Skip to main content

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Pembelokan opini

Saya sudah lelah. Lelah kenapa ini? Oho, bukan lelah karena abis kerja rodi ya, tapi lelah dengan media masa. Jadi begini nih, kemarin-kemarin saya sudah bisa anggap itu hal yang lebih baik tidak diperhatikan, tapi lama-lama gatel juga.

Beberapa waktu lalu ada teman yang share gambar, yang isinya kurang lebih begini : (saya bikin contoh paling gampang saja lah).
Wartawan bertanya ke anggota dewan A: bapak, suka masakan buatan istri?
Anggota dewan A: suka sih, tapi nggak favorit banget, soalnya istri jarang masak
Wartawan : kalau masakan ibu janda muda depan kantor, suka?
Anggota dewan A: ohh suka, itu langganan kita, kita sering makan disana
Judul artikelnya akan menjadi "Anggota dewan A lebih memilih janda muda daripada istrinya sendiri". NAH LHO?!?!

Relevan nggak sih judulnya? Dibaca sekilas, pasti langsung mengarah ke opini "wahh anggota dewan itu jangan-jangan selingkuh", atau bisa juga kalau yang membaca adalah orang yang suka nyinyir jadinya "yaelahh, namanya cowok juga gitu, uda punya bini malah nyari janda muda". Kena deh dua2nya dinyinyirin. Kalau orang cerdas, bisa jadi "ah, paling juga judul sama isinya nggak relevan".

Ketidakrelevansian judul dengan isi bisa menyebabkan prahara lho. Yakin deh. Kalau menyangkut hajat hidup orang banyak, itu bahaya. Tapi kalau tidak mencederai siapapun, paling juga websitenya ditinggalin dan mikir kalo "nggak kredibel". Udah gitu doang. Masalahnya, kalau malah menyebabkan huru hara, misal sampai gugatan ke ranah politik, yang harus disalain ya media yang memberitakan dong.

Ahh tapi sudah banyak sekali media yang seperti itu. Bukan smakin membikin maju pembaca, malah membuat bodoh pembaca. Serius deh, saya sekarang makin males baca berita online. Karena menurut saya, judul dibuat semenarik mungkin agar dibaca, tapi kalau ternyata mengecewakan yaaaa males kan jadinya.

Let's be smart!

Comments

Popular posts from this blog

If Money Wasn't The Problem, What Would You Do?

In this extraordinary life, I would be a teacher still.  Helping people to understand even some little things to make them feel worthy and understand themselves better. It seems that teaching has become a calling for me. Not about teaching such specific subject like mathematics or so, but more like... I like to give new perspectives for people, and having them saying "Oh.... I see..." is satisfying for me. Of course, by teaching I can learn so many new perspectives from different people too. It's like the more I teach the more I learn, and that is so true. Maybe more like a guide. I like giving guidance to people who needs it. No, I don't like giving unsolicited guiding. I like to guide people who wants to be guided. I'd teach them how to love, love themselves first. Yea sure when we are talking about things, they would say "do useful things like engineering, plumbing, this and that" but they tend to forget that we need some balance in life. Not saying t

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad