Who would have thought that I experienced fire in the building. This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated. That’s what I thought. Until it really happened. We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances. “Oh no, something serious...
Dalam 2 hari ini, nggak tau kenapa, ada puluhan online shop yang
tiba-tiba follow instagram saya. Emang sih akhir-akhir ini saya follow
beberapa online shop baru dan unfollow online shop yang lama (gara-gara
satu foto bisa di upload sampai 3kali disaat yang bersamaan). ah itu
juga saya follow karena barangnya bagus dan ... pengen niruin buat
jualan hahhaa
Yang follow pun macem-macem. Ada pas saya sering posting foto saya sama bayi, yang follow macam lapak klinik cepat hamil, cara cepat hamil, cara membesarkan payudara (wow), perlengkapan bayi. Kawin aja belom yak!! Nah pas saya sering upload foto yang penuh manusia berjilbab, eh yang follow macem xxxhijab, yyyhijab, zzzhijab syar'i, dan sejenisnya. Sekalinya saya follow desain undangan kawinan, eh yang follow berbagai macam lapak undangan dan souvenir nikahan. Giliran saya upload jajanan yang mengandung greentea, eh yang follow lapak yang jualan green tea. Mendadak beken, endorse dong!!!!
Karena saya bukan penganut 'follow me, I will follow you back', jadilah saya biarin mereka di list follower saya tanpa saya follow back. Tapi saya fair kok, kalau ada yang follow ya saya cek out their page. Kalau cocok dan isinya menarik, serta mendatangkan informasi, ya saya dengan senang hati follow. Tapi kalau nggak cucok ya nggak saya follow back. Ngapain spamming kan, jadi ketinggalan update temen-temen deket deh gara-gara banyak akun jualan di timeline yang mendominasi.
Saya pun nggak sembarangan follow orang, karena pasti saya cek duluan isinya apa, ada manfaatnya nggak, spamming nggak, dan yang pasti saya inget kalau saya yang follow duluan. Beberapa waktu yang lalu tiba-tiba ada akun jualan barang-barang bayi dan saya merasa aneh karena saya nggak pernah follow. Saya cek akunnya, eh ternyata dia nggak follow siapapun tapi followernya jutaan. Konyol nih, langsung aja unfollow. Kenapa? Karena pertama, kawin aja belom, nggak bakal deh nyari barang bayi saat ini. Kedua, itu spam tiba-tiba 'hack' akun saya, nggak suka lah saya. Itu mungkin semacem yang jualan akun aktif itu. Usaha mah gapapa, tapi ya jangan bikin jengkel orang lah ya.
Hal ini belaku juga lho buat temen sendiri. Ada temen yang nggak tau diri, sekali upload fotonya dia sendiri ehhhhh sepuluh foto sama baju, rambut, pose, cuman beda sudut senyumnya aja. Kalau nggak gitu dia selalu posting foto, biasa sih fotonya, tapi captionnya duh gustiiii alay. Sebel nggak tuh kalo follow yang begituan. Kecuali.... kalau emang yang di upload itu foto semacem portofolio. Itu saya suka, bisa jadi inspirasi dan penyebar keindahan kan.
Ngomong-ngomong soal alay, saya juga pernah alay sih, tapi diusia saya dulu pas remaja. Jadi kalau ada postingan alay dan itu masih dibawah 18 tahun, menurut saya wajar. Tiap orang harus melewati fase alay untuk menjadi dewasa, kayak katanya Raditya Dika lah ya. Tapi kalau alay diusia 25 taunan apalagi kalo udah punya anak, itu kok gemes ya rasanya. Mungkin masa alay-nya belom kelar, mungkin lho yaaa!!!
abis bersih-bersih akun yang saya anggap 'spam' di semua akun media sosial, meskipun itu akun temen sendiri hahaha
Yang follow pun macem-macem. Ada pas saya sering posting foto saya sama bayi, yang follow macam lapak klinik cepat hamil, cara cepat hamil, cara membesarkan payudara (wow), perlengkapan bayi. Kawin aja belom yak!! Nah pas saya sering upload foto yang penuh manusia berjilbab, eh yang follow macem xxxhijab, yyyhijab, zzzhijab syar'i, dan sejenisnya. Sekalinya saya follow desain undangan kawinan, eh yang follow berbagai macam lapak undangan dan souvenir nikahan. Giliran saya upload jajanan yang mengandung greentea, eh yang follow lapak yang jualan green tea. Mendadak beken, endorse dong!!!!
gara-gara sering upload sama bebi unyuk satu ini nih, jadi difollow lapak perlengkapan bayi
Karena saya bukan penganut 'follow me, I will follow you back', jadilah saya biarin mereka di list follower saya tanpa saya follow back. Tapi saya fair kok, kalau ada yang follow ya saya cek out their page. Kalau cocok dan isinya menarik, serta mendatangkan informasi, ya saya dengan senang hati follow. Tapi kalau nggak cucok ya nggak saya follow back. Ngapain spamming kan, jadi ketinggalan update temen-temen deket deh gara-gara banyak akun jualan di timeline yang mendominasi.
Saya pun nggak sembarangan follow orang, karena pasti saya cek duluan isinya apa, ada manfaatnya nggak, spamming nggak, dan yang pasti saya inget kalau saya yang follow duluan. Beberapa waktu yang lalu tiba-tiba ada akun jualan barang-barang bayi dan saya merasa aneh karena saya nggak pernah follow. Saya cek akunnya, eh ternyata dia nggak follow siapapun tapi followernya jutaan. Konyol nih, langsung aja unfollow. Kenapa? Karena pertama, kawin aja belom, nggak bakal deh nyari barang bayi saat ini. Kedua, itu spam tiba-tiba 'hack' akun saya, nggak suka lah saya. Itu mungkin semacem yang jualan akun aktif itu. Usaha mah gapapa, tapi ya jangan bikin jengkel orang lah ya.
Hal ini belaku juga lho buat temen sendiri. Ada temen yang nggak tau diri, sekali upload fotonya dia sendiri ehhhhh sepuluh foto sama baju, rambut, pose, cuman beda sudut senyumnya aja. Kalau nggak gitu dia selalu posting foto, biasa sih fotonya, tapi captionnya duh gustiiii alay. Sebel nggak tuh kalo follow yang begituan. Kecuali.... kalau emang yang di upload itu foto semacem portofolio. Itu saya suka, bisa jadi inspirasi dan penyebar keindahan kan.
Ngomong-ngomong soal alay, saya juga pernah alay sih, tapi diusia saya dulu pas remaja. Jadi kalau ada postingan alay dan itu masih dibawah 18 tahun, menurut saya wajar. Tiap orang harus melewati fase alay untuk menjadi dewasa, kayak katanya Raditya Dika lah ya. Tapi kalau alay diusia 25 taunan apalagi kalo udah punya anak, itu kok gemes ya rasanya. Mungkin masa alay-nya belom kelar, mungkin lho yaaa!!!
abis bersih-bersih akun yang saya anggap 'spam' di semua akun media sosial, meskipun itu akun temen sendiri hahaha
Saya gak punya IG sis, jadi bebas dari lapak jualan pembesar titit dan payudara
ReplyDeleteHahaha
Tapi blognya dijadiin lapak pembesar titit 😏
DeleteAnjayyy.....
DeleteHahahaha.. Ada ada aja
ReplyDeleteNamanya juga usaha haha
Delete