Skip to main content

Rough Guide to Bali

Penjor "Hey I am coming to Bali, can you recommend me things to do?" I got that question a lot. I get it, I live in Bali so people would think that I master everything about Bali. Well... 50:50. I happened to travel around Bali since 2017. So it wasn't wrong to assume me knowing Bali. But I am also a lazy traveler so I don't always do many things in one place.  That is why we will call this a rough guide to Bali.  First thing first, define your style of traveling. Because we all know that Bali is an island. Not a city. So it is quite big, you know. You can not explore all of it in two weeks. Well you might be able to do so, but probably not immersing enough of it.  So... what is your style of traveling? Bali offers you some cultures, quiet normal life, party hotspots, quiet beaches, busy beaches, temples, and so on.  Mt Batur West part of Bali (Canggu, Seminyak, Kuta) If you enjoy partying, you might want to spend your time more in the west part of Bali like Canggu, ...

Ani Budi, nasibmu kini

Ini Budi

Ini Ibu Budi

Ini Bapak Budi

Itu Ani

Itu Ibu Ani 

... 

Kelas membaca saat pertama kali diajari membaca pasti menyebut Ani dan Budi. Siapa yang nggak kenal sama Ani dan Budi? Ahh saya rasa sih generasi 90an kenal. Generasi 90 dan sebelumnya. Ahh tapi itu dulu.

masih inget nggak sama ini???? (gambar pinjem sini)


Iya itu duluuuu... duluuu banget... minimal sampai adek saya kedua sekolah sih. Sekitar tahun 2000an itu sudah berubah. Darimana saya tau itu berubah? dari buku paket adek saya yang paling kecil. Dia lahir tahun 2007 dan ketika masuk SD dia kesulitan membaca nama-nama yang ada di buku.

'dek... baca bukunya'
'nggak bisa'
'heh? kok nggak bisa? kan sudah diajarin baca'
'lah aku bingung mbakkk gimana baca namanya dia lho'
'mana sih???'
'ini lho ... Rih-crad, An-dyew'

Dari situ saya menyadari bahwa nama Ani dan Budi telah menghilang dari buku sensasional. Nama-nama itu diubah menjadi Richard, Andrew, dan nama ala barat lainnya yang susah sekali dibaca bagi siswa SD yang belum kenal dengan Bahasa Inggris. Rupanya, si penyusun buku yang sudah mulai kekinian itu enggan memakai nama Ani dan Budi lagi. Padahal kenapa digunakan nama Ani dan Budi? Alasannya cuma satu, untuk memudahkan anak-anak belajar membaca menggunakan komposisi vokal-konsonan. Bukan menggunakan komposisi dua konsonan yang berjajar. Hal ini sejatinya hampir sama dengan nama anak kekinian yang susah nian disebutnya karena si ayah ibunya ingin memiliki anak dengan nama internasional atau nama kebarat-baratan. Bisa cek di timeline FB yang udah punya anak, namanya pada aneh-aneh dan ribet banget dibacanya begimana. Toh jatohnya juga ntar dipanggil pake nickname yang biasanya jauh dari nama aslinya.

Ah rupanya lagi sihh, penyusun buku berpikir bahwa anak-anak sekarang sudah pintar dan bahkan bisa berbahasa inggris sejak dini karena bersekolah di sekolah PAUD internasional. Atau mengira bahwa kita harus maju dengan menggunakan nama internasional??? Ahh saya tidak tahu. Yang jelas, jika saja saya menjadi bagian dari tim nya, saya akan menentangnya. Bagaimana ceritanya si anak belom bisa jalan udah disuruh lari? Yah, tidak ada lagi Ani dan Budi yang dulu selalu menemani hari-hari kita di masa kecil. Sampai hampir bisa dipastikan ada kata-kata "Ani Budi lagiiiiiiiiii" gegara keseringan menggunakan nama itu hahahhaa



Ingin memberi nama anak sewajarnya, yang jelas ada nama bapaknya dibelakangnya.

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Jangan minta oleh-oleh!

    Taken from internet Pernah nggak kalau kita mau bepergian, trus orang-orang pada bilang 'Jangan lupa oleh-olehnya ya' ? Pasti pernah dong ya... Yang jelas saya nggak pernah ngerti kenapa orang sering meminta sesuatu ketika kita pergi somewhere. Dulu waktu kecil juga saya suka bilang begitu. Siapa yang pergi kemana pasti deh 'jangan lupa oleh-olehnya ya om, tante pakdhe, budhe, mas, mbak'. Tapi lama kelamaan saya mikir 'saya cuman ngomong aja tanpa niat minta oleh-oleh', kecuali kalo memang kita menitipkan hal itu karena memang hanya ada ditempat yang akan dikunjungi orang tersebut, misal buku. Pernah nitip beliin buku di Korea karena emang adanya disana. Jadi esensinya oleh-oleh itu apa? Saya juga kurang tau soalnya udah nggak pernah lagi minta dibawain oleh-oleh. HJ pulang ke Belanda sana saya cuma minta beliin buku. Itupun nggak dibeliin gara-gara bukunya nggak bagus kata dia. Oleh-oleh pun ada yang sekedar apa adanya karena emang adanya begitu...