Skip to main content

Nyepi ke-4 di Bali

Taken at 3am-ish Tahun ini adalah tahun ke-4 gw nyepi di Bali. Ketagihan banyak Nyepi di Bali. Tahun ini juga semua serangkaian Nyepi terasa kembali normal. Normal dalam artian, kegiatan yang berhubungan dengan Nyepi sudah mulai dilaksanakan secara utuh. Karena 2-3 tahun sebelumnya masih nggak 100%, kali ini jauh lebih meriah.  Upacara dimana-mana. Jalanan ditutup, diputar, dimana-mana. Melasti yang bisa aja kalau kalian nggak tau ya "kejebak" macet. Gw nggak suka keramaian, tapi prosesi-prosesi kejutan yang gw nggak sengaja liat di jalanan tuh menyenangkan sekali. Riuhnya kerasa buat gw.  Big offerings 2-3 tahun lalu, seingat gw ATM tuh tutupnya H-1 Nyepi tapi jam-jam sore. Tahun ini jam 10 pagi ATM udah mati semua. Tahun ini juga gw tiba-tiba perlu urus visa yang mepet Nyepi, dengan janji temu hari kamis. Hari kamis ini masih ngembak geni, kegiatan belum ada yang 100%. Kalaupun ada pasti bukanya di atas jam 10 atau jam 1 siang.  Gw perlu print beberapa dokumen terakhir yang

Old But Gold

 Yangon cityhall

Yangon bisa dibilang kota yang nggak terlalu bersih. Masih kebayang gimana rusuhnya. Tapi seninya jalan itu dimana saat kita bisa menemukan sisi cantik dari sisi terjelek sekalipun. Betul ndak?

makanan ala warteg yang baunya hemmm semilir enak tapi nggak berani makan 

 warteg tipe begini biasanya tipe all you can eat 1000 kyat (10 ribu aja)

Memang nggak beda jauh dari bagian kumuh kebanyakan di kota besar. Sama. Lebih panas pula. Nah yang bikin terkejutnya, tata kotanya simetris. Dan di sepanjang tata kota yang simetris ini, bangunan-bangunan peninggalan Inggris sangat rapi berjejer. Kalau di Indonesia tipe bangunannya ala Belanda kalau di Yangon ala British, karena ya wajar juga sih mereka pernah dibawah jajahan Inggris.




Tata kota yang simetris seperti ini buatku cantik, tapi seperti labirin. Dengan payahnya kemampuan navigasi seorang wanita ini meskipun sudah pakai peta offline dan online, tetap saja tak bisa ku temukan arah kembali ke titik awal. Saking lamanya sampai kena heatstroke.

researchgate.net

Nah serunya ketika menjelajah satu persatu jalan ini, ternyata banyakkkk buanget bangunan cantik yang bangunannya masih asli. Saking aslinya sampai nggak terawat sedihnya. Tapi disitu pula ditemukan banyak tempat ibadah yang saling berdekatan satu sama lain. Itu juga spesial lho.
 



Kalau aja nggak panas, bakal krasa Eropanya (koyo tau tau o nang eropa lol). Beberapa bangunan terlihat aktif dan masih digunakan sebagai kantor resmi kenegaraan semacam kantor pos, bank, kantor imigrasi, dll. Tapi nggak sedikit juga yang digeletakkan begitu saja. Kosong. Mlompong. Serem berhantu mungkin. Kotor tentu saja, karena yang masih dipakai saja nggak terlalu terawat apalagi yang kosong.



Berandai-andailah kita, seandainya kita tajir mlintir ya, kita restorasi bangunan di kota ini trus kita buka tur heritage. Seru kan?

Yang paling gw inget dari sekian banyak itu adalah Sofaer Building. Dia seorang trader yahudi asal Irak yang ntah jualan apa, akhirnya jadi kaya disana. Kemudian fotonya dipajang di Yesuah Sinagoge pada awal 1900an. Jadi ya inget aja. Padahal gedungnya warna kuning gonjreng.

 
Ada hal menarik dari old school nya Yangon ini. Masih ada orang yang pake mesin ketik. Semacam rental komputer, tapi disana rental mesin ketik. Dua kali pula ketemu orang yang menyewakan mesin ketik. Old but gold isn't it?
 

