Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Nol atau kosong?

Di suatu sore yang nggak indah, tiba-tiba rekan sebangku saya, ya maksudnya rekan yang mejanya disamping kanan saya ngakak dan kaget. Nggak tiba-tiba juga sih, ada sebabnya kok. Gara-garanya begini ;

Obrolan ini saling bertatap muka
 
'Lho mbak, kalo complimentary kan nggak perlu dimasukin list ya? Kan ini gratis, kenapa di masukin sini trus nilainya SGD 0 ya?'
'Ohh nggak apa-apa masukin aja disitu, harganya nol tapi jangan lupa centang free box-nya'
'Oh yang free gratis itu ya. Oke oke'

Beberapa saat kemudian...

Obrolan ini saling menatap komputer masing-masing
 
'Mbak, kok harganya bukan SGD 0 tapi kosong ya. Ini tampilannya gimana emangnya nih? Kosong apa nol?'
'Ya ampun Prisca... bedanya apa coba kosong sama nol'
'BEDA!' reaksi refleks ini mendadak bikin si mbak tetangga syok dan seketika menoleh dengan tatapan 😯 'Kamu marah apa ngasih tau apa menyanggah?' 

 pic source is here

Demi meluruskan keadaan agar tak terjadi salah sangka, seketika saya teriak bilang ....

'Sorryyyyyyy mbak sorry hahaha refleks kayaknya jiwa matematikanya masih ada 😄😄'
'Maksudnya? 😮'
'Jadi kalo matematika itu, kosong sama nol itu beda. Tapi orang umumnya sering bilang nol itu diganti kosong. Nol itu penting dan exist dan angka, sedangkan kalo kosong itu himpunan yang nunjukin kalo nggak ada anggotanya, ya nggak ada sama sekali. Kalo baca nomer hape itu pake nol, bukan kosong. Tadi aku nanya kosong apa nol karena yang di sistem itu tadi nunjukin SGD 0 sebelum aku konvert, eh abis diconvert bisa kosongan ga ada apa-apanya. begituuu'
'Pris please stop it, kamu kok serem sih tiba-tiba bahas matematika. Serem tauk'
'Refleks, otaknya udah matematis soalnya 😁'

Bagi banyak orang, nol dan kosong itu sama. Tapi bagi matematika, keduanya berbeda. Tapi ya namanya udah mendarah daging, ibarat begitu susah bener buat dijelasin atau dilurusin lagi. Orang sudah terbiasa dengan yang 'nggak lurus' jadinya ketika kita memberitahu yang 'lurus' malah kesannya kita yang aneh. Dan masih banyak hal kecil yang sering diremehkan dalam urusan matematika yang sebenernya malah bikin fatal. Nanti deh kapan kalo sempet mau ditulis, sekarang capek mikir berat 😄😄

Udah bisa pake emoticon yeayy 😙😙

Comments

  1. Orang karena sudah terbiasa jadi dianggap benar. Padahal betul, Kalo bilangan nol itu angka dan kosong itu tidak ada, tapi orang sering asumsi Kalo nol itu kosong padahal nggak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apa mungkin krn bentuknya bulet dan nggak ada isinya kali ya? Haha

      Delete
  2. Bagian accounting yah??


    Mau nol kek koong kek, bagiku sama saja... Ora tak piker mumed

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan accountant tapi under finance department hahah

      Yaaaaaa alur pikirnya beda soale weeekk 😝

      Delete
  3. bener banget. 0 sama kosong itu adalah sesuatu yang berbeda. Tapi kok orang kalo minta no hape, ato pas ngisi pulsa, 0 dibailang kosong. seperti... kosongo dua satu ~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, harusnya nol kan, bukan kosong. Bisa dicaci maki sama dosen matematika haha

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini