Skip to main content

Tidak Terima Tunai. Kenapa?

kotak sumbangan Beberapa hari lalu ada twit yang menyebutkan kalau semuanya sudah serba cashless dan banyak tempat yang nggak menerima uang tunai sebagai pembayaran. Twitnya rame.  Hal ini sudah beberapa kali gw amati, pernah waktu makan di kafe dekat rumah niat hati pengen bayar pakai tunai eh harus pakai QRIS atau cashless. Bikin gw agak heran karena kok gw pengen bayar tunai tapi malah gak bisa.   Iya memang gw sering banget cashless untuk sehari-hari. Tapi bukan berarti kita nggak boleh atau nggak bisa bayar pakai tunai juga kan? Kenapa ya kesannya sekarang kita udah perlahan menghilangkan uang tunai untuk pembayaran? Bukannya uang tunai adalah alat pembayaran yang sah juga ya? Iya tau, praktis banget kalau cashless tuh, terutama untuk pembayaran yang berjuta-juta. Tapi di sisi lain, uang tunai tuh masih sama berharganya. Gw nggak tahu dari sisi pebisnis yang hanya mau terima cashless aja. Coba bayangin, orang-orang tua yang nggak paham gimana cara bayar cashless, atau ada turis

Selamat hari guru

Saya pernah lho jadi pengajar, and I found myself in it. Ya kurang lebih 2 tahunan lah saya mengajar. Awalnya sih nggak mau ngajar, karena malu dan nggak bisa ngomong didepan umum. Eh setelah dicoba ternyata keranjingan. Tapi saya nggak mau disebut sebagai guru, kenapa? Berat banget artinya. digugu lan ditiru, kalo kata orang Jawa. Dalem kan artinya? dijadikan sebagai seorang panutan, contoh dan teladan. Alesan lain nggak mau disebut guru karena saya masih doyan petakilan, kalo jadi guru kan kudu kalem ahaiiii. Saya nggak kalem.

Saya lebih suka menyebut diri saya pendidik (educator) kala itu, bukan pengajar (teacher). Meskipun secara arti kayaknya lebih berat pendidik deh ya, tapi saya nggak mau aja related sama pengajar yang nggak memperdulikan anak didikannya, nggak menjaga moralitas dan tata krama anak didiknya, saya nggak suka meskipun nggak semuanya lho. Nggak semua, catet, nggak semua!

Karena sebagai pendidik memberikan saya tanggung jawab lebih kepada anak didik saya. 

Apa yang dipikirin cuma membikin anak tidak bisa menjadi bisa aja? No! tentu saja tidak. Mendidik itu susah. Itulah kenapa banyak orangtua yang 'kurang sukses' menjadikan anaknya memiliki tata krama yang sepantasnya. 

Lah jadinya apa definisi guru sama pendidik tadi? Ya harusnya sih guru itu digugu dan ditiru, melihat definisi itu ya harusnya guru itu menjadi pendidik dan pengajar. Tapi sayangnya, banyak guru yang tidak peduli dengan moral anak didiknya bahkan menjadi seperti 'Ah yang penting udah ngajar, digaji, beres. Urusan moral? kan kalian punya orangtua'. Eh jangan salah, kadang anak itu lebih manut sama gurunya daripada orangtuanya sendiri. Contohnya saya dulu. waktu sekolah, rambut saya panjang dan saya pengen gerai ala model iklan sampo. Mama bilang 'dikuncir dong rambutnya, nanti dimarahin gurunya lho'. Saya nggak mau. Eh nyampe sekolah, langsung ditegur 'Pris, rambutnya kalo panjang dikuncir aja, jangan digerai, nanti kamu sibuk main rambut daripada belajar'. Cerita dong ke mama, malah dicaci maki saya sodara sodara. 'Rasain! udah dibilangin mama nggak percaya'. JLEB

Kenapa banyak anak didik yang tidak menyukai gurunya? Karena gurunya tidak melakukan pendekatan personal dengan baik. Anak didik saya lucu-lucu meskipun ada yang kuliah juga. Bahkan sampai selesai kelas pun dan berpisah dengan saya, mereka masih mengingat dan bahkan masih memanggil 'bu guru'. Feel appreciated? Yes. Karena ketika kamu diingat orang lain, berarti kamu pernah menjadi seseorang yang berkesan di hatinya dan harinya 😊

