Skip to main content

Nyepi ke-4 di Bali

Taken at 3am-ish Tahun ini adalah tahun ke-4 gw nyepi di Bali. Ketagihan banyak Nyepi di Bali. Tahun ini juga semua serangkaian Nyepi terasa kembali normal. Normal dalam artian, kegiatan yang berhubungan dengan Nyepi sudah mulai dilaksanakan secara utuh. Karena 2-3 tahun sebelumnya masih nggak 100%, kali ini jauh lebih meriah.  Upacara dimana-mana. Jalanan ditutup, diputar, dimana-mana. Melasti yang bisa aja kalau kalian nggak tau ya "kejebak" macet. Gw nggak suka keramaian, tapi prosesi-prosesi kejutan yang gw nggak sengaja liat di jalanan tuh menyenangkan sekali. Riuhnya kerasa buat gw.  Big offerings 2-3 tahun lalu, seingat gw ATM tuh tutupnya H-1 Nyepi tapi jam-jam sore. Tahun ini jam 10 pagi ATM udah mati semua. Tahun ini juga gw tiba-tiba perlu urus visa yang mepet Nyepi, dengan janji temu hari kamis. Hari kamis ini masih ngembak geni, kegiatan belum ada yang 100%. Kalaupun ada pasti bukanya di atas jam 10 atau jam 1 siang.  Gw perlu print beberapa dokumen terakhir yang

Book : Dilihat Dari Rumah Kaca


Setelah Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, tetralogi terakhir dari Buru ini adalah Rumah Kaca. Berbeda dengan buku sebelumnya, Rumah Kaca ini mengambil seorang lain untuk membaca situasi yang dihadapi oleh Minke. Menelisik siapa saja tokoh tokoh yang diceritakan Minke di 3 buku sebelumnya. Apakah fakta ataukah hanya karangan belaka.

Buku ini auranya berbeda dari tiga buku sebelumnya. Karena di buku sebelumnya kita bisa mendalami sosok Minke dengan segala kegalauannya, disini kita memang memandang orang lain dari Rumah Kaca kita. Dari kacamata dengan data yang ada untuk digali lebih dalam. Kata salah satu kolega, ini closure dari ketiga buku sebelumnya.

Minke memang luar biasa, di masa segitu, Minke berani bersuara dengan tulisan termasuk hal yang sangat berani. Tantangannya dibredel atau yaaa minimal diasingkan lah, paling parahnya dihilangkan. Karena ketakutan akan mempengaruhi kekuasaan kolonial.

Tidak banyak yang bisa kutulis tentang buku keempat ini. Karena semua cerita sudah tercakup di tiga buku sebelumnya. Yang jelas di buku ini pembaca diajak untuk refleksi tentang apa yang dialami Minke di tiga buku sebelumnya. Sosok Minke yang bisa dibilang kontroversial dimasanya. Seperti kata mertua gw :
Menjadi berbeda di Indonesia itu sulit, kamu harus kuat Pris. 
Terima kasih Minke, Terima kasih Pramoedya. Masterpiece ini harus dibaca semua orang. Kita beruntung pernah memiliki kalian 💗

Comments

  1. Bagus kan mbak? Semua bukunya Pramoedya bagus-bagus tau. Makanya saya ngoleksi buku-bukunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh anda mengoleksinya? Ga berminat disumbangkan kepadaku yg unyuk ini? Pahala lho 😋

      Tapi seriusan deh, Pram, bruntung kita pnya Pram. Ya walopun pd akhirnya dia dikecewakan sih

      Delete
    2. yauda pokoknya kutunggu bukunya dikirim ke malang ya mas e :D

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Nyepi ke-4 di Bali

Taken at 3am-ish Tahun ini adalah tahun ke-4 gw nyepi di Bali. Ketagihan banyak Nyepi di Bali. Tahun ini juga semua serangkaian Nyepi terasa kembali normal. Normal dalam artian, kegiatan yang berhubungan dengan Nyepi sudah mulai dilaksanakan secara utuh. Karena 2-3 tahun sebelumnya masih nggak 100%, kali ini jauh lebih meriah.  Upacara dimana-mana. Jalanan ditutup, diputar, dimana-mana. Melasti yang bisa aja kalau kalian nggak tau ya "kejebak" macet. Gw nggak suka keramaian, tapi prosesi-prosesi kejutan yang gw nggak sengaja liat di jalanan tuh menyenangkan sekali. Riuhnya kerasa buat gw.  Big offerings 2-3 tahun lalu, seingat gw ATM tuh tutupnya H-1 Nyepi tapi jam-jam sore. Tahun ini jam 10 pagi ATM udah mati semua. Tahun ini juga gw tiba-tiba perlu urus visa yang mepet Nyepi, dengan janji temu hari kamis. Hari kamis ini masih ngembak geni, kegiatan belum ada yang 100%. Kalaupun ada pasti bukanya di atas jam 10 atau jam 1 siang.  Gw perlu print beberapa dokumen terakhir yang

Life recently #2

Ternyata seminggu nggak nulis ya.. udah ngelewatin jumat ceria juga 😁 Gara-garanya apa hayo???? Year-end schedule di kantor. Ini jadwal serem banget deh tiap tahunnya. 3 affiliates ini pada borongan ngasih kerjaan seabrek kepadaku yang lemah tak berdaya. Pulang juga sering jam 7 malem, mentok jam 8 tapi sih haha. Ogah bener 12 jam lebih kerja. Gara-gara kerjaan yang tak kunjung usai dan bakalan berlanjut hingga pertengahan desember, fokusku jadi kurang dong. Mana sibuk ngurus prenup juga.  When you feel depressed and stressed, you need something cold called ice cream. This one is Zangrandi ice cream Kemarin, waktu arrange janji sama notaris, karena males kelamaan via email akhirnya coba telpon lah ya, begini jadinya : Aku : halo… Dia : iya halooo… *dengan suara bantal* Lah kok suaranya begini sih Aku : dengan bapak x? dia : Bukan mbak *masih dengan suara bantal* Aku : hah? Bukan? Ini bukan notaries? dia : ini toko bangunan mbak Zingggggg…. Buru

Drama Jogjakarta #1

Ceritanya, apes sih, kan aku udah ngeyel banget buat tes bahasa Korea di Jogja. Udah set up the date deh, eh lakok jadwalnya sama pas dia dateng. Yaudah terpaksa kan akhirnya harus ikut dia ke Jogja. Ada dramanya? Ada dong jelas.    Jadi seperti rencana, yang mau tes itu saya sama sahabat saya. Kita sepakat berangkat dari Surabaya naek kereta. Oke fix kita berangkat dari Gubeng naek kereta Sancaka Pagi yang notabene bisnis (apa eksekutif ya?? Lupa ding). Karena hanya 5 jam perjalanan, ok saya bisa terima. Dan ini kereta bisnis, agak mendingan la ya daripada yang ekonomi. At least si mas bilang ‘I like it’. Lega deh.   Sancaka pagi Nah saya itu nggak pernah tau kalo Gubeng itu ada dua. Yang lama sama baru. Nah kita naek taksi kan bilang aja gubeng naek sancaka pagi, bapaknya udah tau sendiri dong. Belom check ini, jadi harus satu jam sebelum berangkat kalo nggak gitu nggak bisa keluar tiketnya. Kereta berangkat jam 7.30 pagi dan saya jam 6 sudah disana. Check in dan be