Skip to main content

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Book : Ditamparku Oleh Anak Semua Bangsa

 

Setelah membaca Bumi Manusia, hasratku untuk meneruskan buku kedua sangatlah diluar kewajaran. Ini adalah tanda betapa bagus dan menariknya penggambaran buku itu. Cobalah kutengok gramedia, ternyata tak ada buku disana. Maksudnya buku Anak Semua Bangsa. Di toko sebelah juga tak ada. Yasudahlah akhirnya kubaca via pdf saja lah (ternyata enteng juga baca dari pdf, tapi pegel liat hape trus).

Ohhh Ann yang dibawa pulang ke Belanda ternyata sampe sana mati. Emang ya yang namanya rindu bisa membunuh (semoga gw settle buruan deh sama bojo). Si Ann hidup nestapa bener ya. Oiya yang disuruh pulang ke Belanda ini emang program untuk anak keturunan Belanda-pribumi yang diakui sebagai anak. Kakaknya nenekku juga termasuk yang ikut program "pemulangan" ke tanah leluhur. Nah keturunan Belanda ini sendiri sebenernya nggak pure Belanda, tapi ada juga yang Jerman, Prancis atau negara-negara Eropa lainnya. Mereka menjadi "Belanda" karena biasanya mereka gabung VOC yang secara otomatis memberikan mereka kewarganegaraan Belanda. Usut punya usut, bokapnya nenek gw datangnya dari Jerman (mertua gw niat iseng nyari asal mula nama keluarga nenek gw). Tapi karena join jadi tentara Belanda akhirnya jadi WN Belanda. (tapi bokap nyokapnya nenek gw nikah secara sah dan secara agama katolik ya, jadi ya emang anak-anaknya ini diakui negara).

Kembali lagi ke Anak semua bangsa, bagian kedua ini menamparku. Iya sangat menampar. Kesannya nyindir gw banget ya. Eh tapi nggak nyindir sih, emang nampar. Bukan berarti gw menganggap kalau bangsa ini inferior dibandingkan dengan Belanda, tapi kegundahanku kegalauanku tentang negeri ini seolah membukakan mata "Emang lu udah kenal bangsa lu dalemnya kek gimana?". Jangan-jangan emang selama ini gw nggak kenal banget dengan bangsa ini dan segala isinya??

Kenal lah. Bangsa ini punya banyak koruptor. Iya sih itu betul. Tapi gimana sejatinya kepribadian dan karakter bangsa ini?

Gw liat Minke ini posisinya beruntung. Sebagai anak keturunan priyayi, dia mendapatkan privilege untuk bersekolah di sekolah Belanda. Dengan status sebagai pribumi. Ya jelas aja kolonialisasi bisa berlangsung lama wong pribuminya dibodohi. Nggak boleh sekolah, akhirnya nggak tau apa-apa. Lagi-lagi kan soal pendidikan. Dengan ketidaktahuannya menjadikan pribumi mudah diperdaya. Oh iya pribumi disini gausah rebutan siapa yang asli orang pribumi ya, tapi tolong, pribumi disini menurut gw adalah orang yang lahir dan besar di negeri ini. Nggak peduli dia keturunan dari suku apa ras apa. Karena kalo kita trace back DNA kita pun nggak akan murni DNA Jawa, Sumatra, Bali, Indonesia, Cina, Arab, Eropa. Pasti tercampur. And that is okay. 

pribumi yang tinggal di Jawa tapi darahnya nggak murni Jawa 😊

Kali ini Minke diuji kemampuannya yang pinter di sekolah tapi ternyata di masyarakat masih kurang. Jadi mikir lagi kan gw, ternyata pinter dikelas tapi nggak di lapangan itu udah ada dari dulu. Beda dengan Nyai Ontosoroh yang pinter menguasai keadaan dan lapangan meskipun tak bersekolah di sekolah formal. Disitu bener-bener ditampar lagi, "makanya lu kalo udah sekolah udah punya ilmu jangan sok pinter. Sapa tau kamu ternyata nggak tau apa-apa". Hingga terciptalah proverb, Padi semakin tua semakin merunduk, semakin berilmu smakin nggak boleh sombong. 

