Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Pake Jenius

 

Beberapa waktu lalu sering liat counter Jenius di Matos, yang lalu kutemui pula di MOG. Anak Malang tau lah dua mall ini. Nah udah cari info sana sini ya, kok kayaknya asik gitu. Jadi memberanikan diri untuk sign up. Apakah perlu kujelaskan fitur dan fungsinya secara mendetail? Karena sudah banyak tercecer informasinya di internet. Nggak ah, gw mau bahas pengalaman gw pake kartu ini selama sebulan ini.

Sign up lah aku di counter MOG (ya gusti kejebak lagi gw pake nambah kartu-kartuan begini). Kemudian, berkatalah mbaknya "Transfer aja mbak satu juta kesini, kita lagi ada promo kalau transaksi pertama kali satu juta akan ada free kartu member starbucks dengan saldo 50ribu. Lumayan lho mbak Starbucks". Gw nggak fanatik Sbucks (cuma kalo harus beli Chai tea selalu kesini). Dan tanpa sadar pun gw transfer sejuta ke akun jenius gw. Because, why not? Lagian juga mindah duit gw sendiri ke rekening yang lain kan? Nggak ilang duit juga.

Jadilah kudapat kartu Jenius beserta kartu Starbucks nya.

Btw, Jenius ini yang gw cari. Barusan gw coba pake beli lagu di itunes, pake fasilitas semi kartu kreditnya ini. Eh bisa. Jadi gw ga perlu pake kartu kredit gw, tinggal pake kartu e-card nya dan di top up sesuai kebutuhan. Jadi nggak takut di pake orang lain karena baru bisa dipake kalo ada saldonya. Ini semacem debit card nya luar negeri. Debit card Indonesia kan masih belum terlalu mampu dijadikan seperti kartu kredit untuk pembayaran beberapa hal. Nah kalo yang ini bisa. Terbantu banget gw bisa pake ini. Positifnya kita bisa set limit kita sesuai jumlah duit yang kita punya, jadi nggak seperti kartu kredit yang bisa "ngutang" dulu. Ini jadi solusi orang yang nggak pengen punya kartu kredit tapi perlu kartu kredit untuk pembayaran (biasanya pembayaran global).

Dibalik kartunya ini ada nomer CVV yang karena itulah bisa difungsikan seperti kartu kredit. Berlaku pula untuk e-card nya. 

Kalo soal bebas biaya bulanan dan transfer sih, sejauh ini oke ya. Siapa yang nggak suka gratisan hayo? Bebas biaya tarik tunai juga di ATM manapun. Bisa sampai nol juga. Nggak ada limitnya. Jadi ya sejauh ini kusuka banget kartu ini.

 Don't put all your eggs in one basket

Jenius ini bagian dari bank digitalnya BTPN, yang menurut gw pinter banget strategi marketingnya (kalo sampe gw kepincut berarti pinter banget marketernya). Dan sejauh ini emang kartunya representable banget. Bisa request dengan mudah 4 kartu tambahan lainnya yang bisa kan dibikin pos-pos pengeluaran terpisah. Bisa dikontrol dari aplikasi, bisa di blokir dan diaktifkan dengan beberapa kali klik. Gini gw jadi mikir buat non aktifin beberapa kartu gw.

    

Karena bank nya digital, jadi untuk ngisi duitnya ya harus transfer. Nggak terima duit cash katanya. Tapi karena semua aktifitas perbankanku pake transfer ya udah oke oke aja. Katanya pula beban ongkir dari kartu kita yang lain katanya sih ongkosnya dibalikin gitu. Tapi ku tak tau ya. Ku tak begitu mendalaminya hoho!

Nah katanya nih kalo dipake diluar negeri juga lebih enak. Aku penasaran kan jadinya. Ntar deh kalo keluar negeri pengen cobain kartu ini beneran lebih nyaman dan mudah nggak.

Tulisan ini nggak dibayar, karena kalo gw demen banget dan bener-bener rekomendasikan barang bagus pasti gw bisa tiba-tiba jadi marketer hoho!

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Pengalaman saya pake kartu debit visa jenius d LN, masih lebih menguntungkan bank BUMN dr segi pemotongan utk tiap kali penarikan di ATM luar negeri. Tp kursnya, bersaing banget. Boleh diandalkan kl make kartu debit jenius sebagai alat pembayaran. Jd, sy narik uang tetap pake ATM Bank BUMN, transaksi pake kartu debit pake dua2nya. Tergantung kurs.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahhh interesting! berapa rate untuk biaya transaksinya jenius dlm sekali pembayaran?

      Delete
  3. Ono meneh sing lewih jenius ketimbang 'Jenius':

    Uang om.....

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini