Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself. Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one. I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy
Masih tentang Yangon kemarin, ngomong-ngomong, Yangon ini kota yang ketika dikunjungi tuh rada susah nyari yang namanya souvenir. Gw bukan tipe orang yang suka beli-beli souvenir buat orang sekampung sih tapi gw selalu usahain beli buat orangtua gw dan juga om gw. Udah itu berdua doang, gw bahkan jarang banget beli buat gw sendiri kecuali kalo butuh dan unik. Cuma di Bangkok kemarin aja sih yang gila-gilaan belanjanya gw. Pertama kali khilaf 😁
Karena kegiatan belanja, beli-beli, liat-liat souvenir ini selalu nggak ada di agenda suami gw, jadilah gw slalu curi-curi waktu buat nginguk toko souvenir. Ini pertama kalinya rada susah nemuin toko souvenir ya di Yangon ini. Nggak ada tuh yang pinggir jalan toko souvenir berantakan gitu. Waktu coba cari, nemu satu yang menurut orang banyak ini pusatnya belanja barang-barang dari Myanmar.
Bogyoke Market namanya.
Pasar ini, yang kusuka tentu bangunannya dong. Bangunannya ala Inggris karena memang dibangun di masa kolonialisasi Inggris. Dulunya juga dipakai untuk pasar tapi ketika terjadi transisi kekuasaan ke Myanmar, pasar ini ganti nama jadi Bogyoke (baca : Bo cho).
lacquerware
Yang jadi andalan pasar ini adalah batuannya. Batu batu dari yang KW 1,2, Super hingga yang asli ada. Tapi bisa dilihat lah ya, kalo asli harus ada lisensi resminya. Dan itu, yaaa agak susah kalau belum cari yang sudah direkomendasikan. Selain batu-batuan ada juga lacquerware, ada juga longyi, banyak lah. Untuk harga lacquerware menurutku agak mahal sih, harganya sekitar 50 ribu sampai ratusan ribu tergantung besar kecil barangnya. Tapi lacquerware ini lucu gambarnya.
Nah gw juga dapet longyi sepasang, harganya 14ribu Kyat atau setara dengan 140ribu rupiah. Cantik longyi nya, gw bakal pake buat kondangan LOL.
Kalo mau yang lebih gampang lagi buat belanja, bisa mampir di New Bogyoke Market yang ada di seberangnya pas. Tapi disitu lebih banyak baju-baju aja sih. Gw lebih suka yang pasar lama, karena lebih krasa tuanya 😀 Lebih dapet feel heritage nya.
Kok aku ndelok bangunane koyok Kota Lama Semarang yah. Bagus bangunan tuanya tapi gak terawat
ReplyDeletepersis!!! bangunannya bagus2 di yangon itu, ya bangunan kolonial kan slalu lucu asik gt kan cm krg perawatan kayak masih blm ada yang restorasi gt. jadie yaaaa agak rusuh ga elok gt di liak
Delete