Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

[Piknik] Off to Lombok (lagi)

Ceritanya minggu kedua bulan Desember kan aku udah cuss ke Lombok ya, nah selang seminggu kemudian aku ke Lombok lagi. Tapi beda tujuan. Tujuannya kali ini liburan. Iya abis muter-muter pusing-pusing mikir cincin sama prenup, sempetin liburan dulu lah. Mumpung aku dapet cuti agak panjang ya. Dan mumpung belom minggu akhir Desember. Jadi biar nggak padet-padet banget begitu.

Nah ceritanya kita mau berangkat itu hari rabu, eh tapi kok ya full booked. Yaudah deh kalo gitu kamis aja. Tadinya juga mau ke Bali, eh tapi kok ya ternyata full booked. Yaudah deh Lombok aja. LAGI. 2 kali ke Lombok dalam sebulan. Mimpi apa bulan lalu ya kok bisa 2 kali ke Lombok dalam satu bulan.

Kita berdua berangkat naik Lion air, jadwal yang pas ini aja soalnya. Berangkat jam 7 pagi. Seperti biasa, jam 6 udah di bandara, check in, dan dia bilang 'Sorry hun, I have to do something first. Wajib'. Kirain beli kopi, ehhhhh bookstore. Yaelah itu udah jam 6.15 masih muterin periplus. Trus mampir beli kopi, ngantri 15 menit lebih. Waduh udah jam segini aja, belom masuk gate tuh, masih muter-muter trus antri masuk gate itu udah mau final call. Nanti ditulis terpisah soal final call ini.

Buru-buru dong ya, agak lari gitu. Dia mah sante aja, katanya gini 'tenang aja sayang, belakang masih banyak'. Yayayaya masih banyak sih tapi ya pesawat juga ogah nungguin orang telat gitu 😵

Tau dong kalo Lion Air warnanya merah dan pramugarinya pake batik? Kita berdua nggak tau kenapa nggak janjian juga ehhh pake batik dan merah-merah. Begitu masuk pesawat dia langung teriak 'Woahhh batik, we are in batik, and red'. Yaelah massss ya ga usah heboh gitu juga kaliii. Tapi yaweslah ya, dia lagi menggandrungi batik ini. Biarin deh.

Kebetulan disebelahku tuh cewek. Kita ngobrol 15 menit sebelum landing. Basa basi lah ya, ehh ternyata dia satu kampus sama aku. Barusan wisuda gitu deh dia, trus aku cerita kan ke HJ kalo dia satu kampus sama aku. Dia jawabnya kalo dia udah tau, lahh bingung dong aku kok dia bisa tau dari mana. Ternyataaaaaaaa si cewe itu bawa bunga wisuda dimasukin totebag sisa wisuda kemaren yang ada tulisannya kampusku. Aku merasa bodoh seketika. Ini HJ suka banget merhatiin barang orang ya. Jadi ketauan kan aku yang nggak peka banget. Banget nggak pekanya 😂😁😃

Comments

  1. Lombok lagi, kapan Bali nya ? Bali kampung maksudnya ? :D
    Batik ketemu batik, kayak kondangn.
    Kondangan teman kampusnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Persissss!! Kita liburan tp baju resmi bener kayak kondangan. Untung gak dikira cabin crew karena sama2 batiknya haha

      Delete
  2. batik made solo kah hahah (sotoy saya)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh kalo aku jawab iya jd makin ngawur dong haha wong saya ndak tau 😆 Yang jelas udah beli batiknya bs dpt poin dan nntinya bs dapet diskon *penting* haha

      Delete
  3. Wahhh batiknya merah...

    Mesti pas kui isin, hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad