Skip to main content

Rough Guide to Bali

Penjor "Hey I am coming to Bali, can you recommend me things to do?" I got that question a lot. I get it, I live in Bali so people would think that I master everything about Bali. Well... 50:50. I happened to travel around Bali since 2017. So it wasn't wrong to assume me knowing Bali. But I am also a lazy traveler so I don't always do many things in one place.  That is why we will call this a rough guide to Bali.  First thing first, define your style of traveling. Because we all know that Bali is an island. Not a city. So it is quite big, you know. You can not explore all of it in two weeks. Well you might be able to do so, but probably not immersing enough of it.  So... what is your style of traveling? Bali offers you some cultures, quiet normal life, party hotspots, quiet beaches, busy beaches, temples, and so on.  Mt Batur West part of Bali (Canggu, Seminyak, Kuta) If you enjoy partying, you might want to spend your time more in the west part of Bali like Canggu, ...

Who the hell are you?

Saya bergabung di salah satu platform internasional gitu lah sejenis media sosial juga, sebut saja seperti platform facebook, twitter dan lain-lain. Platform yang satu ini membuat saya mengenal banyak jenis orang dari seluruh belahan dunia. Dari yang tulus sampai yang cabul. Sudah tidak terhitung berapa kali saya diincar perverts. Tapi banyak juga yang informatif dan serius ingin berteman. Bahkan sampai sekarang juga masih berteman, salah satunya teman Prancis yang sedang menempuh pendidikannya di Solo. Beberapa kali juga bertemu dengan mereka. Ada yang guru sains, ada juga yang baker, ada yang masih pelajar, dan masih banyak lainnya sih ya. Seneng lah jelas, ketemu dengan mereka didunia nyata dan mereka tentu saja benar-benar nggak pervert.

Nah suatu ketika ada yang mengirim pesan pertamanya dengan menulis “Salam”, kemudian dilanjutkan dengan berbagai pernyataan. Kebiasaan saya memang jarang menulis kembali dengan ‘salam’, kecuali jika dia menyebutkan “Assalamualaikum” lengkap, barulah saya akan menjawabnya. Mungkin karena berbeda mindset ya, mungkin lho. Dia marah dan bilang kenapa saya tidak membalas salamnya. Nah salam yang gimana ini? Saya pun menjelaskan alasan saya. Eh dia nggak terima sama alasan saya, malah bilang kalau semua wanita Indonesia seperti itu. Nah lho. Salah bunda kah mengandung????????

Saya juga nggak terima dong, ini kan personal dia dan saya, kenapa main bilang kalau semua wanita Indonesia seperti itu. Kalau memang saya salah, saya tanggung jawab kok. Dia bilang kalau kebanyakan orang Indonesia yang ditanyainya tidak menjawab salamnya dan itu sudah merupakan karakter wanita Indonesia. Mungkin pas apesnya saya aja kali ya, eh dia langsung nyolot begitu. Nah saya nggak terima lah, saya orang matematika kok diajari soal ambil sampel acak. Trus saya nanya spesifiknya berapa orang? Apakah benar dari semua orang itu tidak menjawab salamnya begitu. Dia bilangnya sekitar (seingat saya) 80% dari orang Indonesia seperti itu. Wahhhh kena deh sama solotan saya. “Maaf ya, saya belajar matematika, saya mengenal dan mengetahui secara pasti matematika lebih detail dari anda, jika anda bilang 80% maka anda tidak berhak mengatakan jika semua wanita Indonesia seperti itu. Hasil riset anda tidak valid.” Oiya dia bilang itu dari riset dia, riset ala-ala. Ala kadarnya, cuman buat kepuasan dia aja. Dia juga nyinyirin Korea. Ih makin sebel deh.

Udah tau kalau si dia itu bikin ‘onar’, lahhh kok ya malah saya ladenin gara-gara riset ala kadarnya dia itu. Duh sebel deh. Gara-gara nggak terima juga sih nantangin anak matematika buat adu argument soal pengelolan riset.

Singkat kata, udah sebel kan aku, mau jawab untuk terakhir kalinya la kok akun saya diblokir lho. Saya belum kasih pembelaan apapun dia sudah blok saya. Kurang ajar kan. Udah main judge sendiri, salah, di blokir lagi. Rasanya pengen lempar bata ke muka dia. Tapi berhubung nggak kenal dia, yaudah lah lebih baik begitu aja deh. Cuman dulu sempet sakit hati gara-gara tiba-tiba dipersalahkan dan diblok. Hina dan nista.

Anyway, don’t judge the book by its cover itu kadang bener lho.

Comments

Popular posts from this blog

Rough Guide to Bali

Penjor "Hey I am coming to Bali, can you recommend me things to do?" I got that question a lot. I get it, I live in Bali so people would think that I master everything about Bali. Well... 50:50. I happened to travel around Bali since 2017. So it wasn't wrong to assume me knowing Bali. But I am also a lazy traveler so I don't always do many things in one place.  That is why we will call this a rough guide to Bali.  First thing first, define your style of traveling. Because we all know that Bali is an island. Not a city. So it is quite big, you know. You can not explore all of it in two weeks. Well you might be able to do so, but probably not immersing enough of it.  So... what is your style of traveling? Bali offers you some cultures, quiet normal life, party hotspots, quiet beaches, busy beaches, temples, and so on.  Mt Batur West part of Bali (Canggu, Seminyak, Kuta) If you enjoy partying, you might want to spend your time more in the west part of Bali like Canggu, ...

Setelah Beberapa Minggu Tinggal di Moskow

red square Nggak ada yang bikin gw 100% kaget dengan perbedaan, cuma rada syiksyaksyok aja dikit.  Beberapa bulan lalu gw ke sini buat jalan-jalan. Ada kenalan suami bilang, "Gila ya, orang Moskow tuh wangi-wangi banget. Penasaran banget pake parfum apa." Waktu itu beneran nggak ngeh karena lebih banyak bau rokok daripada parfum sih menurut gw. Orang Moskow kalo ngerokok 11-12 kayak orang Indonesia di warkop.  Tapi otak udah terpapar ide tersebut, jadi waktu gw balik lagi ke sini, eh beneran dong mereka di jalan tuh wangi banget. Wanginya nggak nusuk, malah blend-in banget sama sekitar jadi nggak yang tiba-tiba puyeng makbrengg gitu baunya. Enak banget. Iya bener juga, gw jadi penasaran mereka pake parfum apa. Gw pengen beli.  Orang bilang kalau orang Rusia tuh jarang senyum, kaku, yang mana gw rasain pas awal dateng ke sini. Tapi setelah tinggal di sini, nggak juga kok. Mereka senyum kalau kita ngobrol sama mereka. Emang sih beberapa tetep ada yang pahit tapi nggak semua...

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena suami gw dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya dia dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya dia. Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. Dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Gw belum pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ada pengalaman bikin visa kecuali  Visa Sosial...