Menurutku ini buku tentang penguasaan olah TKP dari seorang yang "pintar" di sekolah. Kasusnya sih lebih fokus kepada ketidakadilan perlakuan kolonial. Nyai Ontosoroh aja vokal banget menyuarakan ketidakadilan yang terjadi. Dia benar-benar menolak untuk tunduk kepada orang kulit putih. Bicarapun enggan menurunkan kepala, kepala pasti akan tegak melihat kedepan. Dulu memang pribumi dianggap rendah serendah-rendahnya, yang berujung pada ketidakadilan. Kalau sekarang, kasusnya sama hanya saja beda ras dan juga agama. And I really adore her. Gw anggap itu bentuk feminisme diawal tahun 1900an.

Nggak sabar baca Jejak Langkah. Kalo yang ini Gramedia banyak stok lol! Anak semua bangsa officially buku ke-8 yang terbaca tahun ini. Btw gw juga udah turunin challenge goodreads gw jadi 10 buku taun ini. Curang dikit 😂

Comments

  1. Wiiiiiiii sedang membacai tulisannya Pram yaaaaa. Saya belum baca tapi btw ._. tebel bet ya, tapi penasaran sih. Sudah ada PDFnya juga. Masalahnya itu... pegel mata saya, asli :'

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkakakak iya tuebel banget tapi nggak krasa sih kemaren aku baca buku tebel 300-400 halaman ini kok ya cuma dua hari. rekor hahaha! (saking bagusnya hehe)

      pegel kalo pake pdf matanya, kl buku cetaknya bawanya yg pegel hahah

      ayo mbak dibaca, apik kok wkwkw

      Delete
    2. Buju buset ._. 300-400 halaman cuma dua hari? Saya baca Aroma Karsa-nya Dee Lestari itu saja 1 mingguan, tapi habis itu mata pegel bet. GIMANAAAAAA MATA DIRIMU MBAA WKWKW.

      Hahaha Nanti coba sayaaa baca kok, tapi, panggil saya mas saja ya :'

      Delete
    3. Hahaha iya kan baru tau kl ternyata mas pas mampir rumahnya wkwkw

      Itu krn saking bagusnya mas 300 halaman dua hari itu. Ciri buku bagus yaa smakin dibaca smakin bkin pnsran wkwkw.

      Kl emg history nerd pasti suka buku ini, krn emg relatable bgt sma kejadian yg dicritain kake nenek.

      Resiko baca pake pdf mata jadi jereng 😂😂😂
      Beli kindle aja mas biar ga jereng2 bgt matanya kl baca wkwk! Yuk cus dibaca mas biar bs ditulis di blognya 👏🏻😆

      Delete
  2. Mbak, nanti kalo baca buku ke 4, Rumah Kaca, mbak berasa sangat pintar. Karena semuanya menyangkut sejarah bangsa ini. Bukunya paling tebel diantara semua buku Tetralogi Buru, tapi paling bagus menurutku. Sebenernya si Pram ini lagi nulis buku sejarah bangsa ini, cuman biar menarik dibaca, dibuat ceritanya macam roman. Dan yang menjadi Minke itu adalah tokoh asli yang diceritakan oleh Pram. Orangnya ada dan bener-bener hidup di negara ini. Cuman gak banyak yang tau. Ntar deh, pasti kalo udah baca bukunya jadi tau siapa orangnya.

    Selamat membaca....


    Aku due lengkap lo....


    #pamermeneh

    ReplyDelete
    Replies
    1. SERIUSAN SUMPAH?? Minke beneran ada??? Pantes kok aku mrasa..... ada yg beda 😮

      Gila jadi makin pengen cepet2 meluncur ke tokobuku nih.

      Aku yg history nerd gni jd makin gila pas mulai buka bumi manusia. Keren ya si Pram ini bikinnya, ga boring bgt. Smakin dibaca smakin pnsran.

      Daripada #pamer mending dibagi2 sni bukunya 😌 menambah pahala lho membuka cakrawala seseorang 😆😹

      Cus wes beli abis ini

      Delete
    2. Heeh, dia seseorang yang punya jasa sangat besar ke bangsa ini, cuman gak banyak yang tau. Nah sama Pram, dia dijadikan tokoh dalam roman Bumi Manusia. Aslinya Tetralogi Buru itu adalah buku sejarah, nah biar menarik dibikin cerita roman. Si Minke itu terinspirasi dari orang yang punya jasa besar ini. Tapi Tetralogi Buru itu bukan cerita hidupnya, cuman sebagian. Karena menyangkut sama histori bangsa inilah dia diangkat jadi tokohnya. Gitu.

      Eh tau gak sih, si Aktor yang jadi tokoh Minke ini pernah surat-suratan sama Kartini, Dewi Sri. Gila, keren banget.

      Gak tau kan?

      Makanya koleksi bukunya Pram, nanti jadi pintar.

      Delete
    3. Huahahaha ending e ngenyek i 😂

      Pas baca minke disuruh nyurati kartini, kukira itu hanya hayalan. Smpet bengong "ah masa sih?" Tp itu emg beneran ya?? GENDENG! SRASA kek dibawa balik lg akutu.

      Iki lho wis beli jejak langkah sama rumah kaca td langsung kubeli semua 😌 lg baca jejak langkah nih 😆 seruuu ahh

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Mengenal Nyai, Eyang Buyut Orang Indo Kebanyakan

  Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentang darah campuran Eropa, saya pernah janji nulis tentang orang Indo dan Nyai, nenek buyut dari para Indo kebanyakan. Sekarang kita liat definisi dari Indo sendiri. Jadi Indo (Indo-Europeaan atau Eropa Hindia) adalah para keturunan yang hidup di Hindia Belanda (Indonesia) atau di Eropa yang merupakan keturunan dari orang Indonesia dengan orang Eropa (Kebanyakan Belanda, Jerman, Prancis, Belgia). Itulah kenapa saya agak risih mendengar orang menyebut Indonesia dengan singkatan Indo. Karena kedua hal itu beda definisi dan arti. Sekarang apa itu Nyai? Apa definisi dari Nyai? Nyai adalah seorang perempuan pribumi (bisa jadi orang Indonesia asli), Tionghoa dan Jepang yang hidup bersama lelaki Eropa di masa Hindia Belanda. Hidup bersama atau samenleven yang artinya kumpul kebo, tidak menikah. Fungsinya nyai itu apa? Fungsinya diatas seorang baboe dan dibawah seorang istri, tapi wajib melakukan kewajiban seorang baboe dan istri. Karena mem

Soal ujian TOPIK vs EPS TOPIK

Setelah membahas perbedaan TOPIK dan EPS TOPIK , kali ini saya akan menulis materi tentang apa saja yg diujikan *agak sedikit detail ya*. Pengalaman mengikuti dan 'membimbing' untuk kedua ujian tersebut, jadi sedikit banyak mengetahui detail soal yg diujikan. Dimulai dari EPS TOPIK. Jika anda adalah warga yg ingin menjadi TKI/TKW di Korea, lulus ujian ini adalah wajib hukumnya. Kebanyakan dari mereka ingin cara singkat karena ingin segera berangkat sehingga menggunakan cara ilegal. Bahkan ada yg lulus tanpa ujian. Bisa saja, tapi di Korea dia mlongo. Untuk soal EPS TOPIK, soal-soal yg keluar adalah materi tentang perpabrikan dan perusahaan semacem palu, obeng, cangkul, cara memupuk, cara memerah susu sapi, cara mengurus asuransi, cara melaporkan majikan yg nggak bener, cara membaca slip gaji, sampai soal kecelakaan kerja. Intinya tentang bagaimana mengetahui hak dan kewajiban bekerja di Korea termasuk printilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karena yang melalui jalur ini