Saya setuju dengan quote, 'tugas seorang guru adalah mengajar dan mendidik, bukan mengerjakan tugas administrasi'. Setuju 1000%. Dulu ketika masih mengajar, saya paling males dengan yang namanya tugas administrasi macem bikin laporan, kasih nilai, itu semua abstrak. Sampai pernah lho kita diantara para pendidik gahol ngobrol cantik begini "Eh, kenapa sih nggak dibikin 2 jurusan aja. Jurusan pendidikan dengan spesifik jurusan, dan administrasi pendidikan tersebut'. Duhh girang kali saya kalo ada begitu ya. 

Menjadi seorang pendidik (sekaligus pengajar) itu, otaknya nggak pernah berhenti mikir. Dari pagi siang sore malem bahkan pas pacaran. Yang ada diotaknya cuma bagaimana anak didiknya bisa memahami hal yang kita ajarkan dan bermoral (sekaligus isi laporan, bikin perancangan dan menyiapkan materi 😑). Saya inget kata guru saya, 'Orang pinter kalo nggak bermoral itu bisa jadi orang paling mengerikan. Makanya, pinter dan moral itu harus jalan bersamaan biar kalian bisa menjadi wise'. Betul itu. Karena  otak nggak pernah berhenti mikir, akhirnya saya bisa tetep langsing 😄

Semua orang bisa menjadi 'guru yang administratif', tapi tidak semua orang bisa menjadi 'guru yang sekaligus mendidik dan mengontrol moralitas anak didiknya'. Teruntuk rekan-rekan guru, guru-guru yang ada di Indonesia, saya mohon, jadilah pengajar sekaligus pendidik. Karena nantinya pun saya akan menitipkan anak saya kepada anda-anda dengan harapan anda bisa mengajar sekaligus mendidik anak saya, dan bisa menjadi 'orang tua kedua' bagi anak saya.

Nambah harapan lagi boleh? Boleh ya. Saya berharap sebentar lagi profesi guru (pengajar dan pendidik) akan menjadi beken sebeken-bekennya. Menjadi profesi nomer satu dan dihargai keberadaannya. Bahkan diatas presiden deh, karena kalo nggak ada guru ya si anak mungil kecil tak berdosa itu nggak mungkin bisa pinter dan jadi presiden. Ya nggak? iya dong 😎

Selamat hari guru!! Untuk papaku, untuk guru-guruku, untuk rekan-rekan pendidik (termasuk aku yang dulu 😄), untuk semua guru yang ada diseluruh Indonesia. Semoga selalu menjadi orang yang selalu digugu dan ditiru 😄

Comments

  1. Wah papa mama nya kece ya ... pantes anaknya juga caem gtu...heheh

    Papanya guru ya... mamaku juga guru heheh kita samaan ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahemm caem uhui 🤓

      Wahhh kita sama2 anak pejuang kecerdasan bangsa ya 😆

      Delete
  2. Setuju, terkadang ada guru yang lebih mementingkan bagaimana cara mengajar anak, sama kayak yang Mbak Prisca bilang di atas, mereka lebih fokus mengajari dari yang bisa ke tidak bisa. Padahal mengajar dan mendidik itu kan bukan hanya di kelas, di mata pelajaran tertentu dan tepat di waktu mengajar saja kan? Tapi di lain sisi, aku bersyukur karna sejauh ini hampir semua guru yang aku temui benar-benar menjadi panutan dan pendidik yang baik. hehe :D

    Selamat Hari Guru \:D/

    Btw, aku mau follow blog ini tapi engga ada widget untuk pengikutnya:((

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bersyukur ya punya guru yang bener2 bs digugu dan ditiru. Jd guru itu tanggung jwabnya besar banget soalnya, harus kontrol moral diri sendiri jg haha *pengalaman*

      Wahh sik sik bentar ya, nanti tak munculin. Kmrn jg ada yg minta hoho

      Delete
  3. Aku adalah guru untuk Keenan...


    HAHAHAHA

    ReplyDelete
    Replies
    1. Guru yang selalu ditanyain pertanyaan ajaibnya keenan dan bkin speechless ya??? Hahaha

      Mana keenanya? Nulis lagi dongggg. Aku ngefen berat deh sama dia

      Delete
  4. Replies
    1. Aku juga mau dong. Punya guru cantik pasti lebih asek.

      Delete
    2. Boleh! Masuk kelas matematika tapi ya? 😏

      Delete
  5. Selamat ya telah merasakan menjadi seorang guru walau cuma seumur jagung. Aku lebih lama lagi dan prustasi karena gaji pengajar kecil. Sehingga lari menjadi kuli kasar. Sampai sekarang tetap kuli. Jiwa pengajar nya turun dari orang tua ternyata. Pinjam roknya dong.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Roknya disewain bang, biar ada profit dikit2 hahah

      Nahh sayangnya itu bang, profesi pengajar, guru, gajinya kalah sama smuanya. Padahal diluar negeri aja guru itu nmr satu ya

      Delete
  6. Saya juga setuju kalau tugas guru itu mengajar sekalian mendidik, tapi sedikit jarang ditemuin saat ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin karena profesinya bukan panggilan dari hati??

      Delete
  7. Selamat hari guru... *telat.
    "Lebih baik telat daripada tidak sama sekali"

    Aku dulu juga pernah jadi pendidik meskipun nggak begitu lama.

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad

Pakai eSIM Untuk 30 Hari di Belanda

Amsterdam Ini pertama kalinya beli eSIM. eSIM ini nggak semua ponsel bisa, kebetulan aja gw beli karena ya ponsel gw bisa dipake eSIM. Sebelumnya sih gw jarang banget beli kuota internet kalau ke luar Indonesia. Kalau dibilang mahal buanget sih tergantung negaranya ya, cuma kadang males. Jadi kalau lagi di luar dan nggak ada internet gw bisa bilang "Wah lagi nggak ada internet gw di luar" 😅 Nah, gw pilih eSIM karena mikir kalau pake alat   macem mifi begitu pasti harus pick up alatnya, kalau beli SIMCARD ribet harus kasih paspor, harus ganti kartunya juga. Lalu terbesitlah eSIM. Gw cari beberapa eSIM yang banyak beredar buat di Eropa. Tadinya mau milih Simyo tapi harus abonemen bulanan. Ah nggak dulu deh. Kalau lamaan di sana aja baru okelah.  Tiap kali ke luar negeri, gw nggak pernah pakai roaming dari kartu gw sendiri karena menakutkan harganya. Tidak  worth it.  Akhirnya gw nemu eSIM dari  Maya . Menurut gw, kartu ini termasuk bersaing harganya. Gw beli yang 3GB dengan ha

Gampangnya Apply e-visa Rusia

Red square Jadi, WNI diberi kemudahan untuk ke Rusia. Cukup dengan apply e-visa yang bisa didapatkan dalam hitungan hari saja. Meskipun sudah sering apply e-visa, tapi e-visa Rusia ini agak unik formulirnya. Jadi sebelum apply, gw baca gimana caranya di sini yang amat sangat runtut dan mudah dipahami. Sebelum isi formulir online, ada baiknya siapkan foto 3.5 x 4.5 dengan background putih dulu. Setelah itu jangan lupa untuk beli asuransi. Karena agak kepikiran, gw putuskan untuk beli asuransi dari perusahan yang ada di sana. Asuransi yang gw beli dari sini . Tadinya setelah beli kok nggak ada info apapun, bahkan bukti bayar pun nggak ada. Tapi petugasnya cukup tangkas setelah gw email, gw langsung dapat asuransinya. Nomer asuransi diperlukan untuk mengisi formulir, jadi harus beli asuransi sebelum apply visa.  Nah, bagi gw, ini formulir baru kali ini dapat pertanyaan yang unik-unik semacam apakah pernah pelatihan militer, wajib militer, pernah pegang / punya senjata, bahkan sampai nany