Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Tulisan Disalin Jutaan Kali

Sharjah - UAE 2020

Minggu lalu gw coba google nama gw yang gw pake buat nulis. Gw tau lah konsekuensinya mengunggah segala hal ke segala bentuk platform online resikonya apa. Wong foto gw aja dicuri dijadiin ilustrasi portal online, yg bukan gw pelakunya tapi muka gw disensor seolah gw pelakunya 😟 Nah yang gw temuin kemarin kebanyakan adalah tulisan gw dari travelingyuk.com yang disalin media-media lain untuk numpang promosi jualan mereka. 

Nggak cuma diambil segaris dua garis sih, tapi bener-bener disalin dari atas sampai bawah. Memang betul mereka tetep nyantumin nama gw disana, berikut dengan sumbernya di travelingyuk. Semacem mereka ambil artikel dari website yang udah terkenal daripada punya content writer sendiriTapi kok ya rasanya zonk ya. Gw nulis buat travelingyuk sebagai kontributor lepas, yang dibayar per tulisan. Kebayang nggak sih tulisan gw disalin beberapa kali ke media yang beda-beda, bisa kaya dong gw kalo dibayar 😆

ada pijat plus plus wasebu cilandak guys 😆

Setelah gw cek, bukan hanya tulisan gw yang dipakai tapi juga kontributor lainnya juga.

Gw sadar sepenuhnya, ketika gw jual tulisan gw ke travelingyuk, artinya semua hak foto dan tulisan menjadi hak mereka. Tapi kan ehhh ke travelingyuk aja, bukan ke media-media yang asal comot tulisan. Kebanyakan memang tulisan tentang jalan-jalan, dipakai untuk promosi sewa bus, atau sewa apapun, sampai tulisan paling innocent tentang membedakan pijat biasa dan pijat plus-plus di Bangkok bisa ditempeli iklan untuk pijat plus-plus 😓

Selain tulisan gw, ternyata respon twit gw juga sering diambil sebagai bentuk respon terhadap suatu tweet atau berita. Oh tentu gw kaget 😅 semoga aja interpretasinya sesuai dengan maksud gw.

Ada sih gambar gw yang dipake media online lain, tapi ya nggak masalah karena mereka menyertakan link sumber gambar dan gw dapet traffic dari situ. Selain itu, gw juga selektif banget sekarang sebelum mengunggah gambar yang gw "perbolehkan" untuk dipake orang lain, dengan catatan sumbernya ditulis.

Selama nggak plek ketiplek sih gw masih bisa terima kok. Biasanya dipake fotonya dan sepenggal tulisan gw sebagai rujukan. Tapi kalau soal tulisan gw disalin jutaan kali, rasanya kok enak bener ya nggak pake hire content writer tapi udah dapet konten bagus 😒 Mana nama gw dipake juga seolah gw adalah penulis di website tersebut. Makin lah dongkol gw.

Ini salah satu tulisan gw di travelingyuk.com yang disalin media lain seolah gw adalah content writernya

Gw sadar sepenuhnya kok hal-hal seperti ini akan sulit dihindari. Gw nulis ini karena gw dongkol aja sih. Yaudah mau gimana lagi, kebanyakan media sini kalau pake rujukan juga nggak pake ijin. Gw berharapnya sih kalau emang dijadiin rujukan, semoga diartikan dengan bener aja. Banyak kasus kan tweet orang dipake buat tulisan yang dipermak, salah pula. Jadinya kan miskonsepsi banget kalau tanpa konfirmasi ke pemilik tweetnya. Sebabnya gw jadi lebih hati-hati kalau mau tweet atau nulis apapun.

Kalian gimana guys, ada nggak tulisan kalian yang disalin tanpa ijin? 

Comments

  1. Pernah mbak, sepertinya hampir semua blogger artikelnya pernah di copas.

    Kalo mbak mah mending dikasih sumber artikel, kalo artikel saya di copas bulat bulat tanpa menyertakan sumber artikel, pernah aku kasih link di dalam artikel, eh diubah pakai link dia yang artikelnya sama.

    Mana ngga dapat bayaran sama sekali lagi karena nulis di blog.😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduuhh inikah namanya sakit tak berdarah? wkwkw

      Susah banget ya punya perlindungan hak cipta :/ meskipun bukan karya fenomenal tapi kan.... tiap kreasi perlu diapresiasi. Cuma ya susah sih buat dihindari. Kalo takut diplagiasi, bisa jadi takut berkarya malahan nanti :(

      doain aja yang copy-paste ga nyantumin sumber jadi susah eek sepanjang hidupnya :D

      Delete
    2. Aku ngga berani doakan yang jelek, takut katanya kalo doa jelek nanti bisa balik ke diri sendiri.

      Aku doakan saja agar ia sadar. Itu lebih baik bukan.:)

      Maksudnya habis kecelakaan lalu pingsan dan tahu tahu sadar di rumah sakit.😂

      Becanda mbak, aku sih ngga terlalu memperdulikan, takutnya nanti kepikiran dan malah malas menulis, jadi biarkan saja.

      Delete
    3. 😂😂 boleh boleh

      iya emang bener deh, yang penting tetep bisa nulis :)

      Delete
  2. Hemm... Banyak sekali Mbak. Kebetulan saya mengelola blog tentang Bogor dengan foto buatan sendiri, hasilnya pun sama juga. Banyak foto yang dipakai bahkan ada yang tanpa memberikan kredit. Ada tulisan yang diambil tanpa menyertakan sumbernya, dan banyak lagi lainnya.

    Pertama mangkel juga, cuma pada akhirnya saya memutuskan untuk tidak mempedulikannya lagi. Bodo amat deh. Bukan sikap yang bagus sebenarnya, tetapi kalau saya terus begitu akhirnya yang rugi saya sendiri karena malah bisa membuat saya down dan malas.

    Jadi, saya pilih mengambil sikap, jalan terus saja. Bodo amir deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sakit tak berdarah ini mas namanya :(

      Nah itu dia, waktu fotoku dipake buat "ilustrasi" (yang dicuri dan disalahgunakan juga) akupun jadi sempet mogok nulis dan moto juga. Bener-bener vakum dari kegiatan blogging berbulan2 sampe akhirnya jg masa bodohlah. Toh dikasih watermark juga pasti dihapus juga :(

      Terus berkarya aja mas. Aku percaya sih tiap karya ada ciri khasnya. dan itu tadi... doain aja yang nyuri jadi sembelit seumur hidup :D

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini