Skip to main content

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Ani Budi, nasibmu kini

Ini Budi

Ini Ibu Budi

Ini Bapak Budi

Itu Ani

Itu Ibu Ani 

... 

Kelas membaca saat pertama kali diajari membaca pasti menyebut Ani dan Budi. Siapa yang nggak kenal sama Ani dan Budi? Ahh saya rasa sih generasi 90an kenal. Generasi 90 dan sebelumnya. Ahh tapi itu dulu.

masih inget nggak sama ini???? (gambar pinjem sini)


Iya itu duluuuu... duluuu banget... minimal sampai adek saya kedua sekolah sih. Sekitar tahun 2000an itu sudah berubah. Darimana saya tau itu berubah? dari buku paket adek saya yang paling kecil. Dia lahir tahun 2007 dan ketika masuk SD dia kesulitan membaca nama-nama yang ada di buku.

'dek... baca bukunya'
'nggak bisa'
'heh? kok nggak bisa? kan sudah diajarin baca'
'lah aku bingung mbakkk gimana baca namanya dia lho'
'mana sih???'
'ini lho ... Rih-crad, An-dyew'

Dari situ saya menyadari bahwa nama Ani dan Budi telah menghilang dari buku sensasional. Nama-nama itu diubah menjadi Richard, Andrew, dan nama ala barat lainnya yang susah sekali dibaca bagi siswa SD yang belum kenal dengan Bahasa Inggris. Rupanya, si penyusun buku yang sudah mulai kekinian itu enggan memakai nama Ani dan Budi lagi. Padahal kenapa digunakan nama Ani dan Budi? Alasannya cuma satu, untuk memudahkan anak-anak belajar membaca menggunakan komposisi vokal-konsonan. Bukan menggunakan komposisi dua konsonan yang berjajar. Hal ini sejatinya hampir sama dengan nama anak kekinian yang susah nian disebutnya karena si ayah ibunya ingin memiliki anak dengan nama internasional atau nama kebarat-baratan. Bisa cek di timeline FB yang udah punya anak, namanya pada aneh-aneh dan ribet banget dibacanya begimana. Toh jatohnya juga ntar dipanggil pake nickname yang biasanya jauh dari nama aslinya.

Ah rupanya lagi sihh, penyusun buku berpikir bahwa anak-anak sekarang sudah pintar dan bahkan bisa berbahasa inggris sejak dini karena bersekolah di sekolah PAUD internasional. Atau mengira bahwa kita harus maju dengan menggunakan nama internasional??? Ahh saya tidak tahu. Yang jelas, jika saja saya menjadi bagian dari tim nya, saya akan menentangnya. Bagaimana ceritanya si anak belom bisa jalan udah disuruh lari? Yah, tidak ada lagi Ani dan Budi yang dulu selalu menemani hari-hari kita di masa kecil. Sampai hampir bisa dipastikan ada kata-kata "Ani Budi lagiiiiiiiiii" gegara keseringan menggunakan nama itu hahahhaa



Ingin memberi nama anak sewajarnya, yang jelas ada nama bapaknya dibelakangnya.

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Write Down Your Dreams, They Said.

Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here.  I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows!  I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life.  I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...

Pakai Debit Jenius di Luar Negeri

Amsterdam Central Station  Ini pertama kalinya pakai debit Jenius di luar negeri. Pemakaian ini menggunakan sumber dana EUR yang ada di aplikasi. Jadi uang yang keluar adalah uang EUR, bukan IDR.  Untuk buka rekening valas di Jenius, tinggal ditambahkan saja bagian buka akun valas lalu pilih kurs yang diinginkan. Di kasus ini gw punya rekening EUR di Jenius yang ditujukan untuk transaksi di Eropa.  Karena kemarin lagi di Belanda, akhirnya pengen coba pakai debit card Jenius karena EDC di Belanda belum tentu bisa untuk kartu kredit saja. Sebelum digunakan tentunya jangan lupa untuk menyambungkan kartu debit ke rekening mata uang asingnya biar sumber pengeluaran juga langsung dari tabungan valas itu. Tinggal klik klik aja kok. Tibalah saatnya menggunakan mata uang EUR yang sudah kubeli dari Jenius. Waktu itu gw pakainya di Schipol, di dua toko berbeda, dan keduanya nggak bisa tap langsung. Jadi harus insert kartu, tentu bukan masalah.  Karena terbiasa dengan transaksi...