dari sakit pinggang konyol itu.

picsource : cartoonstock.com

Alat KB lain yang saya kira kategori aman itu IUD. Katanya buku paket di SMA begitu. Rada aman. Jadilah saya agak observasi. Kayaknya sih aman. Kayaknya. Ehhh ternyata, belum satu bulan temen lairan, dia langsung pasang IUD. Eh IUD nya ilang gatau kemana. Harusnya ada ditempatnya, eh jalan-jalan. Kata dokternya ‘Yaudah mbak, tunggu aja 7 taun lagi’. Ya kali kalo dia pengen punya anak lagi dalam jangka waktu 3 taun gimana? Susah kan. 

Ada lagi nih cerita serem IUD dari mamanya temen. Dia tiba-tiba WA bilang kalo mamanya mau operasi untuk mengambil IUD yang hilang. Hemmm saya penasaran kan efeknya apa selama IUD ilang itu? Katanya sakit perut sewaktu menstruasi dengan tingkat sakit hampir menyamai kontraksi pas lairan. Pinggang juga sakit. Sering pingsan, dan masih banyak gejala lainnya. Serem kan. Berkali-kali si tante masuk rumah sakit gara-gara sakit tak tertahankannya. Duhh duh IUD coret

Dari dulu, jika memang harus menggunakan kontraseptif, saya selalu memilih yang alami. Maksudnya system kalender. Itu jaman saya SMA sih, sistem alami cuman kalender ini aja. Tapi high risk. Bisa bobol. Nah tapi masih keukeh pakai system alami. Sampai sekarang pun saya masih belajar tracking cycle of menstrual. Karena emang siklusnya nggak pasti, paling cepet 28 hari, paling lama 41 hari. Duhh nyerinya itu lho yang bikin senewen cantik. 

Untuk tracking fertile period, saya pakai app Kindara. Dia ada juga alatnya buat bantu cek suhu tubuh dll. Tapi karena saya belum perlu, at least saya belum mau hamil atau mencegah kehamilan kan sekarang, jadi saya cuman pakai appnya untuk tracking masa menstruasi yang loncat loncat kayak ballerina. 

Kindara lengkap dengan alat yang namanya Wink buat kayaknya sih buat tes suhu badan dll gitu. Dan jujur saya sih masih nggak bisa baca grafiknya. suka pusing sendiri kalo baca. picsource : kindara.com


Kemaren-kemaren udah dipaksa sama si mas buat mikirin soal kontrasepsi, alat yang mana yang mau dipake. Nah saya bilang aja, ‘gapapa aku pake alat kontrasepsi, tapi jangan protes kalo migrenku makin parah, tiap hari mood swing, pinggangku parahnya ga ketulungan dan libidoku menurun’. Wes langsung dia nyari info soal kontrasepsi alami. Dia terlalu sayang untuk menyiksaku seperti itu hihihi

Kabarnya, bakal ada pil untuk cowok. Dia bilang sih mau pake kalo emang beneran jadi. Rencananya sih taun depan produksi. Ya saya bilang aja 'ok nggak apa-apa asal nggak ada side effectnya. Kalo ada efeknya mending nggak usah sama sekali deh'. Karena hal yang berhubungan dengan hormonal itu susah. Nanti bisa jadi saya normal tapi dia yang mood swing. Wahhh ya syusahhh.

Ada sih beberapa alat yang bantuin ngecek suhu tubuh, kadar ini itu, tapi ya mahal. Ohh at least mahal juga sekali beli kan, no side effects juga. Jadi kayaknya ini bakalan jadi pilihan kontrasepsi deh. Ribet sih, tapi sehat. Daripada praktis tapi membunuh perlahan. Sekarang sih lagi ngincer satu alat buat natural birth control. Ntar deh kalo beneran udah pake alatnya, pasti langsung share ke sini. Tapi ya masih bertahun-tahun lagi hahaha


Ini bukan promosi apapun, cuman sharing kok. Kali aja bisa jadi pertimbangan. bukan endorseeeeeeeee

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...