Skip to main content

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

Perlu saya follow back kah?

Dalam 2 hari ini, nggak tau kenapa, ada puluhan online shop yang tiba-tiba follow instagram saya. Emang sih akhir-akhir ini saya follow beberapa online shop baru dan unfollow online shop yang lama (gara-gara satu foto bisa di upload sampai 3kali disaat yang bersamaan). ah itu juga saya follow karena barangnya bagus dan ... pengen niruin buat jualan hahhaa

Yang follow pun macem-macem. Ada pas saya sering posting foto saya sama bayi, yang follow macam lapak klinik cepat hamil, cara cepat hamil, cara membesarkan payudara (wow), perlengkapan bayi. Kawin aja belom yak!! Nah pas saya sering upload foto yang penuh manusia berjilbab, eh yang follow macem xxxhijab, yyyhijab, zzzhijab syar'i, dan sejenisnya. Sekalinya saya follow desain undangan kawinan, eh yang follow berbagai macam lapak undangan dan souvenir nikahan. Giliran saya upload jajanan yang mengandung greentea, eh yang follow lapak yang jualan green tea. Mendadak beken, endorse dong!!!!

 gara-gara sering upload sama bebi unyuk satu ini nih, jadi difollow lapak perlengkapan bayi

Karena saya bukan penganut 'follow me, I will follow you back', jadilah saya biarin mereka di list follower saya tanpa saya follow back. Tapi saya fair kok, kalau ada yang follow ya saya cek out their page. Kalau cocok dan isinya menarik, serta mendatangkan informasi, ya saya dengan senang hati follow. Tapi kalau nggak cucok ya nggak saya follow back. Ngapain spamming kan, jadi ketinggalan update temen-temen deket deh gara-gara banyak akun jualan di timeline yang mendominasi.



Saya pun nggak sembarangan follow orang, karena pasti saya cek duluan isinya apa, ada manfaatnya nggak, spamming nggak, dan yang pasti saya inget kalau saya yang follow duluan. Beberapa waktu yang lalu tiba-tiba ada akun jualan barang-barang bayi dan saya merasa aneh karena saya nggak pernah follow. Saya cek akunnya, eh ternyata dia nggak follow siapapun tapi followernya jutaan. Konyol nih, langsung aja unfollow. Kenapa? Karena pertama, kawin aja belom, nggak bakal deh nyari barang bayi saat ini. Kedua, itu spam tiba-tiba 'hack' akun saya, nggak suka lah saya. Itu mungkin semacem yang jualan akun aktif itu. Usaha mah gapapa, tapi ya jangan bikin jengkel orang lah ya.

Hal ini belaku juga lho buat temen sendiri. Ada temen yang nggak tau diri, sekali upload fotonya dia sendiri ehhhhh sepuluh foto sama baju, rambut, pose, cuman beda sudut senyumnya aja. Kalau nggak gitu dia selalu posting foto, biasa sih fotonya, tapi captionnya duh gustiiii alay. Sebel nggak tuh kalo follow yang begituan. Kecuali.... kalau emang yang di upload itu foto semacem portofolio. Itu saya suka, bisa jadi inspirasi dan penyebar keindahan kan. 

Ngomong-ngomong soal alay, saya juga pernah alay sih, tapi diusia saya dulu pas remaja. Jadi kalau ada postingan alay dan itu masih dibawah 18 tahun, menurut saya wajar. Tiap orang harus melewati fase alay untuk menjadi dewasa, kayak katanya Raditya Dika lah ya. Tapi kalau alay diusia 25 taunan apalagi kalo udah punya anak, itu kok gemes ya rasanya. Mungkin masa alay-nya belom kelar, mungkin lho yaaa!!!



abis bersih-bersih akun yang saya anggap 'spam' di semua akun media sosial, meskipun itu akun temen sendiri hahaha

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...