Skip to main content

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

Berakhir Pekan di Ubud

Seminyak

Let's go back to January 2020. 

Salah satu temen deket gw lagi dilempar ke Bali buat kerja beberapa bulan. Ya di kantor yang sama kayak gw. Trus gw bilang "Ah masa lu di Denpasar Seminyak Sanur doang mainnya. Ayok lah ke Ubud biar pernah keluar dikit."

Akhirnya kami berdua berangkat ke Ubud dengan naik shuttle bus Perama. Ini andalan banget, harga dari Sanur ke Denpasar 50 ribu tapi kalau ada membernya jadi 35 ribu aja. Ya kalo sekarang sih ada opsi lain, teman bus udah bisa sampai Ubud sekarang. Kami berdua berangkat sore, abis ngantor langsung cus ke Ubud nginep 2 malem. 

Kami nginepnya di homestay yang ala Bali. Tipe homestay Bali pasti pintu depannya kecil bahkan nggak keliatan, ketika masuk barulah keliatan segede apa. Gw ambil yang di Jalan Gautama biar dia tau juga rasanya ada di tengah-tengah. Pun jalan kemanapun juga lebih deket. Karena kami berdua akan jalan kaki, bukan sewa motor ataupun sepeda. Pengalaman bersepeda di Jogja bareng dia malah sepedanya dituntun nggak dinaikin.

Water Palace ini kalau lagi musim hujan begini pasti subur


Kami nggak terlalu ngoyo harus ke semua tempat. Kami sempat ke Puri Saren Agung (bukan yang Puri Peliatan). Lalu kami juga sempat ke Water Palace yang ada di belakang Starbucks Ubud. Tentu saja kurang lengkap tanpa jalan-jalan keliling pusat Ubud dan pasar Ubudnya. Apakah kami membeli sesuatu di sana? Tentu tidak 😂 OH temen gw sih yang beli-beli buat oleh-oleh. Kita bahkan sempet ngulang pasarnya karena yaa... suka aja liat-liat.

Tentu ke Ubud tak lengkap tanpa melihat pertunjukan tari. Dia pengen banget liat tarian Bali dan di Ubud itu jadwal tarian tiap harinya beda-beda. Seperti digilir begitu. Misal hari ini tarian A di tempat A, nah besok udah harus tarian B di tempat A. Tempat terdekat waktu itu pas banget ada tarian kecak. Gw pernah sekali nonton kecak dan agak kurang suka karena panas pake acara bakar-bakar. Bukan berarti ga bagus ya, tetep bagus bangettt. Cuma karena gw duduk paling depan jadinya ya gitu deh. Panas 🔥 Tapi di pertunjukan itu juga gw duduk di tempat paling depan lagi sih 😅

Makanan depan homestay sebelum balik ke Denpasar, di Jalan Gautama.

Kami nggak sempat ke Tjampuhan karena waktu yang singkat. Sempet kepikiran lho "Bolos aja kali besok ya," tapi nggak jadi. Kami akhirnya balik ke Denpasar malamnya. Sebelum balik gw sempet pijet kaki dulu. Agak gempor dua hari jalan kaki terus.

So she's one of my best friends. I've lived with her for 6 years, so yes of course we're that close. Hobi kami adalah ngobrolin semua hal dari yang penting sampe nggak penting. Hingga pada tengah malam kami berdua lapar dan "Let's go get some snack!" Sebelum pandemi, tentu saja masih banyak Circle K yang buka 24 jam. Jaman kuliah kita sering banget tidur jam 3 jam 4 meski kuliah jam 7 pagi hanya karena bahasan obrolan kami semenarik itu. I can say that it was all positive. Ya maksudnya, nggak yang ngomongin orang, negatif, lalu iri maupun dengki akhirnya capek sendiri. 

Jalanan Ubud

Kami udah berteman sejak 2005. Pernah nggak ngobrol bertahun-tahun juga 😂 Tapi ya gitu, begitu diobrolin masalahnya juga kita udah bisa balik lagi kayak dulu. Ini orang yang paling sering jalan bareng gw, dibandingkan dengan temen deket gw lainnya. Salah satunya ke Bromo waktu semi-semi erupsi tipis. Karena sering jalan bareng jadinya tau gayanya gimana. Gaya kami berdua? Chill banget. Kami hobi meresapi energi di tempat yang kami kunjungi. 

Gw rasa emang Ubud cocok buat liburan singkat selama akhir pekan. Masih jadi tempat favorit gw sampai saat ini meskipun makin banyak WNA yg hmm begitu lah ya di sana. Yahh liat aja apakah akan berubah atau tidak dalam waktu dekat ini 😅

Comments

  1. Kalau emang dasarnya udah di Bali, kemana-mana juga nggak masalah ya ... tinggal naik bis aja udah sampe, enak banget itu pasti liburannya :D

    Btw, lagi musim covid gini di Bali masih rame orang liburan nggak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betulll banget! Everyday is sunday memang betul adanya kalau tinggal di Bali.

      Musim pandemi begini akhir-akhir ini agak rame sih daripada semester awal pandemi. Cuma yaa daerah barat sepi bgt dibandingkan dg hari normal. Tapi masih blm macet, pertanda keramaiannya ga sampai 50% hari normal. Sampe lupa rasanya macet2an di Bali wkwkw

      Delete
  2. aku waktu ke ubud naiknya kura kura bus.. beli kartu dulu...

    enaknya bisa nonton tari tarian oas malemnya itu.. aku nalah bingung terjebak jalan aja di sepanjang oasar seni ubudnya doang

    kalau tari traian malah aku lihatnya di gwk

    kocak pas bagian di jogja sewa sepeda jatohnya cuma dituntun doang hahahha

    ReplyDelete
    Replies
    1. GWK ini jauh bangettttt dari Denpasar ini. Bagian selatan bgt dahh. Tapi yaa emang banyak sih yg kesitu ya, kayaknya lbh familiar aja ya.

      Kura-kura bus ini yg gimana mbak? Kok aku nggak tau :D

      YAAA mbak coba aja kalo liat sendiri kejadian kita udah gowes muter kota, ternyata dia malah berhenti di tengah dan sepedanya dituntun. Ya kan kita dah nunggu setengah jam lebih taunya dia leha2 😂

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...