Skip to main content

Sustainable Way to "Dump" our Waste

Sticker from eco-bali recycling October is funny month. We have this crisis of burning landfield in Bali, and they haven't pick up my trash for 2 months. Probably over two months now. We're like "Okay it's time to swap to the sustainable options" Yea we've been thinking about composting, but I do not know where to start. Because, you know, when you did it wrong it can be stinky and worm-y and not working out well. Turns out, they have composting company that provide the bin, the pickup, and even got the compost back monthly or per 6 months. I did not know that but of course my husband found it and planned to sign up for it.  The week where we had that plan on mind, suddenly in the morning there was a guy from this company came to our house delivering the composting bin. "No we did not order this, yet" Apparently the neighbor ordered their service but they got the address wrong. The next day, the same guy came again, brought his empty composting bin f

Ibu Kita

Tanggal 21 April selalu menjadi hari yang berkesan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada tanggal itu tahun 1879 lahirlah seorang bayi perempuan yang diberi nama Raden Ajeng Kartini. Kala itu masih jaman penjajahan Belanda (iyalah non, Belanda disini ratusan taun), beliau termasuk orang yang lahir pada kalangan bangsawan. Beliau termasuk beruntung karena mengijinkan putrinya untuk sekolah, yang waktu itu hanya kaum lelaki saja yang boleh sekolah. Ya meskipun sekolahnya nggak sampai kelar juga sih, tapi paling nggak beliau sekolah sampai umur 12 tahun itu sudah bagus banget buat perempuan jaman segitu.

Dipingit lah beliau setelah umur 12, agak nggak tau juga sih kenapa ada mitos dan adat yang aneh-aneh begitu. Ohhh saya akan menulisnya terpisah tentang adat. Kembali ke Kartini, beliau yang tidak mau menyerah dengan keadaan, selalu menginginkan untuk maju dan berkembang. Akhirnya beliau mulai menulis surat kepada sahabat pena-nya yang ada di Belanda. Karena saban hari beliau bacaannya Bahasa Belanda, jadilah beliau makin mahir berbahasa Belanda itu. Mulai surat menyurat dan ternyata surat beliau banyak katanya. Kemudian beliau dinikahkan dengan bupati Rembang. Setelah menikah, beliau hamil dan lairan, tapi nasib berkata lain. Beliau harus berpulang tak lama setelah melahirkan anak pertamanya. Umurnya berakhir pada angka 25 tahun (seusia saya sekarang). Selesai sudah perjuangan beliau memperjuangkan hak-hak wanita agar menjadi sejajar dengan lelaki. Tapi ternyata masih ada Kartini Kartini lain penerus beliau.

Jadi ini ceritanya, Kartini itu sosok yang memperjuangkan kaum wanita dijamannya. Beliau tidak mau kaumnya dibodohi lelaki, hanya menunggu dirumah, belajar masak, menunggu dikawinkan, berperan di ranjang, hamil dan melahirkan, mengurus suami dan anak, udah begitu aja. Beliau tidak mau kaumnya hanya menjadi kaum yang tertindas dan tidak mengenal pendidikan. Termasuk sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia, surat-surat beliau yang pernah ditulis akhirnya dikumpulkan dan diterbitkan dalam satu buku. Habit gelap terbitlah terang. Pikiran beliau yang sudah bisa dikatakan maju pada masa itu, sangat berpengaruh kepada kemajuan wanita saat ini. Serius.

Bisa dilihat sekarang, di era globalisasi saat ini, wanita sudah sangat berkembang. Wanita memiliki hak atas dirinya sepenuhnya, bisa menentukan arah hidupnya, wanita juga tidak hanya berkutat di dapur dan ranjang saja saat ini. Bayangkan saja jika di era globalisali begini wanita Indonesia masih saja nangkring di dapur dan ranjang tanpa memberikan kontribusi apapun dalam perkembangan dunia. Alamak… mau jadi apa diri saya ini? Mungkin, bisa jadi, saya sudah punya anak 3 kali ya, yang tidak memiliki impian yang tinggi bahkan pendidikan sekalipun. Mentok juga SD aja kali.

Sekarang bisa dilihat jumlah wanita yang ada di jajaran posisi yang biasanya hanya ditempati laki-laki. Manajer saya seorang wanita. Mentri luar negeri kita juga wanita. Kita bahkan pernah punya presiden wanita. Sopir bus transJ juga ada yang wanita lho. Bayangkan jika wanita hanya ada di dapur dan ranjang???? Ke laut aja.

Saya menjadi salah satu orang yang beruntung karena hal yang dilakukan ibu kita Kartini. Beliau memegang peranan yang penting bagi perkembangan wanita Indonesia. Emansipasi. Saya hanya membayangkan sesuatu jika saya hidup pada masa itu. Mungkin saya akan menjadi seperti Kartini, yang akan menjadi fenomenal kali ya, mengingat betapa keras kepalanya saya.
Intinya begitu. Apa yang diinginkan Ibu Kita Kartini sudah sedikit banyak tercapai kawan. Namun sayang, hidupnya hanya sepanjang seperempat abad. Bayangkan jika hidupnya bisa lebih lama, mungkin beliau akan menangis terharu mengetahui bahwa impiannya tercapai.

Ibu… wanita-wanita Indonesia sudah banyak yang keras kepala ingin kemajuan ibu. Sama seperti yang ibu inginkan. Keinginan kita sama, menjadi maju dan tidak dipandang rendah kaum lelaki. Bukan berarti kami tidak perlu lelaki, tapi kami hanya ingin dihargai. Kami masih perlu lelaki, begitupun lelaki yang masih perlu wanita. Impian anda tercapai ibu.

Terima kasih atas impian anda dimasa lalu, karena impian tersebut menjadikan saya seorang wanita berpendidikan tinggi. Dan terima kasih Tuhan, saya tidak lahir di jaman penjajahan 

Thanks to our mother, Kartini.

Oiya, ada sekitar 5 jalan di Belanda yang dikasih nama Kartini. Negara sono aja bisa menghargai Ibu Kartini ya. Kalau jalanan disini yang pakai nama Kartini sudah tak terhitung banyaknya. Dan tradisi Indonesia setiap tanggal 21 April, apalagi bagi siswa, mereka pakai kebaya atau baju daerah. Lucu aja meliat pawai baju kebaya dan tradisional dress daerah lainnya. Serambi mengenalkan baju khas daerah selain Jawa (mengingat banyaknya baju adat di Indonesia).

And happy birthday to Prisca as well. She was born on April 21.
 
Taken from internet

She was not in a good mood

Her friends

Comments

Popular posts from this blog

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar.  Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa men

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala