Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Banting Setirnya Perhotelan

Artotel Beach Club yang nggak pernah sepi

Pandemi udah lebih dari setahun dan masih aja nggak tau ini kita kapan bakalan usai. Gw tinggal di Bali dan gw tau gimana setahun setengah ini geliat pariwisata yang hidup segan matipun tak mau. Lingkungan gw lebih ke arah Sanur jadi gw tau gimana ngeliat sepinya Sanur di awal pandemi hingga sedikit ramainya Sanur saat ini. 

3 bulan awal pandemi, hampir semua tutup. Sepi mamring kalo kata orang Jawa. Jalan kaki aja cuma mentok bertiga. Bahkan ada yang berendam di pantai pun masih pakai masker. Sepi banget. BANGET. Jadi kalau gw keluar rumah buat jalan-jalan pasti ke Sanur karena sepi dan ngerasa aman aja sih. Nggak bergerombol. 

Memasuki masa 3-6 bulan pandemi, hotel-hotel mulai membuka sistem sewa jangka panjang. Harganya? Tutup mata deh, saking hancurnya. Hotel yang biasanya seminggu 7 juta, ini bisa sebulan 7 juta. Ada juga yang sewanya 3juta/bulan dan bener-bener di hotel bintang 4. Sewa dibikin mingguan dan bulanan. Saat itu masih banyak ditempati para WNA yang nggak sempet pulang karena tetiba penerbangan ditutup semua. Jadi hotel-hotel tersebut masih bisa bernafas. Setidaknya bisa menutup pengeluaran yang pasti harus dibayar.

Lalu, banyak dari mereka yang pulang kampung dan hotel jadi agak sepi lagi. Gimana caranya bertahan? Dibukalah sewa kolam renang mulai dari harga 20 ribu - 150 ribu. Mulai dari fasilitas berenang saja, hingga ada yang mendapatkan handuk, kopi dan makan siang lengkap. 

20 ribu aja

Di sini paket berenang 85 ribu dapat makan, minum dan handuk

Hotel-hotel bintang 3-5 yang bukan merupakan homestay milik orang Bali sendiri satu persatu mulai berguguran. Memang ada yang tutup mulai awal, ada yang tutup mulai pertengahan dan satu persatu bangkrut. Bangkrut dalam artian bener-bener nggak ada yang merawat sama sekali, rusak sana sini. Kalau yang homestay milik pribadi biasanya banyak yang masih bertahan karena ya itu juga rumah yang punya. Crazy rich lah intinya mereka ini. Meski nggak ada yang mampir atau beli, mereka tetap buka.

Restoran yang tadinya jual harga mahal, sekarang terpaksa nurunin harga bahkan paket makanan mereka. Dulunya yang standar per menu 50 an, sekarang bikin rice box harga 10-15 ribuan. Ada yang bener-bener enak banget. 

ricebox 10 ribuan, ayam sambel matah

Gimana kondisi Sanur saat ini? Rame lho. Dalam artian banyak hal baru yang berkembang dari tutupnya usaha mereka sebelumnya. Rame pengunjung. Banyak yang jualan baju secondhand (my luv). Gw bisa bilang harga-harga yang mereka tawarkan ini sangat terjangkau. Bisa dibilang normal malah. Jadi mungkin dulu nggak bisa beli sesuatu di tempat wisata karena "mahal" atau harga turis, sekarang, bisalaaahhh. 

Tetep jaga kesehatan ya guys. Semoga kenistaan ini segera usai 💚

Comments

  1. dibelitung juga mbak, hotel pada sesak nafas. dihantam pandemi ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sesek banget ini yang pariwisata. di Bali krasa banget karena yg dijual cuma itu hehehee tapi kreatif juga sih mereka buka sistem sewa pool gini. meskipun ga nginep tapi mereka keluar duit sewa plus beli makan lah minimal. ada yang muter duitnya.

      Delete
  2. Sedih sekali ya Bali ..
    Mudah² segera bergeliat kembali.
    Di Bali itu every day is holiday.
    Sudah lama sy gak ke Bali, mudah²an bisa ke sana lagi kalau sudah kondusif dan sudah tak ada lagi aturan ini itu yang merepotkan dan menambah biaya.

    Salam kenal :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aakk bener banget. kondisi saat ini di Bali sih, kalau secara keseluruhan kurang tahu ya. tapi kalau daerah dps ke sanur sih orang2nya kebetulaan taat pake masker. ga ada bule yang gila juga hehehe

      semoga segera usai ya. aturan ina inu memang menambah biaya perjalanan banget :(

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Cara Memilih Bacaan

Pulang - Leila Chudori Pengalaman gw mulai menyukai membaca karena bukunya yang bagus. Kata orang jangan judge buku dari sampulnya. Gw termasuk orang yang suka judge buku dari sampul. Tapi itu bukan hal yang utama dong tentunya. Itu hanya ekstra poin aja.  Pertama kali gw baca buku dan tiba-tiba suka adalah saat papa yang waktu itu pulang, bawain gw buku ensiklopedia yang isinya sejarah dan astronomi. Itu yang bikin gw langsung suka baca, karena materinya bikin gw berbinar. Itu juga awal mula gw suka astronomi.  Perjalanan sebagai pembaca tentu saja lama sekali. Beberapa genre gw coba baca, kadang suka, kadang nggak suka. Hingga akhirnya gw tau apa yang bikin gw akan baca buku itu.  "Halaman pertama tulisannya" Gaya menulis orang itu pasti selalu berbeda. Meskipun mirip dengan yang lain, pasti akan ada karakter pembedanya. Itu biasanya terlihat dari halaman pertama tulisannya. Bayangkan, meski materinya bagus tapi penyampainya nggak bagus juga nggak akan nyangkut di pemb...

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...