Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Jadi WNA?



Ada beberapa pertanyaan dari teman, beberapa kolega, saudara, dari hubungan saya. Ya mungkin karena ini baru bagi mereka kali ya. Macem-macem pertanyaannya sampai menanyakan soal kewarganegaraan. Kalau yang sudah paham, pertanyaannya akan ‘Tapi kamu nggak lepas kewarganegaraanmu kan Pris?’. Bagi yang nggak paham dan ingin tau, pertanyaannya menjadi ‘Aku boleh tau nggak nasib kewarganegaraan kamu setelah menikah?’. Kalau orang sok tau tapi pengen kepo, pertanyaanya begini ‘Wahh, kamu bentar lagi jadi WNA dong ya?’

Pertanyaan mana yang sering? Yang paling buncit. Itu antara sok tau tapi pengen kepo, apa Cuma sekedar basa basi, atau gimana juga kurang paham ya. Yang pasti sih buat yang beneran peduli atau ingin tau, nada pertanyaan berbeda. Bahkan salah satu kolega mau nanya aja sungkan. Sampai bilang ‘Pris ini aku pengen tau banget sih, tapi kalo kamu nggak mau kasih tau juga gapapa kok’. Mungkin dia penasaran juga kali ya.



Menikah dengan WNA tidak membuat kita seketika menjadi WNA. Kita memang akan kehilangan beberapa hak kita sebagai WNI, tapi tidak serta merta membuat kita menjadi WNA. Ya kaliiii langsung jadi WNA, bisa abis otomatis ini kayaknya warga Indonesia. Wong banyak yang nikah sama orang asing. Memang sih ada beberapa Negara yang bisa memberikan kita paspor negaranya jika kita menikah dengan seorang warga dari Negara itu, yang saya denger sih Irlandia begitu. Tapi kan nggak semuanya. Prosedur menjadi warga Negara asing itu nggak gampang. Han Yoora aja yang udah belasan taun tinggal di Indonesia dan memohon menjadi WNI aja masih belum disetujui kok. Tau Han Yoora nggak? Itu tuh yang pernah main di Kelas Internasional.


 Tapi ada yang saya heran nih, kenapa pertanyaannya selalu ‘Kamu jadi WNA?’ bukan ‘Suamimu nanti jadi WNI?’. Kenapa ya? Apa karena hak wanita dipandang selalu mengikuti lelakinya? Nggak tau juga sih.

Nah karena saya nggak akan dobel kewarganegaraan ataupun otomatis pindah kewarganegaraan, anak saya yang akan memegang dobel kewarganegaraan. Double citizenship holder nantinya dia sampai usia 17 tahun maks 21 tahun, yang kemudian dia harus memilih. Inipun dulunya, hukumnya si anak ngikut kewarganegaraan bapaknya. Hukum double citizenship ini baru aja lahir beberapa tahun yang lalu. 

Yaudah jelasnya, nggak bakal jadi WNA dengan tiba-tiba kok. Nggak akan pindah kewarganegaraan, paling cuman nambah 'rumah' aja 😍

*Denger-denger Prenup tidak lagi diwajibkan untuk pelaku kawin campur as per 28 Oktober 2016, tapi kok sampe saat ini nyari infonya nggak nemu ya ini bener apa nggak, ini udah deal apa belom. Plisssssss jangan bikin saya frustasi.
**Tetiba pengen bikin pre-wedding photo haha random banget sih

Comments

  1. Mas bule orang kompeni bukan sih? Setau gw kompeni jg gak mengakui double citizenship. Yang bisa dobel ya anaknya. Tp kan tetep, nanti ujung-ujungnya musti milih salah satu.

    Prenup? Ah elah itu ribet banget ngurusnya. Eh bukan ngurusnya sih, tapi apa yang musti dicantumin, wkwkwk. Coba tanya notaris aja. Yang bikin ginian kan notaris. Gw gak begitu mudeng. Ibu sih, sukanya yang impor. Kalo saya kan lokal, jadi gak pake prenup, wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Malahan aku baru tau kalo irlandia mengakui, tak kira smuanya ga mngakui dobel citizenship haha

      Nah kemaren pas sumpah pemuda katanya uda ditandatanganin kalo ini mixed couple ga wajib prenup. Tapi tapi kok ga ada keterangan lebih lanjutnya, jadinya kita sepakat aja bikin. Skrg lagi ribet riweh cari notaris yg paham, ga smua notaris tau soale. Dan jelasnya yg murah, masa ada yg sampe USD 2000. Gila kan?! Bisa DP mobil udah haha

      Delete
    2. GILA ! 2000 DOLLAR???

      Mahal banget????


      Oh, kirain orang Belanda. Kalo Irlandia, British, Amerika, Australia, Perancis, emang boleh dual citizenship. Timor Leste aja boleh loh. Hanya negara tertentu saja yang boleh dual. Kalo India setau gw juga boleh, tapi yang keturunan dikasih KTP khusus bukan paspor. Jadi dengan punya KTP khusus itu mereka bisa bikin rekening, beli properti, bebas visa seumur hidup, dll. Tapi mereka gak punya hak dalam memilih di setiap pemilu.

      Kenapa yah Indonesia gak niru India? Kan mayan, keturunan Indonesia kan banyak, mereka pasti nanti pada beli properti di sini, bikin rekening di sini, kan pendapatan buat negara tuh. Tapi emang setiap negara punya kebijakan masing-masih sih. Gak bisa disamaratakan.

      Delete
    3. Belanda massss belanda. Merah putih biru hahaha

      Iyo mahal bgt. Apa krn indonesia masih ribet urusan birokrasi jdinya mempersulit hal yg gak seharusnya dipersulit? Mau ngurus aja mikir2, kalo nikah di singapore aja gampang. Orang luar bs dg gampangnya apply buat nikah ga babibu

      Ktp khusus itu macem kitas ato kitap begitu? Aku ga paham sih kl disini, nanti jelasnya dia punya kitas trus di upgrade kitap

      Pengen halal aja ribet bener hahah

      Delete
    4. Btw ada kenalan notaris yg bs bkin prenup murah dan legal gak? Haha aku frustasi nemu dket tp mahal, jauh tp murah. Ribet bet

      Delete
  2. Aku hanya bisa mangut-mangut tanda tidak paham urusan ginian. Mau koment juga bingung. Intinya jalanin saja, banyak kok temanku yang kini menetap diluar negeri semisal jerman. Dan hidupnya bahagia, dan aku pernah dikasih kartu pos ciri khas asal suaminya.
    Ada juga temanku di Autralia dan hepy juga.
    Pertanyaan yang kadang tidak perlu dijawab.

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad