Skip to main content

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

Cant Stand The Crowds


I am not a party person. I hate loud music, loud voice, everything loud I hate that. This is the reason I hate to go to the night clubs. For what? Party? Dancing? Drinking? Then what? Going home with a super headache head? If I go to the place like that, my introvert side will pop up and make me tired in no time.

My friends in Surabaya once took me to a night club. I thought hmm okay why not, lets see what will happen there. But nah, I did not enjoy any moments of it. It was fun to be with them, but I did not enjoy the music or whatever crowds was. But that kind of loud music I can handle if it is only one source of loud music. What I cant handle is when I am in the middle of crowds with so many sources of voice (although it is not loud but crowded), that is the worse. Worse ever.

When we were in Istanbul, there was an underpass filled with so many vendors, countless people, so noisy, too crowded, so many languages spoken there, too hot, it is even make me feel tired by thinking about that again now. The underpass was not that far, probably less than 50 meters. But it took ages for me to pass it. I could not handle it. Covered my ears, walked fast, and once I made it to the end of the underpass, I sat in the corner and cried. I really cried. It was too much that I cant handle ever.

My husband of course did not understand why I cried. Maybe he thought that I was just exaggerate it. I can imagine if he cant understand it. I cant control myself even after I got out. It was really too much. I also did not understand why I cried, but lately I think about it and it is probably because I have a little bit of me being introvert. My husband can handle it, but I cant.

Once we passed it, I was too afraid to go back there and walk through the underpass again. I did not exaggerate it, it was too scary for me to go back again. But eh we walked through it again and I took a very deep breathe then walk in a not~very quick steps but did not stop. I control my pace so I can survive. After a few minutes I survived. I almost cried again but I can handle it. I just stopped, stood for awhile, taking breathe before continue the walk. Then I got ice cream to chill myself.

Today, I had my Dutch class, she suddenly act exactly like me when I am in the middle of the crowds. We had a really tough morning, this morning kinda busy with classes in the second floor so can you imagine the voices of people speaking English, Nederland, Japanese, I even mumbling myself with Korean, in one place? That was hard. It influence me and made me cant focus on my first 15 mins. We closed the door and said that we cant handle this crowds. The noise from every sources in one place is killing us. It may sounds childish, but every people has its own problem.

I found a way to control my feelings. When I go to the crowds place unintentionally, I always have my headphone with me and I choose to listen to the songs or audiobook, a bit louder. So what comes from my headphone will beat the crowds. So far it helps. 

So when you are with someone who cant handle this situation, do not get mad. They probably struggling inside to deal with it. Ask them, and take them to a less crowd place to take a breathe and control their feeling inside. It helps a lot.

Comments

  1. Percaya atau enggak, setiap orang itu kaya punya 'alamnya' sendiri. Kalo kita bukan anak parti, trus sok-sokan ikutan parti pasti rasanya aneh. Sama juga sama anak yang hobi parti trus suruh ngendon di tempat yang sepi pasti rasanya juga aneh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo kata anak matematika semestanya beda haha!
      ndak isa maksain diri juga jadinya, ga bakal masuk. masa iya bkn anak party diajak party yg dibuka kindle ditengah2 kebisingan lol

      Delete
    2. Joget mbak, malah bukak kindle

      -__-'

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...