Skip to main content

Rough Guide to Bali

Penjor "Hey I am coming to Bali, can you recommend me things to do?" I got that question a lot. I get it, I live in Bali so people would think that I master everything about Bali. Well... 50:50. I happened to travel around Bali since 2017. So it wasn't wrong to assume me knowing Bali. But I am also a lazy traveler so I don't always do many things in one place.  That is why we will call this a rough guide to Bali.  First thing first, define your style of traveling. Because we all know that Bali is an island. Not a city. So it is quite big, you know. You can not explore all of it in two weeks. Well you might be able to do so, but probably not immersing enough of it.  So... what is your style of traveling? Bali offers you some cultures, quiet normal life, party hotspots, quiet beaches, busy beaches, temples, and so on.  Mt Batur West part of Bali (Canggu, Seminyak, Kuta) If you enjoy partying, you might want to spend your time more in the west part of Bali like Canggu, ...

Catatan Kuliah (4) : Alfabet Korea di kelas matematika

 
Graha Cakrawala, gedung andalan kampus. Mau konser, kawin disitu juga bisa

Mahasiswa matematika di kelas gw yang niat bisa diitung jari. Hmmm yaaa ada dua lah yg top banget, tapi juga pelit banget sama ilmunya. Ada lebih dari 5 yang pinter dan rajin berbagi contekan. Sisanya nggandol wae.

Gw orang yang suka banget belajar bahasa asing. Apalagi bahasa yang alfabetnya beda. Nggak sih, nggak Jepang sama Mandarin. Susah banget. Jadi milih Korea aja. Trus gw suka aja gitu nulis di buku catetan tulisan Korea padahal juga sering dalam Bahasa Indonesia yang diganti alfabetnya aja.

Kemudian ...

"Ah elu kenapa sih? Kan gw jadi nggak bisa baca!"
"Ya kalo pengen baca, belajar lah"

Tapi gw gak punya otak Cina kek mas Riza, jadi gw kasih aja lah gratis!

Hingga akhirnya satu kelas pun bisa baca tulis dalam alfabet Korea. Keren kan gw? Gw emang pantes jadi influencer sih. Udah berapa juga orang yang pake Jenius gara-gara gw. Berapa orang yang nabung emas di Pegadaian gara-gara gw. Padahal hellooo gw nggak diuntungkan disisi ini 😓 terlalu baek gw jadi orang sih.

 
gedung matematika di sebelah kiri, nggak keliatan sih. Yang keliatan itu gedung Fisika juga Kimia yang keliatan gentengnya aja (gedungnya Ikrom)

Balik lagi, karena satu kelas udah bisa alfabet Korea, jadilah kita interaksi dalam kelas pake kertas folio yang bertuliskan obrolan ga jelas gara-gara dosen terlalu membosankan. Padahal dosennya killer banget lho. Kalo ketauan bisa-bisa dapet E lho. Serius ini nggak boong, ada kakak tingkat yang motret pak dosen itu, trus ketahuan, dia dapet E. Ngikut kuliah beliau selama 3 tahun (karena hanya beliau yg ngajar, matakuliahnya muncul satu semester aja jadi kakak tingkat itu ikut selama 3 kali) dan nggak lulus. Nilainya tetep E. Hingga pada titik "kamu minta maaf aja deh, biar dimaafin. Beliau orang yang sensitif". Minta maaf lah kakak tingkat tersebut dan lulus dengan nilai bagus. Padahal dia ga bego wong dia programmer. Jadi dia lulus 7 tahun hanya karena sakit hatinya beliau, sedih kan 😓

 
GKB, tempat kuliah matakuliah bukan matematika

Jaman dulu belom ada WA grup ya, hape pintar aja masih satu orang yang punya di kelas itu. Jadi ya komunikasi satu grup ya via kertas folio. Kemudian, ketahuan dong ya. Ketahuan dosen terkiller masa itu. Beliau berkata "Kalian ini emangnya sudah paham kok malah nulis lagu Cina di folio??"

LAGU! LAGU! LAGU! LAGU CINA PULA!

Untungnya beliau ndak tau bedanya ya Korea, Jepang, Mandarin 😂

Serempak menjawab "Hehe iya pak maaf"

Jadi ketika bosan dengan rentetan pembuktian, kita selingkuh sebentar. Selingkuhnya kompak satu kelas. Tapi yaaaa balik lagi fokus ke kelas matematika setelah refresh otak. Terlontarlah pertanyaan "Eh Dit, kamu bisa nggak ngerjain soal matematika dalam Bahasa Korea?" itu pertanyaan BODOH! Karena dalam bahasa gw sendiri aja sering ga mampu nyelesainnya bebbbbb

Moral value-nya adalah jangan pernah gombalin orang matematika karena rumus-rumus matematika aja kita kasih bukti kok berani-beraninya kamu cuma modal gombal? Kita akan minta pembuktian daripada gombalan manis #LhoGakNyambung

Comments

  1. Koncoku ndek emben ono loh, sing iso nulis huruf korea. Terus nek gawe contekan karo huruf korea, wkwkwkwk.

    PINTAR !

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Fire in the Building

Who would have thought that I  experienced fire in the building.  This is my first time living in an appartement. Of course I never chose appartement when living in Indonesia because it’s a real high risk when the earthquake happen. But here we are placed in an appartement. What got me relieved the first time that we are in the lowest floor so if something happen we will be quickly evacuated.  That’s what I thought.  Until it really happened.  We slept around midnight and abruptly woken up by the noise outside. I thought it was the drunk people just got back from night club or the restaurant next door was doing some deep cleaning. So loud that I had to wake up. My husband peeked outside and immediately said “fire brigade outside, you wait here!” I was just “am I dreaming or what?” I put on clothes, checked outside and saw a few of fire trucks. I checked the other side of the appartement and saw a few of police cars and ambulances.  “Oh no, something serious...

Jangan minta oleh-oleh!

    Taken from internet Pernah nggak kalau kita mau bepergian, trus orang-orang pada bilang 'Jangan lupa oleh-olehnya ya' ? Pasti pernah dong ya... Yang jelas saya nggak pernah ngerti kenapa orang sering meminta sesuatu ketika kita pergi somewhere. Dulu waktu kecil juga saya suka bilang begitu. Siapa yang pergi kemana pasti deh 'jangan lupa oleh-olehnya ya om, tante pakdhe, budhe, mas, mbak'. Tapi lama kelamaan saya mikir 'saya cuman ngomong aja tanpa niat minta oleh-oleh', kecuali kalo memang kita menitipkan hal itu karena memang hanya ada ditempat yang akan dikunjungi orang tersebut, misal buku. Pernah nitip beliin buku di Korea karena emang adanya disana. Jadi esensinya oleh-oleh itu apa? Saya juga kurang tau soalnya udah nggak pernah lagi minta dibawain oleh-oleh. HJ pulang ke Belanda sana saya cuma minta beliin buku. Itupun nggak dibeliin gara-gara bukunya nggak bagus kata dia. Oleh-oleh pun ada yang sekedar apa adanya karena emang adanya begitu...