Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Attitude

Saya yakin tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya tidak memiliki sikap yang baik. Sebut saja well behave and good appetite attitude. Saya belum menjadi orangtua, jadi saya tidak ingin sembarangan judge bahwa mereka adalah sumber dari ketidaksopanan sikap dari anaknya. Tapi.... buah jatuh tidak jauh dari pohonnya itu pasti. Tapi ingat juga, kondisi lingkungan juga mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan sikap. Misal nih ya, ada buah apel jatoh dari pohonnya, nah jatohnya pas dibawah pohon itu. Tapi pas jatoh, ehhh tiba-tiba ketiup angin jadinya buahnya jatoh jauuuuhhhh banget dari pohonnya. Banyak faktor memang, tapi pusat pembelajaran pertama seorang anak adalah rumah, jadinya ya orangtua jadi cerminan perilaku anak.

gambar pinjem sini


Ceritanya saya mau curhat. Ada satu rekan kerja yang menurut saya dia tidak well behave dan tidak punya sopan santun serta etika yang sepantasnya dilingkungan profesional. Ketika ada si A sedang berbicara dengan si B didepan si C (si C ini yang etikanya kurang baik), si A dan B tidak melibatkan si C dalam pembicaraan. Tapi posisi A dan B didekat si C. Karena si C merasa jika dia memiliki jawaban atas pembicaraan A dan B, maka menyahutlah si C tanpa dimintai pendapatnya. What the!!!!

Kejadian itu tidak terjadi sekali, tapi berkali-kali dengan orang yang berbeda. Masalahnya, dia itu sok tau. Setiap kali mengintervensi pembicaraan orang, seolah dia benar padahal itu informasi ngarang, sok tahu dan nggak bisa dipertanggungjawabkan. Pernah suatu ketika handover affiliate yang dia pegang kepada saya, dia tidak memberitahukan informasi penting ke saya. Alhasil saya dong yang dimarahin sama affiliate sana. Mereka mengira saya tidak bertanggung jawab. Akhirnya saya belajar ke pemegang affiliate sebelum dia (sebut saja mbak Winny) untuk membuat beres semuanya. Mbak Winny marah ke dia yang teledor dan dia bisa ngeles dengan gampangnya 'nggak tuh mbak, mbak nggak pernah ngajarin aku'. Lah gimana nggak ngajarin kalau itu starting point-nya kerjaan???

Nah tadi, dia bertanya sekaligus bertanya kepada saya apakah saya mempunyai guidance untuk Q. Karena saya yang terlalu 'ramah' dan selalu berusaha menjawab setiap pertanyaan yang masuk ke saya, wajar dong kalo saya nanya dia lebih detail. Nah nggak tau kenapa pas tengah-tengah menjelaskan tiba-tiba dia bilang 'Ah yaudah mbak nggak usah, nggak jadi deh, udahlah' dengan gayanya yang sok bossy padahal dia junior saya. Berani-beraninya dia dengan nggak sopannya memutus pembicaraan orang seperti itu. Saya tidak menyebut dia harus menghormati yang tua, nggak, bukan itu, tapi etikanya yang sudah salah diawal, yang ketika memanggil saya pun tidak dengan mendatangi meja saya tapi mengetuk-ngetuk meja saya (tadinya sih nggak gubris, sengaja, tapi kan terganggu juga lama-lama), lalu memutus penjelasan saya ditengah-tengah seolah saya hanya memberikan informasi abal-abal, dan bersikap seolah dia memang yang paling benar. Ohh mennnnn.... saat itu saya pengen banget keluarin koleksi kebon binatang saya!

Ah mungkin dia mrasa kalau ngobrol dengan saya tidak akan menghasilkan sesuatu yang penting. Tapi setidaknya saya bisa jamin informasi yang saya berikan itu yang benar, kalaupun saya kurang paham ya saya tanyakan supervisor dulu biar jelas dan nggak salah sasaran.

Dan yang jelas Attitude is everything.


Comments

  1. Tonjok aja tuh orang !

    Hahaha

    Kalo ada anak baru yang tengil kaya gitu di kantor, kata-kata yang keluar dari mulut saya adalah:

    'Anda sudah bosan kerja disini? Saya bisa memberikan rekomendasi khusus ke HRD tentang anda'

    'Oh enggak pak, maaf...'

    -__-'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha udah rekomendasiin aja hahahah

      Tapi dia biasanya manis didepan bos, cuman songong aja ke kita2 bahkan sama seniornya

      Delete
    2. Dih jijik banget sama orang model penjilat kaya gitu. Kalo rajin mah rajin aja, kalo males ya males aja. Gak usah pencitraan

      Delete
    3. Jaman sekarang kan musimnya pencitraan banggg hahahaha

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini