Moscow Bukan jadi negara yang ada di daftar kunjungan impian, but I did it anyway. Jujur waktu pertama kali dapat info ke Rusia, agak deg-degan banget. Kayaknya gara-gara gw terlalu banyak nonton film yang ada hubungan Rusia-nya. Tapi ya dijalani aja karena ke sana buat ketemu suami. Perjalanan gw mulai dari apply e-visa yang gampang banget itu, tentunya juga dengan tiket yang sudah di tangan. Di konter check in bandara Bali, pertanyaan yang gw dapatkan sedikit agak panjang. Gw bisa lihat di muka mbaknya, "Ngapain ke Rusia lu?" Kira-kira begitu, tapi tentu saja pertanyaan formal yang gw dapetin ya semacam apakah visanya udah pernah dipakai apa belum, ngapain ke Rusia, trus visanya minta difoto (ini nggak pernah terjadi di gw), krosceknya agak lama dikit. Masuk ke custom check, kita nggak bisa pakai autogate karena di Rusia akan diminta stempel keluar negara kita. Jadi harus manual minta stempel. Seperti biasa, perjalanan interaksi gw dengan orang imigrasi di bandara selal
Ini Budi
Ini Ibu Budi
Ini Bapak Budi
Itu Ani
Itu Ibu Ani
...
Kelas membaca saat pertama kali diajari membaca pasti menyebut Ani dan Budi. Siapa yang nggak kenal sama Ani dan Budi? Ahh saya rasa sih generasi 90an kenal. Generasi 90 dan sebelumnya. Ahh tapi itu dulu.
masih inget nggak sama ini???? (gambar pinjem sini)
Iya itu duluuuu... duluuu banget... minimal sampai adek saya kedua sekolah sih. Sekitar tahun 2000an itu sudah berubah. Darimana saya tau itu berubah? dari buku paket adek saya yang paling kecil. Dia lahir tahun 2007 dan ketika masuk SD dia kesulitan membaca nama-nama yang ada di buku.
'dek... baca bukunya'
'nggak bisa'
'heh? kok nggak bisa? kan sudah diajarin baca'
'lah aku bingung mbakkk gimana baca namanya dia lho'
'mana sih???'
'ini lho ... Rih-crad, An-dyew'
Dari situ saya menyadari bahwa nama Ani dan Budi telah menghilang dari buku sensasional. Nama-nama itu diubah menjadi Richard, Andrew, dan nama ala barat lainnya yang susah sekali dibaca bagi siswa SD yang belum kenal dengan Bahasa Inggris. Rupanya, si penyusun buku yang sudah mulai kekinian itu enggan memakai nama Ani dan Budi lagi. Padahal kenapa digunakan nama Ani dan Budi? Alasannya cuma satu, untuk memudahkan anak-anak belajar membaca menggunakan komposisi vokal-konsonan. Bukan menggunakan komposisi dua konsonan yang berjajar. Hal ini sejatinya hampir sama dengan nama anak kekinian yang susah nian disebutnya karena si ayah ibunya ingin memiliki anak dengan nama internasional atau nama kebarat-baratan. Bisa cek di timeline FB yang udah punya anak, namanya pada aneh-aneh dan ribet banget dibacanya begimana. Toh jatohnya juga ntar dipanggil pake nickname yang biasanya jauh dari nama aslinya.
Ah rupanya lagi sihh, penyusun buku berpikir bahwa anak-anak sekarang sudah pintar dan bahkan bisa berbahasa inggris sejak dini karena bersekolah di sekolah PAUD internasional. Atau mengira bahwa kita harus maju dengan menggunakan nama internasional??? Ahh saya tidak tahu. Yang jelas, jika saja saya menjadi bagian dari tim nya, saya akan menentangnya. Bagaimana ceritanya si anak belom bisa jalan udah disuruh lari? Yah, tidak ada lagi Ani dan Budi yang dulu selalu menemani hari-hari kita di masa kecil. Sampai hampir bisa dipastikan ada kata-kata "Ani Budi lagiiiiiiiiii" gegara keseringan menggunakan nama itu hahahhaa
Ingin memberi nama anak sewajarnya, yang jelas ada nama bapaknya dibelakangnya.
Kaya murid saya dong, namanya Joko dan Bambang
ReplyDeleteHahaha
Nama presiden RI tuhhhhhh
Delete