Skip to main content

Sustainable Way to "Dump" our Waste

Sticker from eco-bali recycling October is funny month. We have this crisis of burning landfield in Bali, and they haven't pick up my trash for 2 months. Probably over two months now. We're like "Okay it's time to swap to the sustainable options" Yea we've been thinking about composting, but I do not know where to start. Because, you know, when you did it wrong it can be stinky and worm-y and not working out well. Turns out, they have composting company that provide the bin, the pickup, and even got the compost back monthly or per 6 months. I did not know that but of course my husband found it and planned to sign up for it.  The week where we had that plan on mind, suddenly in the morning there was a guy from this company came to our house delivering the composting bin. "No we did not order this, yet" Apparently the neighbor ordered their service but they got the address wrong. The next day, the same guy came again, brought his empty composting bin f

Aroma sejarah Hotel Majapahit


Bangsa yang baik adalah bangsa yang mampu menghargai jasa pahlawannya
Selamat hari pahlawan!!!

Hemmmm nggak nyangka aja sih ya kita bisa duduk manis didepan laptop buat nulis cantik beberapa sejarah yang terjadi di Indonesia dan juga perjuangan para pahlawan kita. Nah kali ini saya ingin menuliskan tentang hotel yang menjadi ikon kota Surabaya, atau lebih tepatnya menjadi salah satu saksi bisu perjuangan bangsa dalam mengusir Belanda.

taman yang ada ditengah-tengah hotel. seger ya


Masih ingat Hotel Yamato yang ada di Surabaya? Itu tuh hotel yang atasnya dipake buat nyobek warna biru pada bendera Belanda...

Hotel ini dibangun oleh Sarkies bersaudara dan dibuka taun 1911. Asalnya sih bernama Hotel Oranje. Pokoknya ini hotel selama dipegang Belanda ya namanya Hotel Oranje. Kemudian berganti menjadi hotel Yamato ketika Jepang menguasai negeri ini, yang kemudian menjadi Hotel Majapahit hingga saat ini.

 keterangan di buku 1911 tapi di sini kok 1910? gapapa deh ya beda setaun hihi

foto lama hotel taken from hotel-majapahit.com.


Pertama kali menjejakkan kaki di hotel ini nggak nyangka aja kalo ini hotel adalah hotel bintang lima. Ya jelaslah nggak nyangka, wong dari depan dia keliatan 'sopan' sebagai hotel bintang lima. Biasanya hotel bintang lima bermegah-megah dari depannya, kalau yang ini sungguh sopan sekali. Pokoknya nggak nyangka aja deh. Bangunannya juga 90% asli karena memang dipertahankan sesuai aslinya. Lobi hotel pun nyaman banget deh.

that painting behind me tells everything. taken in lobby


Aroma hotel ini benar-benar magis mistik dan hemmmm bener-bener favorit. Untuk saya dan si mas yang sama-sama pecinta sejarah, ini hotel bener-bener memuaskan hasrat sejarah kita berdua. Apalagi ada sejarah dua negara dibalik hotel ini. Wahh makin seneng aja. Krasa kayak semakin mendalami aja sih haha

kala senja

Berkesempatan melongok kedalam hotel ini, what can I say? Ini hotel bener-bener masih asli deh. Masuk kedalam seketika berasa masuk ke taun kolonial. Luasnya minta ampun deh. Tamannya itu luas banget dan ijo banget. Hotelnya tenang dan damai meskipun jalan tunjungan itu nggak pernah sepi dari kendaraaan tapi suara jalan raya bisa diredam lobi hotel.

Ngomongin soal harga, untuk hotel ini dengan harga mulai dari 1,7juta (tanpa breakfast) atau sebut saja sekitar 1,9juta dengan breakfast, mendapat fasilitas begini ya bener-bener enak banget. ahh mungkin ini karena saya suka suasananya kali ya. Baru denger juga dari teman yang pernah kunjungan kuliah ke hotel ini, katanya ada president suite yang harganya 20-30juta. Kalo itu mahhhhh udah nggak masuk itungan dah ya. Mahal hal hall..

Apa yang saya suka dari sini? Semuanya hihihi

this one was candid


Restorannya yang bawah, restoran Indigo, masakannya bener-bener bintang lima. Uenakkkkk banget. Favorit kita berdua adalah nasi goreng majapahit. Satu porsinya 80ribu, bener-bener bisa dimakan berdua. Kalopun dimakan sendiri yaaaaaa mohon dimakan pas kondisi bener-bener laper banget ya. Karena saya yang porsi makan besar aja gak sanggup ngabisin ini makanan. Menu yang lainnya juga enak banget deh pokoknya. Menu breakfast juga nggak kalah enaknya.

menu favorit kita berdua, Nasi goreng Majapahit

this is Sumatra prawns with blablabla gak inget lah panjangnya apa

Selain restoran Indigo, ada juga restoran di lantai dua namanya Restoran Sarkies. Ini khusus menyediakan masakan China. Nah saya kira makan masakan China nggak ada masalah ya, ternyata saya nggak begitu suka. Kurang nonjok aja sih. Kita berdua pernah makan disana sekali dan kapok. Harganya lebih mahal daripada yang Indigo juga. Ini soal selera aja sih soalnya saya emang nggak terlalu suka masakan china kecuali nasi goreng, capcai, koloke. Mereka bertiga itu masakan cina kan? yang udah di adaptasi bumbu indonesia mungkin ya haha

Kamarnya pun perfect menurut saya. Situasinya itu lho yang bener-bener bikin nyaman banget. Merasa seperti kembali ke masa lalu. Banyak dekor dan gambar-gambar dari masa lalu yang bikin kita stop sebentar untuk sekedar menikmatinya. Kita juga naik keatas tempat bendera Belanda di sobek bagian birunya. Fotonya nggak tau dimana ya, yang jelas disitu kita sempet berantem manis :

'Ohh so here we are now, where years ago arek-arek suroboyo were ripping the blue part of your flag and make it red and white only'
'Ohhh yea here we are now. such kind of big story between us huh'

love the way you look at me lah pokoknya


Manis banget ya, dititik yang sama, puluhan taun yang lalu arek-arek Suroboyo rela mati demi menyobek warna biru biar jadi merah putih. Sekarang, dititik yang sama pula, merah putih dibikin berkibar berdampingan dengan merah putih biru dalam satu ikatan baru, cinta. haseeekkkkk

Eh tapi by the way penyobekan warna biru dihotel ini nggak terjadi tanggal 10 November kok. Lupa ya tepatnya tanggal berapa, yang jelas bukan pas hari pahlawan. 

'you gonna stay in Majapahit right?'
'oh yeah in Oranje hotel'
'yea Majapahit'
'Oranje sayang'
'why Oranje? the hotel name is Majapahit'
'because it is Dutch name :p '
ealahhh,,.. cinta negerimu sampe segitunya 

Hotel ini selalu direkomendasikan untuk wisata sejarah yang karena memang ini bagian dari sejarah bangsa. Arsitekturnya sungguh luar biasa. Ahh kalo aja suruh kasih nilai ini hotel, nilainya 9,8 out of 10 lah pokoknya.


lahhh kok fotonya serba merah sih

Comments

  1. Saya pernah nginep disitu mbak, untung dibayarin kantor.

    Duh nikmatnya yang gratis-gratis, hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hotelnya kece ya mas ya!!

      Emang nikmat bener dah yg namanya gratis itu. Nikmat tuhanmu yg mana yg kau dustakan hahaha

      Delete
  2. Hotelnya bagus tenan. mirip sama jajaran hotel yang ada di Senggigi. Tapi hotel ini kaya dengan nilai sejarahnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya... Masuk ksini kayak balik ke jaman kolonial hihi

      Hotel di senggigi banyak yg dekornya begini ya? ala2 kolonial

      Delete
  3. Assalamu'alaikum....Trus saya kapan bisa berkunjung ke sana hehehe,,,salam kenal mbak yah,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsalam. Yuk dateng dulu ke surabaya, baru bisa ke hotelnya hehehe

      Salam kenal juga mbak(atau mas kah? Biar nggak salah sebut, harus ditanyain biar jelas 😁 )

      Delete
  4. Enggak kejangkau buatku. Aku nyerah deh.

    ReplyDelete
  5. hotel yang beraroma sejarah perjuangan bangsa ini ternyata dibangun 10 tahun sebelum ITB dibangun ya 1910, pasti bau tuwanya sangat menyengat deh.

    ih..love nya kliatan banget dari sorot matanya deh

    saya lebih tertarik lagi dengan this one was candid kliatannya ehmm...ehmmm.. deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aiih saya juga sukakkk bgt sama yg candid itu hohoho

      Ini ternyata dibangun taun 1910 mang, cm taun openingnya aja yg taun 1911. Jadi ini smaa ya kayak ITB taun dibangunnya yak

      Baunya asik banget deh mang. Tapi kata temen sih nggak asik soalnya serem kata dia hahah

      Delete
  6. jadi penasaran, sama si bule tu? siapa sih om om itu hahahah.
    salam kenal mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lho jangan penasaran sama dia mas, jd takut nih kalo masnya jd naksir dia haha

      Salam kenal juga masnya, makasi kunjungannya yaaa

      Delete
    2. hahahah sama sama mbak. oh ya mana widget untuk pertemenannya. nggak kelihatan :) mau di fulback

      Delete
    3. Ga nampilin emang biar nggak rame haha

      Tenang aja, pasti rajin aku kunjungin 😉

      Delete
    4. hehehe awas hantu nampol kalau sepi sepi banget, makasih ya mbak

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala