Skip to main content

Rough Guide to Bali

Penjor "Hey I am coming to Bali, can you recommend me things to do?" I got that question a lot. I get it, I live in Bali so people would think that I master everything about Bali. Well... 50:50. I happened to travel around Bali since 2017. So it wasn't wrong to assume me knowing Bali. But I am also a lazy traveler so I don't always do many things in one place.  That is why we will call this a rough guide to Bali.  First thing first, define your style of traveling. Because we all know that Bali is an island. Not a city. So it is quite big, you know. You can not explore all of it in two weeks. Well you might be able to do so, but probably not immersing enough of it.  So... what is your style of traveling? Bali offers you some cultures, quiet normal life, party hotspots, quiet beaches, busy beaches, temples, and so on.  Mt Batur West part of Bali (Canggu, Seminyak, Kuta) If you enjoy partying, you might want to spend your time more in the west part of Bali like Canggu, ...

Thrifting Yuk!

Sanur

Pernah nggak beli baju bekas? Yaa bahasa kerennya, pernah ga beli barang preloved di thrift shop?

Pertama kali gw beli baju bekas itu waktu gw pindah ke Bali. Tadinya gw kira baju bekas itu cuma yang modelan bentuk seadanya beli 20 ribu dapet 3, dengan kualitas yang yaaa gitu deh. Ternyata setelah gw beli di salah satu toko baju bekas di Sanur, eh barangnya bagus-bagus banget dan harganya murah banget. Kalau beruntung malah bisa dapet baju bermerek bagus nggak lebih dari 50 rb aja.

Toko ini namanya Smile di Sanur. Hasil penjualan barang-barang bekas dari donasi ini akan digunakan untuk operasi bibir sumbing. Apakah tidak seperti menyuapi egoku? "Beli baju yuk, buat donasi!"

Lama-lama makin banyak aja toko serupa. Maksudnya, lama-lama gw nemu toko serupa. Meskipun tidak dengan motif menyumbangkan hasil penjualan. Di Sanur tiap weekend, ada "pasar" dadakan di beberapa titik yang menjual barang preloved. Harganya bervariasi mulai dari 10 ribuan sampai 100 ribuan. 

prisca1
Kaos seharga 10 ribu dan rok seharga 25 ribu aja, di Smile shop.

Sukanya gw beli barang bekas itu sesederhana memperpanjang usia barang aja sih, selain murah. Gw punya baju yang umurnya 10 tahun. Saking sukanya dan masih bagus juga, dari baju lengan panjang sekarang udah lengan pendek aja. Kebiasaan gw jemur baju nggak di bawah sinar matahari langsung juga bisa jadi salah satu alasan kenapa baju gw awet sampai di atas 5 tahun umurnya. Kalaupun ada yg rusak sebelum 5 tahun biasanya karena bahannya yang nggak gitu bagus atau yaa teledor aja ngangkang trus sobek, atau kecantol paku-pakuan.

prisca2prisca3
Beli dress ini semester 3 jaman kuliah, 11 tahun lalu 😂 sekarang udah tanpa lengan tinggal padu padan luaran.

Apakah gw nggak beli lagi dari toko-toko fast fashion? Ya masih. Ada barang yang emang gw butuh banget tapi nggak bisa nemu di toko bekas. Hal yang gw nikmati banget dari kegiatan thrifting ini koleksinya yang cenderung "baru" dan unik. Jadi terkesan koleksinya rare, padahal ya karena datengnya aja nggak barengan dan nggak seragam. Lagi-lagi itu soal menyuapi ego gw sebagai wanita 😂

Tapi beneran sih, barang-barang yang gw beli di toko bekas gini kualitasnya nggak ada yang nggak bagus. Ya karena gw beli juga milih lah. Apakah ada yang kualitasnya nggak bagus? Ya ada dong jelas. Emang harus teliti banget liat jahitan sana-sini, ada lubang nggak, dll. 

Jadi alasan personal gw kenapa gw suka berburu barang-barang bekas ya karena keunikan barangnya, selain karena untuk memperpanjang usia barang. Nggak jarang gw nemuin barang yang gw pengen punya tapi udah berhenti produksi tahun 80an (ya gw belum lair juga LOL). 

Kalo kalian gimana, suka nggak belanja barang-barang bekas? 😋

Comments

Popular posts from this blog

Rough Guide to Bali

Penjor "Hey I am coming to Bali, can you recommend me things to do?" I got that question a lot. I get it, I live in Bali so people would think that I master everything about Bali. Well... 50:50. I happened to travel around Bali since 2017. So it wasn't wrong to assume me knowing Bali. But I am also a lazy traveler so I don't always do many things in one place.  That is why we will call this a rough guide to Bali.  First thing first, define your style of traveling. Because we all know that Bali is an island. Not a city. So it is quite big, you know. You can not explore all of it in two weeks. Well you might be able to do so, but probably not immersing enough of it.  So... what is your style of traveling? Bali offers you some cultures, quiet normal life, party hotspots, quiet beaches, busy beaches, temples, and so on.  Mt Batur West part of Bali (Canggu, Seminyak, Kuta) If you enjoy partying, you might want to spend your time more in the west part of Bali like Canggu, ...

Setelah Beberapa Minggu Tinggal di Moskow

red square Nggak ada yang bikin gw 100% kaget dengan perbedaan, cuma rada syiksyaksyok aja dikit.  Beberapa bulan lalu gw ke sini buat jalan-jalan. Ada kenalan suami bilang, "Gila ya, orang Moskow tuh wangi-wangi banget. Penasaran banget pake parfum apa." Waktu itu beneran nggak ngeh karena lebih banyak bau rokok daripada parfum sih menurut gw. Orang Moskow kalo ngerokok 11-12 kayak orang Indonesia di warkop.  Tapi otak udah terpapar ide tersebut, jadi waktu gw balik lagi ke sini, eh beneran dong mereka di jalan tuh wangi banget. Wanginya nggak nusuk, malah blend-in banget sama sekitar jadi nggak yang tiba-tiba puyeng makbrengg gitu baunya. Enak banget. Iya bener juga, gw jadi penasaran mereka pake parfum apa. Gw pengen beli.  Orang bilang kalau orang Rusia tuh jarang senyum, kaku, yang mana gw rasain pas awal dateng ke sini. Tapi setelah tinggal di sini, nggak juga kok. Mereka senyum kalau kita ngobrol sama mereka. Emang sih beberapa tetep ada yang pahit tapi nggak semua...

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena suami gw dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya dia dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya dia. Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. Dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Gw belum pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ada pengalaman bikin visa kecuali  Visa Sosial...