Intinya sih, jalan-jalan sekitar downtown Yangon ini seperti Asia rasa Eropa. Seru kan?(tapi tetep panasnya panas Asia Tenggara banget, not gonna lie about this!)

Comments

  1. Kerenn banget, dari dulu pengen banget liat kota yang tersusun simetris gitu. Apalagi ada nilai historisnya. Keren banget dah

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya keren ya mereka bisa bikin tata kota simetris gt. bisa main2 ke yangon dong kamu, apalagi kl pake drone motretnya :D

      Delete
  2. City hall-nya cukup megah, bangunan lainnya seperti ke arah proses "decaying"..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sayangnya yang lain nggak terawat seperti city hall nya ya

      Delete
  3. Kok koyo kota lama Semarang yah?

    Cuman kalo kota lama Semarang masih lebih terawat. Soalnya udah banyak yang direstorasi terus jadi bank, hotel, restoran, kafe, bagus jadinya. Cuman kalo Kota Lama Semarang masih suka banjir kalo hujan. Bukan karna selokannya mampet, tapi air lautnya naik -___-'

    ReplyDelete
    Replies
    1. eman yo mas sik sering banjir, tapi ancen banjir masih jd masalah kita semua sih. krg serapan banget biasanya

      Delete
    2. Ini karna rob mbak. Kalo hujan kan air di kali ke laut semua, nah air lautnya jadi naik karena kota lama semarang cuman berapa cm doang dari air laut. Jadi begitu hujan dikit langsung rob. Harusnya dibuat tanggul macem di Belanda.

      Delete
    3. waduh kalo yang macem gini ini isa diprediksi ya kapan banjirnya. kl ga ndang ditanggul ya eman bgt ini, mslh yang sama terulang trus :(

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Nyepi ke-4 di Bali

Taken at 3am-ish Tahun ini adalah tahun ke-4 gw nyepi di Bali. Ketagihan banyak Nyepi di Bali. Tahun ini juga semua serangkaian Nyepi terasa kembali normal. Normal dalam artian, kegiatan yang berhubungan dengan Nyepi sudah mulai dilaksanakan secara utuh. Karena 2-3 tahun sebelumnya masih nggak 100%, kali ini jauh lebih meriah.  Upacara dimana-mana. Jalanan ditutup, diputar, dimana-mana. Melasti yang bisa aja kalau kalian nggak tau ya "kejebak" macet. Gw nggak suka keramaian, tapi prosesi-prosesi kejutan yang gw nggak sengaja liat di jalanan tuh menyenangkan sekali. Riuhnya kerasa buat gw.  Big offerings 2-3 tahun lalu, seingat gw ATM tuh tutupnya H-1 Nyepi tapi jam-jam sore. Tahun ini jam 10 pagi ATM udah mati semua. Tahun ini juga gw tiba-tiba perlu urus visa yang mepet Nyepi, dengan janji temu hari kamis. Hari kamis ini masih ngembak geni, kegiatan belum ada yang 100%. Kalaupun ada pasti bukanya di atas jam 10 atau jam 1 siang.  Gw perlu print beberapa dokumen terakhir yang

Life recently #2

Ternyata seminggu nggak nulis ya.. udah ngelewatin jumat ceria juga 😁 Gara-garanya apa hayo???? Year-end schedule di kantor. Ini jadwal serem banget deh tiap tahunnya. 3 affiliates ini pada borongan ngasih kerjaan seabrek kepadaku yang lemah tak berdaya. Pulang juga sering jam 7 malem, mentok jam 8 tapi sih haha. Ogah bener 12 jam lebih kerja. Gara-gara kerjaan yang tak kunjung usai dan bakalan berlanjut hingga pertengahan desember, fokusku jadi kurang dong. Mana sibuk ngurus prenup juga.  When you feel depressed and stressed, you need something cold called ice cream. This one is Zangrandi ice cream Kemarin, waktu arrange janji sama notaris, karena males kelamaan via email akhirnya coba telpon lah ya, begini jadinya : Aku : halo… Dia : iya halooo… *dengan suara bantal* Lah kok suaranya begini sih Aku : dengan bapak x? dia : Bukan mbak *masih dengan suara bantal* Aku : hah? Bukan? Ini bukan notaries? dia : ini toko bangunan mbak Zingggggg…. Buru

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men