Skip to main content

Rough Guide to Bali

Penjor "Hey I am coming to Bali, can you recommend me things to do?" I got that question a lot. I get it, I live in Bali so people would think that I master everything about Bali. Well... 50:50. I happened to travel around Bali since 2017. So it wasn't wrong to assume me knowing Bali. But I am also a lazy traveler so I don't always do many things in one place.  That is why we will call this a rough guide to Bali.  First thing first, define your style of traveling. Because we all know that Bali is an island. Not a city. So it is quite big, you know. You can not explore all of it in two weeks. Well you might be able to do so, but probably not immersing enough of it.  So... what is your style of traveling? Bali offers you some cultures, quiet normal life, party hotspots, quiet beaches, busy beaches, temples, and so on.  Mt Batur West part of Bali (Canggu, Seminyak, Kuta) If you enjoy partying, you might want to spend your time more in the west part of Bali like Canggu, ...

Ibu Kita

Tanggal 21 April selalu menjadi hari yang berkesan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada tanggal itu tahun 1879 lahirlah seorang bayi perempuan yang diberi nama Raden Ajeng Kartini. Kala itu masih jaman penjajahan Belanda (iyalah non, Belanda disini ratusan taun), beliau termasuk orang yang lahir pada kalangan bangsawan. Beliau termasuk beruntung karena mengijinkan putrinya untuk sekolah, yang waktu itu hanya kaum lelaki saja yang boleh sekolah. Ya meskipun sekolahnya nggak sampai kelar juga sih, tapi paling nggak beliau sekolah sampai umur 12 tahun itu sudah bagus banget buat perempuan jaman segitu.

Dipingit lah beliau setelah umur 12, agak nggak tau juga sih kenapa ada mitos dan adat yang aneh-aneh begitu. Ohhh saya akan menulisnya terpisah tentang adat. Kembali ke Kartini, beliau yang tidak mau menyerah dengan keadaan, selalu menginginkan untuk maju dan berkembang. Akhirnya beliau mulai menulis surat kepada sahabat pena-nya yang ada di Belanda. Karena saban hari beliau bacaannya Bahasa Belanda, jadilah beliau makin mahir berbahasa Belanda itu. Mulai surat menyurat dan ternyata surat beliau banyak katanya. Kemudian beliau dinikahkan dengan bupati Rembang. Setelah menikah, beliau hamil dan lairan, tapi nasib berkata lain. Beliau harus berpulang tak lama setelah melahirkan anak pertamanya. Umurnya berakhir pada angka 25 tahun (seusia saya sekarang). Selesai sudah perjuangan beliau memperjuangkan hak-hak wanita agar menjadi sejajar dengan lelaki. Tapi ternyata masih ada Kartini Kartini lain penerus beliau.

Jadi ini ceritanya, Kartini itu sosok yang memperjuangkan kaum wanita dijamannya. Beliau tidak mau kaumnya dibodohi lelaki, hanya menunggu dirumah, belajar masak, menunggu dikawinkan, berperan di ranjang, hamil dan melahirkan, mengurus suami dan anak, udah begitu aja. Beliau tidak mau kaumnya hanya menjadi kaum yang tertindas dan tidak mengenal pendidikan. Termasuk sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia, surat-surat beliau yang pernah ditulis akhirnya dikumpulkan dan diterbitkan dalam satu buku. Habit gelap terbitlah terang. Pikiran beliau yang sudah bisa dikatakan maju pada masa itu, sangat berpengaruh kepada kemajuan wanita saat ini. Serius.

Bisa dilihat sekarang, di era globalisasi saat ini, wanita sudah sangat berkembang. Wanita memiliki hak atas dirinya sepenuhnya, bisa menentukan arah hidupnya, wanita juga tidak hanya berkutat di dapur dan ranjang saja saat ini. Bayangkan saja jika di era globalisali begini wanita Indonesia masih saja nangkring di dapur dan ranjang tanpa memberikan kontribusi apapun dalam perkembangan dunia. Alamak… mau jadi apa diri saya ini? Mungkin, bisa jadi, saya sudah punya anak 3 kali ya, yang tidak memiliki impian yang tinggi bahkan pendidikan sekalipun. Mentok juga SD aja kali.

Sekarang bisa dilihat jumlah wanita yang ada di jajaran posisi yang biasanya hanya ditempati laki-laki. Manajer saya seorang wanita. Mentri luar negeri kita juga wanita. Kita bahkan pernah punya presiden wanita. Sopir bus transJ juga ada yang wanita lho. Bayangkan jika wanita hanya ada di dapur dan ranjang???? Ke laut aja.

Saya menjadi salah satu orang yang beruntung karena hal yang dilakukan ibu kita Kartini. Beliau memegang peranan yang penting bagi perkembangan wanita Indonesia. Emansipasi. Saya hanya membayangkan sesuatu jika saya hidup pada masa itu. Mungkin saya akan menjadi seperti Kartini, yang akan menjadi fenomenal kali ya, mengingat betapa keras kepalanya saya.
Intinya begitu. Apa yang diinginkan Ibu Kita Kartini sudah sedikit banyak tercapai kawan. Namun sayang, hidupnya hanya sepanjang seperempat abad. Bayangkan jika hidupnya bisa lebih lama, mungkin beliau akan menangis terharu mengetahui bahwa impiannya tercapai.

Ibu… wanita-wanita Indonesia sudah banyak yang keras kepala ingin kemajuan ibu. Sama seperti yang ibu inginkan. Keinginan kita sama, menjadi maju dan tidak dipandang rendah kaum lelaki. Bukan berarti kami tidak perlu lelaki, tapi kami hanya ingin dihargai. Kami masih perlu lelaki, begitupun lelaki yang masih perlu wanita. Impian anda tercapai ibu.

Terima kasih atas impian anda dimasa lalu, karena impian tersebut menjadikan saya seorang wanita berpendidikan tinggi. Dan terima kasih Tuhan, saya tidak lahir di jaman penjajahan 

Thanks to our mother, Kartini.

Oiya, ada sekitar 5 jalan di Belanda yang dikasih nama Kartini. Negara sono aja bisa menghargai Ibu Kartini ya. Kalau jalanan disini yang pakai nama Kartini sudah tak terhitung banyaknya. Dan tradisi Indonesia setiap tanggal 21 April, apalagi bagi siswa, mereka pakai kebaya atau baju daerah. Lucu aja meliat pawai baju kebaya dan tradisional dress daerah lainnya. Serambi mengenalkan baju khas daerah selain Jawa (mengingat banyaknya baju adat di Indonesia).

And happy birthday to Prisca as well. She was born on April 21.
 
Taken from internet

She was not in a good mood

Her friends

Comments

Popular posts from this blog

Rough Guide to Bali

Penjor "Hey I am coming to Bali, can you recommend me things to do?" I got that question a lot. I get it, I live in Bali so people would think that I master everything about Bali. Well... 50:50. I happened to travel around Bali since 2017. So it wasn't wrong to assume me knowing Bali. But I am also a lazy traveler so I don't always do many things in one place.  That is why we will call this a rough guide to Bali.  First thing first, define your style of traveling. Because we all know that Bali is an island. Not a city. So it is quite big, you know. You can not explore all of it in two weeks. Well you might be able to do so, but probably not immersing enough of it.  So... what is your style of traveling? Bali offers you some cultures, quiet normal life, party hotspots, quiet beaches, busy beaches, temples, and so on.  Mt Batur West part of Bali (Canggu, Seminyak, Kuta) If you enjoy partying, you might want to spend your time more in the west part of Bali like Canggu, ...

Setelah Beberapa Minggu Tinggal di Moskow

red square Nggak ada yang bikin gw 100% kaget dengan perbedaan, cuma rada syiksyaksyok aja dikit.  Beberapa bulan lalu gw ke sini buat jalan-jalan. Ada kenalan suami bilang, "Gila ya, orang Moskow tuh wangi-wangi banget. Penasaran banget pake parfum apa." Waktu itu beneran nggak ngeh karena lebih banyak bau rokok daripada parfum sih menurut gw. Orang Moskow kalo ngerokok 11-12 kayak orang Indonesia di warkop.  Tapi otak udah terpapar ide tersebut, jadi waktu gw balik lagi ke sini, eh beneran dong mereka di jalan tuh wangi banget. Wanginya nggak nusuk, malah blend-in banget sama sekitar jadi nggak yang tiba-tiba puyeng makbrengg gitu baunya. Enak banget. Iya bener juga, gw jadi penasaran mereka pake parfum apa. Gw pengen beli.  Orang bilang kalau orang Rusia tuh jarang senyum, kaku, yang mana gw rasain pas awal dateng ke sini. Tapi setelah tinggal di sini, nggak juga kok. Mereka senyum kalau kita ngobrol sama mereka. Emang sih beberapa tetep ada yang pahit tapi nggak semua...

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena suami gw dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya dia dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya dia. Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. Dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Gw belum pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ada pengalaman bikin visa kecuali  Visa Sosial...